mengetahui sejauh mana efektifitas implementasi atas perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia terkait penandatanganan Declaration Protection and
Promotion of the Rights of Migrant Workers terhadap hubungan luar negeri Indonesia dengan Malaysia.
I.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dan mampu memberikan masukan-masukan yang bermanfaat kepada semua pihak yakni :
1. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari ide-ide atau gagasan-gagasan yang dituangkan untuk diaplikasikan bagi bangsa
dan negara serta kemampuan menulis melalui karya ilmiah. 2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat memperkaya penelitian bidang sosial
dan ilmu politik serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara dan Departemen Luar Negeri Republik Indonesia khususnya dan secara umum kepada semua pihak.
I. 6. Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan
dari segi mana peneliti mengamati masalah yang akan diteliti. Teori adalah rangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan proporsi untuk menerangkan
suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antarkonsep.
4
Menurut F. N. Karlinge, teori adalah suatu konsep atau konstruksi yang berhubungan satu sama lain, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu
4
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendy, Metode Penelitian Sosial Survei, Jakarta : Rajawali Pers, 1999, hal 112
Universitas Sumatera Utara
pandangan yang sistematis dari fenomena.
5
Setelah itu juga membahas tentang konsep yang akan digunakan maka penulis juga mendefenisikan hal-hal yang
terkait pada penelitian ini. Suatu konsep adalah abstraksi. Konsep adalah sepatah kata yang menyatakan kesamaan-kesamaan diantara peristiwa-peristiwa dan
situasi lain.
6
I. 6. 1 Teori Kebijakan Publik
Kebijakan Publik adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk tujuan mengatasi permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang
dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Mustopadidjaja, 2002. Pada sudut pandang lain, Hakim 2003 mengemukakan
bahwa Studi Kebijakan Publik mempelajari keputusan-keputusan pemerintah dalam mengatasi suatu masalah yang menjadi perhatian publik. Beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah sebagian disebabkan oleh kegagalan birokrasi dalam memberikan pelayanan dan menyelesaikan persoalan
publik.Kegagalan tersebut adalah information failures, complex side effects, motivation failures, rentseeking, second best theory, implementation failures
Hakim, 2002.Berdasarkan stratifikasinya, kebijakan publik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu kebijakan umum strategi, kebijakan manajerial, dan kebijakan
teknis operasional. Selain itu, dari sudut manajemen, proses kerja dari kebijakan publik dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi a
Pembuatan kebijakan, b Pelaksanaan dan pengendalian, serta c Evaluasi kebijakan.
5
Joko Sobagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1997, hal 20
6
Komaruddin Sastradipoera, Mencari Makna dibalik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Bandung : Kapppa Sigma, 2005, hal 248
Universitas Sumatera Utara
Menurut William N. Dunn 1994, proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis
tersebut diartikan sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling tergantung, yaitu a penyusunan agenda,
b formulasi kebijakan, c adopsi kebijakan, d implementasi kebijakan, dan e penilaian kebijakan. Proses formulasi kebijakan dapat dilakukan melalui tujuh
tahapan sebagai berikut Mustopadidjaja, 2002:
7
1. Pengkajian Persoalan. Tujuannya adalah untuk menemukan dan memahami hakekat persoalan dari suatu permasalahan dan kemudian
merumuskannya dalam hubungan sebab akibat. 2. Penentuan tujuan. Adalah tahapan untuk menentukan tujuan yang hendak
dicapai melalui kebijakan publik yang segera akan diformulasikan. 3. Perumusan Alternatif. Alternatif adalah sejumlah solusi pemecahan
masalah yang mungkin diaplikasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Penyusunan Model. Model adalah penyederhanaan dan kenyataan persoalan yang dihadapi yang diwujudkan dalam hubungan kausal. Model
dapat dibangun dalam berbagai bentuk, misalnya model skematik, model matematika, model fisik, model simbolik, dan lain-lain.
5. Penentuan kriteria. Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai alternatif kebijakan yang ditawarkan. Kriteria
yang dapat dipergunakan antara lain kriteria ekonomi, hukum, politik, teknis, administrasi, peranserta masyarakat, dan lain-lain.
7
http:tesisdisertasi.blogspot.com201003teori-kebijakan-publik.html
Universitas Sumatera Utara
6. Penilaian Alternatif. Penilaian alternatif dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai
tingkat efektivitas dan kelayakan setiap alternatif dalam pencapaian tujuan. 7. Perumusan Rekomendasi. Rekomendasi disusun berdasarkan hasil
penilaian alternatif kebijakan yang diperkirakan akan dapat mencapai tujuan secara optimal dan dengan kemungkinan dampak yang sekecil-
kecilnya. James E. Anderson mengatakanPublic policies are those policies
developed by governmental bodies and official kebijakan negara adalah kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikembangkan oleh badan dan pejabat-pejabat
pemerintah. Menurut Anderson implikasi dari kebijakan negara tersebut adalah : Bahwa kebijakan negara itu selalu punya tujuan tertentu atau merupakan tindakan
yang berorientasi pada tujuan. Bahwa kebijakan itu berisi tindakan atau pola-pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah. Bahwa kebijakan itu adalah merupakan apa
yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah. Bahwa kebijakan negara itu bersifat positif dalam arti merupakan beberapa tindakan pemerintah mengenai masalah
tertentu atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pejabat pemerintah dalam melakukan sesuatu.
8
Anderson mengatakan ada elemen-elemen penting yang terkandung dalam kebijakan publik berdasarkan pengertian dan elemen yang
terkandung dalam kebijakan tersebut, maka kebijakan publik dibuat adalah dalam kerangka untuk memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan serta sasaran
tertentu yang diinginkan, antara lain mencakup : 1. Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu.
2. Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah.
8
http:www.balitbangjatim.comjurnal_mainIsi_detail.asp?id_jurnal=12id_isi=13hal=3
Universitas Sumatera Utara
3. Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, dan bukan apa yang bermaksud akan dilakukan.
4. Kebijakan publik bersifat positif merupakan tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu dan bersifat negatif keputusan pejabat
pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu. 5. Kebijakan publik positif selalu berdasarkan pada peraturan perundangan
tertentu yang bersifat memaksa otoritatif. Kebijakan publik adalah sebuah rangkaian yang saling berkaitan yang
diambil oleh seorang aktor politik atau sekelompok aktor politik berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu
situasi dimana keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas kewenangan kekuasaan daripada aktor tersebut.Kebijakan publik pada dasarnya
dibuat untuk memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat. Thomas R Dye mengatakan public policy is whatever governments choose to do or not to do
bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan. Richard Rose menyarankan bahwa kebijakan
publik hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang
bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan sendiri. Kebijakan publik merupakan kebijakan yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga pemerintah dan
pejabat-pejabat pemerintah harus mendapat perhatian sebaik-baiknya agar bisa membedakan kebijakan publik dengan bentuk-bentuk kebijakan yang lain, seperti
misalnya kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak swasta. Kebijakan tersebut akan
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh aktor-aktor dan faktor-faktor bukan pemerintah, seperti misalnya kelompok-kelompok penekan maupun kelompok-kelompok kepentingan.
Graham Allison 1971 dalam Lele 1999 mengatakan, Kebijakan Publik merupakan hasil kompetisi dari berbagai entitas atau departemen yang ada dalam
suatu negara dengan lembaga-lembaga pemerintahan sebagai aktor utamanya yang terikat oleh konteks, peran, kepentingan, dan kapasitas organisasionalnya.
Alokasi nilai yang otoritatif untuk seluruh masyarakat akan tetapi hanya pemerintahlah yang dapat bebuat secara otoritatif untuk seluruh masyarakat, dan
semuanya yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau untuk tidak dikerjakan adalah hasil-hasil dari alokasi nilai-nilai tersebut. Fauzi Ismail, dkk
dalam bukunya menyatakan bahwa kebijakan publik adalah bentuk menyatu dari ruh negara, dan kebijakan publik adalah bentuk konkret dari proses persentuhan
negara dengan rakyatnya. Kebijakan publik yang transparan dan partisipatif akan menghasilkan pemerintahan yang baik. Paradigma kebijakan publik yang kaku
dan tidak responsif akan menghasilkan wajah negara yang kaku dan tidak responsif. Demikian pula sebaliknya, paradigma kebijakan publik yang luwes dan
responsif akan menghasilkan wajah negara yang luwes dan responsif pula. Chief J. O Udoji 1981 mengatakan, Kebijakan Publik suatu tindakan
bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang diarahkan pada suatu masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan dan
mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat.Kebijakan Publik tindakan atau pilihan yang dilakukan baik oleh lembaga pemerintahan maupun
Universitas Sumatera Utara
badan-badan lainnya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat.
9
Berbagai definisi di atas termasuk dalam klasifikasi kebijakan sebagai intervensi pemerintah, karena ketika pemerintah memecahkan masalah ataupun
ketika membuat suatu kebijakan publik pemerintah atau negara mengikutsertakan berbagai macam sumber daya ataupun instrumen yang berada di luar
negarapemerintah baik dari segi lingkungannya maupun sosio kulturnya.Sehingga dalam hal ini pemerintah bukanlah merupakan aktor yang
tunggal yang dapat membuat kebijakan seenak hatinya saja melainkan harus melihat sekililingnya pula. Dengan demikian, teori kebijakan publik sangat
penting dalam mengambil sikap untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi terutama dalam hal mencari solusi mengatasi permasalahan tenaga kerja Indonesia
yang berada di Malaysia, apakah pemerintah sudah mengambil kebijakan- kebijakan guna melindungi warganya yang berada dan bekerja di luar negeri
ataukah belum karena dalam pelaksanaanya kebijakan luar negeri Indonesia agar dapat memanfaatkan berbagai tantangan dan peluang yang muncul dari perubahan
lingkungan yang strategis secara optimal.
I. 6. 2. Teori Hubungan Internasional