6. Kerangka Teori 6. 1 Teori Kebijakan Publik

mengetahui sejauh mana efektifitas implementasi atas perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia terkait penandatanganan Declaration Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers terhadap hubungan luar negeri Indonesia dengan Malaysia.

I.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat dan mampu memberikan masukan-masukan yang bermanfaat kepada semua pihak yakni : 1. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari ide-ide atau gagasan-gagasan yang dituangkan untuk diaplikasikan bagi bangsa dan negara serta kemampuan menulis melalui karya ilmiah. 2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat memperkaya penelitian bidang sosial dan ilmu politik serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan Departemen Luar Negeri Republik Indonesia khususnya dan secara umum kepada semua pihak.

I. 6. Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari segi mana peneliti mengamati masalah yang akan diteliti. Teori adalah rangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antarkonsep. 4 Menurut F. N. Karlinge, teori adalah suatu konsep atau konstruksi yang berhubungan satu sama lain, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu 4 Masri Singarimbun dan Sofyan Efendy, Metode Penelitian Sosial Survei, Jakarta : Rajawali Pers, 1999, hal 112 Universitas Sumatera Utara pandangan yang sistematis dari fenomena. 5 Setelah itu juga membahas tentang konsep yang akan digunakan maka penulis juga mendefenisikan hal-hal yang terkait pada penelitian ini. Suatu konsep adalah abstraksi. Konsep adalah sepatah kata yang menyatakan kesamaan-kesamaan diantara peristiwa-peristiwa dan situasi lain. 6

I. 6. 1 Teori Kebijakan Publik

Kebijakan Publik adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk tujuan mengatasi permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Mustopadidjaja, 2002. Pada sudut pandang lain, Hakim 2003 mengemukakan bahwa Studi Kebijakan Publik mempelajari keputusan-keputusan pemerintah dalam mengatasi suatu masalah yang menjadi perhatian publik. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah sebagian disebabkan oleh kegagalan birokrasi dalam memberikan pelayanan dan menyelesaikan persoalan publik.Kegagalan tersebut adalah information failures, complex side effects, motivation failures, rentseeking, second best theory, implementation failures Hakim, 2002.Berdasarkan stratifikasinya, kebijakan publik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu kebijakan umum strategi, kebijakan manajerial, dan kebijakan teknis operasional. Selain itu, dari sudut manajemen, proses kerja dari kebijakan publik dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi a Pembuatan kebijakan, b Pelaksanaan dan pengendalian, serta c Evaluasi kebijakan. 5 Joko Sobagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1997, hal 20 6 Komaruddin Sastradipoera, Mencari Makna dibalik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Bandung : Kapppa Sigma, 2005, hal 248 Universitas Sumatera Utara Menurut William N. Dunn 1994, proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut diartikan sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling tergantung, yaitu a penyusunan agenda, b formulasi kebijakan, c adopsi kebijakan, d implementasi kebijakan, dan e penilaian kebijakan. Proses formulasi kebijakan dapat dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai berikut Mustopadidjaja, 2002: 7 1. Pengkajian Persoalan. Tujuannya adalah untuk menemukan dan memahami hakekat persoalan dari suatu permasalahan dan kemudian merumuskannya dalam hubungan sebab akibat. 2. Penentuan tujuan. Adalah tahapan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai melalui kebijakan publik yang segera akan diformulasikan. 3. Perumusan Alternatif. Alternatif adalah sejumlah solusi pemecahan masalah yang mungkin diaplikasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 4. Penyusunan Model. Model adalah penyederhanaan dan kenyataan persoalan yang dihadapi yang diwujudkan dalam hubungan kausal. Model dapat dibangun dalam berbagai bentuk, misalnya model skematik, model matematika, model fisik, model simbolik, dan lain-lain. 5. Penentuan kriteria. Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai alternatif kebijakan yang ditawarkan. Kriteria yang dapat dipergunakan antara lain kriteria ekonomi, hukum, politik, teknis, administrasi, peranserta masyarakat, dan lain-lain. 7 http:tesisdisertasi.blogspot.com201003teori-kebijakan-publik.html Universitas Sumatera Utara 6. Penilaian Alternatif. Penilaian alternatif dilakukan dengan menggunakan kriteria dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai tingkat efektivitas dan kelayakan setiap alternatif dalam pencapaian tujuan. 7. Perumusan Rekomendasi. Rekomendasi disusun berdasarkan hasil penilaian alternatif kebijakan yang diperkirakan akan dapat mencapai tujuan secara optimal dan dengan kemungkinan dampak yang sekecil- kecilnya. James E. Anderson mengatakanPublic policies are those policies developed by governmental bodies and official kebijakan negara adalah kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikembangkan oleh badan dan pejabat-pejabat pemerintah. Menurut Anderson implikasi dari kebijakan negara tersebut adalah : Bahwa kebijakan negara itu selalu punya tujuan tertentu atau merupakan tindakan yang berorientasi pada tujuan. Bahwa kebijakan itu berisi tindakan atau pola-pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah. Bahwa kebijakan itu adalah merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah. Bahwa kebijakan negara itu bersifat positif dalam arti merupakan beberapa tindakan pemerintah mengenai masalah tertentu atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pejabat pemerintah dalam melakukan sesuatu. 8 Anderson mengatakan ada elemen-elemen penting yang terkandung dalam kebijakan publik berdasarkan pengertian dan elemen yang terkandung dalam kebijakan tersebut, maka kebijakan publik dibuat adalah dalam kerangka untuk memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan serta sasaran tertentu yang diinginkan, antara lain mencakup : 1. Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu. 2. Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah. 8 http:www.balitbangjatim.comjurnal_mainIsi_detail.asp?id_jurnal=12id_isi=13hal=3 Universitas Sumatera Utara 3. Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, dan bukan apa yang bermaksud akan dilakukan. 4. Kebijakan publik bersifat positif merupakan tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu dan bersifat negatif keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu. 5. Kebijakan publik positif selalu berdasarkan pada peraturan perundangan tertentu yang bersifat memaksa otoritatif. Kebijakan publik adalah sebuah rangkaian yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik atau sekelompok aktor politik berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi dimana keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas kewenangan kekuasaan daripada aktor tersebut.Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat. Thomas R Dye mengatakan public policy is whatever governments choose to do or not to do bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan. Richard Rose menyarankan bahwa kebijakan publik hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan sendiri. Kebijakan publik merupakan kebijakan yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga pemerintah dan pejabat-pejabat pemerintah harus mendapat perhatian sebaik-baiknya agar bisa membedakan kebijakan publik dengan bentuk-bentuk kebijakan yang lain, seperti misalnya kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak swasta. Kebijakan tersebut akan Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh aktor-aktor dan faktor-faktor bukan pemerintah, seperti misalnya kelompok-kelompok penekan maupun kelompok-kelompok kepentingan. Graham Allison 1971 dalam Lele 1999 mengatakan, Kebijakan Publik merupakan hasil kompetisi dari berbagai entitas atau departemen yang ada dalam suatu negara dengan lembaga-lembaga pemerintahan sebagai aktor utamanya yang terikat oleh konteks, peran, kepentingan, dan kapasitas organisasionalnya. Alokasi nilai yang otoritatif untuk seluruh masyarakat akan tetapi hanya pemerintahlah yang dapat bebuat secara otoritatif untuk seluruh masyarakat, dan semuanya yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau untuk tidak dikerjakan adalah hasil-hasil dari alokasi nilai-nilai tersebut. Fauzi Ismail, dkk dalam bukunya menyatakan bahwa kebijakan publik adalah bentuk menyatu dari ruh negara, dan kebijakan publik adalah bentuk konkret dari proses persentuhan negara dengan rakyatnya. Kebijakan publik yang transparan dan partisipatif akan menghasilkan pemerintahan yang baik. Paradigma kebijakan publik yang kaku dan tidak responsif akan menghasilkan wajah negara yang kaku dan tidak responsif. Demikian pula sebaliknya, paradigma kebijakan publik yang luwes dan responsif akan menghasilkan wajah negara yang luwes dan responsif pula. Chief J. O Udoji 1981 mengatakan, Kebijakan Publik suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang diarahkan pada suatu masalah atau sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan dan mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat.Kebijakan Publik tindakan atau pilihan yang dilakukan baik oleh lembaga pemerintahan maupun Universitas Sumatera Utara badan-badan lainnya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. 9 Berbagai definisi di atas termasuk dalam klasifikasi kebijakan sebagai intervensi pemerintah, karena ketika pemerintah memecahkan masalah ataupun ketika membuat suatu kebijakan publik pemerintah atau negara mengikutsertakan berbagai macam sumber daya ataupun instrumen yang berada di luar negarapemerintah baik dari segi lingkungannya maupun sosio kulturnya.Sehingga dalam hal ini pemerintah bukanlah merupakan aktor yang tunggal yang dapat membuat kebijakan seenak hatinya saja melainkan harus melihat sekililingnya pula. Dengan demikian, teori kebijakan publik sangat penting dalam mengambil sikap untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi terutama dalam hal mencari solusi mengatasi permasalahan tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia, apakah pemerintah sudah mengambil kebijakan- kebijakan guna melindungi warganya yang berada dan bekerja di luar negeri ataukah belum karena dalam pelaksanaanya kebijakan luar negeri Indonesia agar dapat memanfaatkan berbagai tantangan dan peluang yang muncul dari perubahan lingkungan yang strategis secara optimal.

I. 6. 2. Teori Hubungan Internasional