Penduduk menurut Jenis Pekerjaan Penggunaan Tanah Penawaran

b. Penduduk menurut Jenis Pekerjaan

Untuk mengetahui jumlah penduduk Kota Pematangsiantar menurut jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 9 . Tabel 9. Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Jumlah jiwa Persentase 1 Pegawai Negeri 5.841 4,50 2 Pegawai Swasta 3.013 2,32 3 TNI POLRI 3.562 2,74 4 Tenaga Pengajar 25.920 19,97 5 Tenaga Keseehatan 1.399 1,07 6 Lain-lain 90.000 69,37 Sumber : BPS, Pematangsiantar Dalam Angka 2008 Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa penduduk Kota Pematangsiantar yang memiliki pekerjaan dengan jumlah terbesar adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 25.920 jiwa 19,97 , pegawai negeri 5.841 jiwa 4,50 , pegawai swasta 3.013 jiwa 2,32 .

c. Penggunaan Tanah

Luas dan penggunaan tanah di Kota Pematangsiantar dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 10. Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Pematangsiantar Tahun 2008 No. Uraian Jumlah Ha Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 Pemukiman Perkebunan Lahan Jasa Sawah Perusahaan Kebun Campuran Industri Hutan Rawa 31,13 13,25 3,07 12,27 6,42 4,01 7,65 2,18 38,92 16,56 3,83 15,34 8,02 5,01 9,56 2,72 Total 79,971 100 Sumber: BPS, Pematangsintar Dalam Angka 2008 Dari Tabel 10 diketahui bahwa penggunaan lahan yang paling luas adalah pemukiman yaitu sebesar 31,13 Ha 38,92, sedangkan perkebunan sebesar 13,25 Ha 16,56, sawah 12,27 Ha 15,34, industri 7,65 Ha 9,56. Perusahaan 6,42 Ha 8,02, kebun campuran 4,01 Ha 5,01, lahan jasa 3,07 Ha 3,83, dan hutan rawa sebesar 2,18 Ha 2,72. Universitas Sumatera Utara

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Kota Pematangsiantar dapat dilihat pada Tabel 11 beikut ini: Tabel 11. Sarana dan Prasarana di Kota Pematangsiantar, Tahun 2008 No. Sarana dan Prasarana Jumlah Unit 1 Sekolah a. SD b. SLTP c. SMU d. SMK e. Perguruan Tinggi 160 41 29 8 12 2 Fasilitas Kesehatan a. Rumah Sakit b. Rumah Bersalin c. Puskesmas d. Pustu e. BPU f. Klinik KB 7 22 31 4 13 37 3 Tempat Peribadatan a. Mesjid b. Gereja c. Kuil d. Vihara 145 154 1 5 4 Panti Asuhan 14 5 Tempat Hiburan a. Kolam Renamg b. Permainan Ketangkasan c. Diskotik d. Klab Malam e. Bilyard f. Panti Pijat g. Rekreasi 1 5 2 3 10 8 3 6 Pasar a. Tradisional b. Pasar Swalayan 2 2 Total 699 Sumber: BPS, Pematangsiantar Dalam Angka 2008 Universitas Sumatera Utara Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin lengkap sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju pembangunan. Dari data pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Kota Pematangsiantar saat ini sudah baik. Jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, pasar, dan lainnya yang sudah cukup memadai. Pasar-pasar yang ada di Kota Pematangsiantar dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional identik dengan bangunan-bangunan yang biasa saja atau tidak terlalu megah, sedangkan pasar swalayan identik dengan bangunan-bangunan yang besar dan megah. Universitas Sumatera Utara Karakteristik Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah konsumen buah jeruk manis yang melakukan pembelian pada pasar tradisonal dan pasar swalayan dan pedagang buah jeruk yang melakukan penjualan di pasar tradisional.

1. Konsumen

Karakteristik konsumen yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari jumlah tanggungan dan pendapatan. a. Jumlah Tanggungan Dalam membeli dan mengkonsumsi jeruk manis, responden juga sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga lain yang tinggal bersama-sama dengan dia, karena itu jumlah tanggungan dapat pula mempengaruhi jumlah konsumsi dalam suatu keluarga. Jumlah tanggungan responden penelitian dapat dilihat pada Tabel 12 berikut: Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Jiwa No. Jumlah Tanggungan Jiwa Jumlah Jiwa Jumlah 1. 0-2 3 10 2. 3-5 21 70 3 ≥ 6 6 20 Jumlah 30 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 3. Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 12 diatas dapat dilihat jumlah tanggungan konsumen yang terbesar berada pada kelompok 3-5 dengan jumlah 21 jiwa atau 70 dan yang terkecil pada kelompok 0-2 dengan jumlah 3 jiwa atau 10 . b. Pendapatan Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang diperoleh cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi. Pendapatan responden konsumen jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13 berikut: Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Rata-rata KeluargaBulan Rp No. Pendapatan Rp Jumlah Jiwa Jumlah 1. Rp. 2.000.000 8 26,6 2. Rp 2.000.000 – Rp. 6.000.000 19 63,4 3 Rp. 6.000.000 3 10 Jumlah 30 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 3. Dari Tabel 13 diatas dapat dilihat jumlah pendapatan konsumen yang terbesar berada pada kelompok Rp 2.000.000 - Rp. 6.000.000 dengan jumlah 19 jiwa atau 63,4 dan yang terkecil pada kelompok Rp. 6.000.000 dengan jumlah 3 jiwa atau 10 . Universitas Sumatera Utara

2. Pedagang

Karakteristik pedagang yang dimaksud meliputi biaya produksi penjualan dan profit. a. Biaya Produksi Penjualan Biaya produksi penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan produsen untuk menghasilkan barang dan jasa. Jika biaya produksi yang dikeluarkan produsen cukup tinggi maka pada umumnya jumlah penawaran akan berkurang. Biaya produksi penjualan responden pedagang jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14 berikut: Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Biaya Produksi Penjualan RpBulan No. Biaya Produksi Penjualan Rp Jumlah Jiwa Jumlah 1. Rp. 1.000.000 3 12 2. Rp 1.000.000 – Rp. 2.000.000 10 40 3 Rp. 3.000.000 12 48 Jumlah 25 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 4. Dari Tabel 14 diatas dapat dilihat jumlah biaya produksi penjualan yang terbesar berada pada kelompok Rp. 3.000.000 dengan jumlah 12 jiwa atau 48 dan yang terkecil pada kelompok Rp. 1.000.000 dengan jumlah 3 jiwa atau 12 . Universitas Sumatera Utara b. Profit Profit merupakan keuntungan yang diperoleh pedagang dalam pemasaran barang dan jasa. Jika keuntungan yang diperoleh produsen cukup tinggi maka pada umumnya jumlah penawaran juga cukup tinggi. Profit atau keuntungan responden pedagang jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15 berikut: Tabel 15. Distribusi Responden Berdasarkan ProfitKeutungan RpBulan No. Biaya Produksi Penjualan Rp Jumlah Jiwa Jumlah 1. Rp. 4.000.000 8 32 2. Rp 4.000.000 – Rp. 9.000.000 12 48 3 Rp. 10.000.000 5 20 Jumlah 25 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 4. Dari Tabel 15 diatas dapat dilihat jumlah profit atau keuntungan yang terbesar berada pada kelompok Rp 4.000.000 – Rp. 9.000.000 dengan jumlah 12 jiwa atau 48 dan yang terkecil pada kelompok Rp. 10.000.000 dengan jumlah 5 jiwa atau 20 . Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pematangsiantar a. Permintaan Permintaan jeruk di daerah ini meningkat seiring meningkatnya jumlah volume permintaan jeruk manis yang ada di Sumatera Utara pada tahun 2003-2006. Meningkatnya jumlah volume permintaan jeruk manis ini dapat dilihat dari lampiran 1 yaitu pada tahun 2003 jumlah volume permintaan sebesar 431.364,950 ton, pada tahun 2004 sebesar 499.862,581 ton dengan perkembangan volume permintaan sebesar 15,8 dan pada tahun 2005 sebesar 586.271,224 ton dengan perkembangan volume permintaan sebesar 17,2 serta pada tahun 2006 sebesar 1.019.148,718 ton dengan perkembangan volume permintaan sebesar 73,8 . Berdasarkan data responden konsumen yang diperoleh dari penelitian, dapat dilihat jumlah dan persentase tingkat permintaan konsumen jeruk manis di dalam Tabel 16 berikut : Tabel 16. Jumlah dan Persentase Tingkat Permintaan Konsumen Jeruk Manis Uraian Tingkat Permintaan Konsumen Jumlah Rendah Sedang Tinggi Jumlah orang 10 14 6 30 Persentase 33,3 46,7 20 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 3. Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 16 dapat dikemukakan bahwa tingkat permintaan konsumen jeruk manis bervariasi yaitu 46,6 sedang, 33,3 rendah dan 20 tinggi serta tingkat permintaan konsumen terhadap jeruk manis di daerah penelitian yang paling dominan adalah sedang.

b. Penawaran

Dengan meningkatnya permintaan jeruk manis, maka penawaran jeruk manis di Kota Pematangsiantar juga dapat dilihat dari lampiran 2. Pada lampiran dapat dilihat jumlah penawaran jeruk berdasarkan jumlah produksi jeruk yang ada di Kota Pematangsiantar pada tahun 2005-2007 yaitu pada tahun 2005 jumlah penawaran sekitar 8 ton dibandingkan dengan penawaran di Sumatera Utara pada tahun yang sama sebesar 586.579 ton dan pada tahun 2006 penawaran di daerah itu juga sama pada tahun sebelumnya yaitu 8 ton sedangkan di Sumatera Utara sebesar 1.019.220 ton serta pada tahun 2007 penawaranya sebesar 15 ton dengan penawaran di Sumatera Utara sebesar 963.086 ton. Jumlah produksi atau penawaran ang ada di Kota Pematangsiantar jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Suamatera Utara. Hal ini karena luas lahan produksi jeruk manis di Kota Pematangsiantar yang tidak luas yaitu hanya mencapai 1 ha sehingga produksi sedikit yang mengakibatkan jumlah volume penawaran juga sedikit. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data responden pedagang yang diperoleh dari penelitian, dapat dilihat jumlah dan persentase tingkat penawaran konsumen jeruk manis di dalam Tabel 17 berikut : Tabel 17. Jumlah dan Persentase Tingkat Penawaran Pedagang Jeruk Manis Uraian Tingkat Penawaran Pedagang Jumlah Rendah Sedang Tinggi Jumlah orang 21 3 1 25 Persentase 84 12 4 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 4. Dari Tabel 17 dapat dikemukakan bahwa tingkat penawaran pedagang jeruk manis bervariasi yaitu 84 rendah, 12 sedang, dan 4 tinggi serta tingkat penawaran pedagang terhadap jeruk manis di daerah penelitian adalah rendah. Universitas Sumatera Utara Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis Permintaan konsumen terhadap jeruk manis, selain buah segar juga bentuk olahan yaitu sirup dan jus. Permintaan jeruk manis dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu harga, jumlah tanggungan, dan pendapatan.

a. Harga