2.5.1. Tujuan Program BKB
Adapun tujuan mum dari program BKB adalah meningkatkan peranan ibu dan anggota keluarga lainnya untuk sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh
kembang anakn yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial, yaitu terbentuknya manusia Indonesia seuthnya yang menghayati dan dapat mengamalkan
Pancasila. Tujuan khusus dari program BKB, yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu dan anggota keluarga lainnya
tentang pentingnya : -
proses tumbuh kembang balita dalam aspek fisik, mental, dan sosial -
pelayanan yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi anak, misalnya di Posyandu
2. Meningkatkan ketrampilan ibu dan anggota keluarga lainnya dalam
mengusahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara lain dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif APE dan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia.
2.5.2. Pelaksanaan Program BKB
Kegiatan BKB dilaksanakan oleh kader yang sudah dilatih membina ibu kelompok sasaran yang mempunyai anak balita.
Universitas Sumatera Utara
Ibu sasaran ini dibagi menjadi 5 kelompok menurut umur anaknya, yaitu : 1.
Kelompok ibu dengan anak umur 0-1 tahun 2.
Kelompok ibu dengan anak umur 1-2 tahun 3.
Kelompok ibu dengan anak umur 2-3 tahun 4.
Kelompok ibu dengan anak umur 3-4 tahun 5.
Kelompok ibu dengan anak umur 4-5 tahun Pembagian kelompok umur ini sesuai dengan tugas perkembangan balita,
dimana tiap-tiap kelompok umur tersebutmempunyai tugas perkembangan yang berbeda, sehinnga cara stimulasi maupun media yang yang diperlukan untuk interaksi
antara ibu dan anak pun berbeda. Pada program BKB ini, secara garis besarnya tugas perkembangan anak
dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu : 1.
Perkembangan Gerakan Motorik Kasar Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya
memerlukan tenaga, karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Contohnya : menegakkan kepala, tengkurap, merangkak, berjalan, berlari dan sebagainya.
2. Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Yaitu gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi diperlukan koordinasi yang cermat. Contohnya : memegang
benda kecil dengan jari telunjuk dan ibu jari, memasukkan benda kedalam botol, menggambar dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Perkembangan Komunikasi Pasif
Yaitu kesanggupan mengerti dan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh orang lain.
4. Perkembangan Komunikasi Aktif
Yaitu kemampuan untuk menyatakan perasaan dan keinginannya melalui tangisan, gerakan tubuh, maupun dengan kata-kata. Sebagai makhluk sosial, anak
akan selalu berada diantara atau bersama orang lain. Agar dicapai saling pengertian maka diperlukan suatu komunikasi, dimana bahasa merupakan alat
untuk menyatakan pikiran dan perasaannya. 5.
Perkembangan Kecerdasan Pada anak balita kemampuan berpikir mula-mula berkembang melalui kelima
indranya. Ia melihat warna-warna, mendengar suara atau bunyi-bunyi, mengenal rasa dan seterusnya. Daya pikir dan pengertian mula-mula terbatas pada apa yang
nyata dan yang dapat dilihat dan dipegang atau dimainkan. Kemudian berbagai konsep atau pengertian tersebut akan dimiliki, seperti konsep tentang benda,
warna, manusia, bentuk, dan lain-lain. Semua konsep ini memungkinkan anak melakukan pemikiran-pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi, yang lebih abstrak
dan majemuk. 6.
Perkembangan Kemampuan Menolong Diri Sendiri Seorang anak pada pada awal kehidupannya mula-mula masih bergantung pada
orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhannya. Dengan makin mampunya dia melakukan gerakan motorik dan bicara, anak terdorong untuk melakukan sendiri
berbagai hal. Orangtua harus melatih usaha mandiri anak ini, mula-mula dalam
Universitas Sumatera Utara
hal menolong kebutuhan anak sehari-hari, misalnya makan, minum, buang air kecil dan besar, berpakaian, dan lain-lain. Kemudian kemampuannya ditingkatkan
dalam hal kebersihan, kesehatan, dan kerapihan. 7.
Perkembangan Tingkah Laku Sosial Yaitu kemampuan anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
Mula-mula ana hanya mengenal orang-orang yang paling dekat dengan dirinya, yait ibunya, kemudian orang-orang serumah. Dengan bertambahnya usia anak,
luas pergaulan juga perlu dikembangkan. Anak perlu berkawan, perlu diajar tentang aturan-aturan, disiplin, sopan-santun, dan lain-lain.
Ketujuh aspek perkembangan yang telah diutarakan diatas, semuanya saling kait mengkait. Karena itu perlu diusahakan adanya stimulasi terhadap ketujuh aspeh
perkembangan tersebut secara berimbang. Program stimulasi yang diadakan berkelompok ini mempunyai keuntungan,
karena ibu-ibu dapat daling bertukar pengalaman dalam mengasuh anak dan adanya dorongan untuk lebih memberikan stimulasi pada anaknya dengan melihat kemjuan
yang dicapai oleh anak lainnya. Disamping itu kerjasama antara ibu-ibu dapat mempengaruhi aspek-aspek tingkah laku ibu itu sendiri, misalnya keyakinan pada diri
sendiri, mampu menyatakan keinginannya, keikutsrtaannya pada masyarakat, dan lain-lain.
Berbeda dengan program yang kita anjurkan untuk dikerjakan di rumah, ini relative tidak efektif bila ibu sangat miskin atau mempunyai masalah-masalah, Karen
mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan program tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Kegiatan Program BKB