Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia 36-59 Bulan Pada Keluarga Peserta Dan Bukan Peserta Bina Keluarga Balita (BKB) Di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2009
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 36-59 BULAN PADA KELUARGA PESERTA DAN BUKAN PESERTA BINA KELUARGA
BALITA (BKB) DI DESA TULAAN KECAMATAN GUNUNG MERIAH KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2009
SKRIPSI
Oleh:
MAULIDIA YUNANDA
021000066
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
(2)
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi Dengan Judul :
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 36-59 BULAN PADA KELUARGA PESERTA DAN BUKAN PESERTA BINA KELUARGA
BALITA (BKB) DI DESA TULAAN KECAMATAN GUNUNG MERIAH KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2008
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : MAULIDIA YUNANDA
NIM. 021000066
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguju Skripsi Pada Tanggal 1 September 2009
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Ernawati Nasution SKM, M.Kes Dra. Jumirah, Apt, M. Kes
NIP. 132126844 NIP. 131803342
Penguji II Penguji III
Dr.Ir. Zulhaida Lubis, M.Si Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si NIP. 131862380 NIP. 132049786
Medan, Desember 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
dr.Ria Masniari Lubis, Msi NIP. 195310181982032001
(3)
ABSTRAK
Masa anak usia 36-59 bulan adalah masa emas yang tidak akan terulang kembali dan merupakan masa paling penting untuk pembentukan dasar-dasar kepribadian, kemampuan sosialisasi dan penanaman dasar kemandirian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak usia 36-59 bulan pada keluarga peserta dan bukan peserta Bina Keluarga Balita di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2009.
Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan data primer dengan sampel sebanyak 60 anak, meliputi 30 anak keluarga peserta BKB dan 30 anak keluarga bukan peserta BKB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok peserta BKB didapat sebagian besar ibu berusia 25-30 tahun (83,33%), tingkat pendidikan ibu tamat SLTA (46,67%), sebagian besar ibu tidak bekerja (23%), mempunyai anak 3-4 orang (53,33%) dan jarak kelahiran ≥ 24 bulan sebanyak 75%. Sedangkan pada kelompok bukan peserta BKB didapat sebagian besar ibu berusia 25-30 tahun (56,67%), tingkat pendidikan ibu tamat SLTP (50%) ,sebagian besar ibu tidak bekerja (86,67%), mempunyai anak 3-4 orang (63,33%), dan mempunyai jarak kelahiran ≥ 24 bulan (58,62%).Pertumbuhan anak pada kedua kelompok sebagian besar adalah baik yakni sebesar 83,33% pada keluarga peserta BKB dab 76,67% pada keluarga bukan peserta BKB. Pada perkembangan anak menunjukkan sebagian besar anak adalah normal (76,67%) dan meragukan sebanyak (23,33%) pada keluarga peserta BKB. Sedangkan pada keluarga bukan peserta BKB ditemukan perkembangan anak normal (46,67%), meragukan (20%), dan tidak normal (33,33%).
Perlu dikembangkan pemasaran sosial agar seluruh masyarakat mengetahui dan mengikuti kegiatan program BKB.
(4)
ABSTRACT
The children aged 36-59 months is the gold age that will not be repeated again and is the most important for the formation of basic personality, the ability of basic socialization and personality.
This research aimed to know the growth and development of children aged 36-59 months in “Bina Keluarga Balita (BKB)” participants and not participants family at Tulaan Village, Gunung Meriah District, Aceh Singkil Regency, 2009.
This research is descriptive, which use the primary data with a sample of 60 children, including 30 children and family participants “BKB” 30 children from the family is not the “BKB”.
The results of this research shows that participants in the group gained most of the “BKB” mothers aged 25-30 years old (83.33%), education level of senior high school (46.67%), most of mothers doesn’t have occupation (23 %), having children (53.33%), and birth interval ≥ 24 months (75%). Meanwhile in “BKB: not participant family most of mothers aged 25-30 years old (56.67%), education level of junior high school (50%), most mothers do not occupation (86.67%), having children 3-4 (63.33%), birth interval ≥ 24 months (58.62%). Children’s growth on both group are good that is 83.33% on “BKB” participation family and 76.67% on “BKB”non-participation family. The result shows most of children are normal (76.67%), and hesitateful (23.33%) in “BKB” participation family. Meanwhile on “BKB” non-participation family can found children with normal development (46.67%), hesitateful (23.33%), and abnormal (33.33%).
It is need to develop social marketing in order to make society know and follow the activities of “BKB” program.
(5)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Maulidia Yunanda
Tempat/Tanggal Lahir : Singkil 10 Desember 1984
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Nama Ayah : H. Ahmad Fajri Hanan
Nama Ibu : Hj. Fazraini AS, BA
Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang
Alamat Rumah : Jln Merdeka no 17 Singkil
Riwayat Pendidian :
1. Tahun 1990-1996 : SD Negeri 1 Singkil 2. Tahun 1996-1999 : SLTP Negeri 1 Singkil 3. Tahun 1999-2002 : SMU Negeri 1 Singkil
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 36-59 BULAN
PADA KELUARGA PESERTA DAN BUKAN PESERTA BINA KELUARGA BALITA (BKB) DI DESA TULAAN KECAMATAN GUNUNG MERIAH KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2009”
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan. Hal tidak terlepas dari keterbatasan penulis sebagai manusia yang memiliki keterbatasan.
Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :
1. Ibu dr Ria Masniari Lubis selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Nurmaini, MKM dan Ibu Ir. Indra Chahaya M.Si, selaku
penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama penulis menjadi mahasiswa bimbingan beliau.
3. Ibu Dra. Jumirah, Apt, M.Kes selaku dosen pembimbing II dan Ketua
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM-USU yang telah membimbing dan memberi masukan serta saran dalam menyusun skripsi ini.
(7)
4. Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi masukan serta saran dalam menyusun skripsi ini. 5. Bapak Mhd. Ichsan SSTP, Msi selaku Camat Kecamatan Gunung Meriah dan
Ibu Rasmi B selaku PLKB Kecamatan Gunung Meriah yang telah memberikan
izin penelitian di Desa Tulaan dan membantu dalam kelancaran pengambilan data.
6. Bapak Saharuddin selaku kepala Desa Tulaan, Ibu Parinem selaku Ketua
Bina Keluarga Balita (BKB) Desa Tulaan, Ibu-ibu Kader BKB yang telah banyak membantu dalam kelancaran pengambilan data.
7. Semua Dosen dan Pegawai Administrasi di lingkungan FKM-USU, khususnya pada Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM-USU yang telah banyak membantu dalam segala urusan administrasi.
8. Seluruh instansi yang terkait atas bantuan dan kerjasama yang baik dan banyak memberikan bantuan dalam pengumpulan data-data yang diperlukan untuk penelitian.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayahanda H.Ahmad Fajri Hanan dan Ibunda Hj. Fazraini AS, BA yang telah memberikan semangat dan dorongan baik materi maupun non-materi serta do’a yang tak henti-hentinya menyertaiku.
2. Kedua adikku Rahmat Aulia dan Atikah Wahyuni yang telah banyak memberikan do’a, semangat, dan motivasi bagi penulis.
(8)
3. Seluruh keluarga besarku, khususnya Mamanda Ahmad Suryadin/Bunda Neni, Bapak H.Rusli Nst/Bunda Hj.Farida, Papa Yusri Khuzai/Mama Rafni, dan lain-lain yang namanya tak bisa disebutkan satu persatu disini. Terima kasih atas dukungan dan do’anya selama ini.
4. Kepada Irham Ardhi, SP dan keluarga yang telah memberikan perhatian, semangat, motivasi, dan do’a dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Sahabatku di FKM USU : Feria, Siti, Ahmad, Raja, Budi, alm. Aan Kurniawan, yang selalu memberikan saran, dukungan dan motivasi.
6. Sahabat-sahabatku : Dina, Nelda, Wira, Karya, Edi, Riki yang telah mendampingi dalam keadaan susah maupun senang.
7. Kepada semua pihak yag tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan semangat.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, Desember 2009 Penulis,
(9)
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Riwayat Hidup Penulis ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... xii
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1. Tujuan Umum ... 6
1.3.2. Tujuan Khusus... 6
(10)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan ... 8
2.1.1. Pengertian Pertumbuhan ... 8
2.1.2. Pengertian Perkembangan ... 11
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan ... 20
2.3. Ciri Keterlambatan Perkembangan Anak ... 23
2.4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita ... 25
2.4.1. Pemantauan Pertumbuhan Balita... 25
2.4.2. Pemantauan Perkembangan Balita ... 26
2.5. Bina Keluarga Balita ... 27
2.5.1. Tujuan Program BKB ... 29
2.5.2. Pelaksanaan Program BKB ... 29
2.5.3. Kegiatan Program BKB ... 33
2.6. Kerangka Konsep ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1. Jenis Penelitian... 36
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
3.2.1. Lokasi Penelitian ... 36
3.2.2. Waktu Penelitian ... 36
3.3. Populasi dan Sampel ... 36
3.3.1. Populasi ... 36
3.3.2. Sampel ... 37
3.4. Metode Pengumpulan Data... 37
3.4.1. Data Primer ... 37
(11)
3.5. Instrumen Penelitian ... 37
3.6. Defenisi Operasional ... 38
3.7. Aspek Pengukuran ... 39
3.8. Teknik dan Analisa Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43
4.1. Gambaran Umum Desa Tulaan ... 43
4.1.1. Geografis ... 43
4.1.2. Demografis ... 43
4.2. Gambaran Umum Responden ... 46
4.2.1 Karakteristik Ibu ... 46
4.2.2. Karakteristik Balita ... 49
4.3. Pertumbuhan dan Perkembangan ... 50
4.3.1. Pertumbuhan Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu Pada Keluarga Peserta BKB ... 52
4.3.2. Perkembangan Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu Pada Keluarga Peserta BKB ... 55
4.3.3. Pertumbuhan Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu Pada Keluarga Bukan Peserta BKB... 57
4.3.4. Perkembangan Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu Pada Keluarga Bukan Peserta BKB ... 60
BAB V PEMBAHASAN ... 64
5.1. Pertumbuhan dan Perkembangan ... 64
5.1.1. Pertumbuhan ... 65
5.1.2. Perkembangan ... 65
5.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu ... 66
(12)
5.2.3. Pekerjaan Ibu ... 69
5.2.4. Jumlah Anak... 71
5.2.5. Jarak Kelahiran ... 72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 74
6.1. Kesimpulan ... 74
6.2. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(13)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2008... 44 Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Tulaan
Kecamatan Gunung Meriah Tahun 2008 ... 44 Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku di Desa Tulaan
Kecamatan Gunung Meriah Tahun 2008 ... 45 Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2008... 45 Tabel 4.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di
Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2008... 46 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Ibu
di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2009... 46 Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di
Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2009... 47 Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2009... 47 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak di
Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2009... 48 Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Kelahiran
di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2009... 48 Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Tulaan
Kecamatan Gunung Meriah Tahun 2009 ... 49 Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
(14)
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan BB/U di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2009... 50 Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan TB/U di Desa Tulaan
Kecamatan Gunung Meriah Tahun 2009 ... 50 Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan BB/TB di Desa Tulaan
Kecamatan Gunung Meriah Tahun 2009 ... 51 Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Pertumbuhan
di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2009... 51 Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Perkembangan
di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Tahun 2009... 52 Tabel 4.18 Distribusi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Kelompok Umur
Ibu Pada Keluarga Peserta BKB ... 52 Tabel 4.19 Distribusi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Pendidikan Ibu
Pada Keluarga Peserta BKB... 53 Tabel 4.20 Distribusi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Pada Keluarga Peserta BKB... 54 Tabel 4.21 Distribusi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Jumlah Anak
Pada Keluarga Peserta BKB... 54 Tabel 4.22 Distribusi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Jarak Kelahiran
Pada Keluarga Peserta BKB... 55 Tabel 4.23 Distribusi Perkembangan Anak Berdasarkan Kelompok Umur
Ibu Pada Keluarga Peserta BKB ... 55 Tabel 4.24 Distribusi Perkembangan Anak Berdasarkan Pendidikan Ibu
Pada Keluarga Peserta BKB... 55 Tabel 4.25 Distribusi Perkembangan Anak Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Pada Keluarga Peserta BKB... 56 Tabel 4.26 Distribusi Perkembangan Anak Berdasarkan Jumlah Anak
(15)
Tabel 4.27 Distribusi Perkembangan Anak Berdasarkan Jarak Kelahiran
Pada Keluarga Peserta BKB... 57 Tabel 4.28 Distribusi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Kelompok Umur Ibu
Pada Keluarga Bukan Peserta BKB... 57 Tabel 4.29 Distribusi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Pendidikan Ibu
Pada Keluarga Bukan Peserta BKB... 58 Tabel 4.30 Distribusi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Pekerjaan
Pada Keluarga Bukan Peserta BKB... 58 Tabel 4.31 Distribusi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Jumlah Anak
Pada Keluarga Bukan Peserta BKB... 59 Tabel 4.32 Distribusi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Jarak Kelahiran
Pada Keluarga Bukan Peserta BKB... 59 Tabel 4.33 Distribusi Perkembangan Anak Berdasarkan Kelompok Umur Ibu
Pada Keluarga Bukan Peserta BKB... 60 Tabel 4.34 Distribusi Perkembangan Anak Berdasarkan Pendidikan
Ibu Pada Keluarga Bukan Peserta BKB ... 61 Tabel 4.35 Distribusi Perkembangan Anak Berdasarkan Pekerjaan
Ibu Pada Keluarga Bukan Peserta BKB ... 62 Tabel 4. 36 Distribusi Perkembangan Anak Berdasarkan Jumlah
Anak Pada Keluarga Bukan Peserta BKB ... 62 Tabel 4.37 Distribusi Perkembangan Anak Berdasarkan Jarak Kelahiran
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Master Data
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian
(17)
ABSTRAK
Masa anak usia 36-59 bulan adalah masa emas yang tidak akan terulang kembali dan merupakan masa paling penting untuk pembentukan dasar-dasar kepribadian, kemampuan sosialisasi dan penanaman dasar kemandirian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak usia 36-59 bulan pada keluarga peserta dan bukan peserta Bina Keluarga Balita di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2009.
Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan data primer dengan sampel sebanyak 60 anak, meliputi 30 anak keluarga peserta BKB dan 30 anak keluarga bukan peserta BKB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok peserta BKB didapat sebagian besar ibu berusia 25-30 tahun (83,33%), tingkat pendidikan ibu tamat SLTA (46,67%), sebagian besar ibu tidak bekerja (23%), mempunyai anak 3-4 orang (53,33%) dan jarak kelahiran ≥ 24 bulan sebanyak 75%. Sedangkan pada kelompok bukan peserta BKB didapat sebagian besar ibu berusia 25-30 tahun (56,67%), tingkat pendidikan ibu tamat SLTP (50%) ,sebagian besar ibu tidak bekerja (86,67%), mempunyai anak 3-4 orang (63,33%), dan mempunyai jarak kelahiran ≥ 24 bulan (58,62%).Pertumbuhan anak pada kedua kelompok sebagian besar adalah baik yakni sebesar 83,33% pada keluarga peserta BKB dab 76,67% pada keluarga bukan peserta BKB. Pada perkembangan anak menunjukkan sebagian besar anak adalah normal (76,67%) dan meragukan sebanyak (23,33%) pada keluarga peserta BKB. Sedangkan pada keluarga bukan peserta BKB ditemukan perkembangan anak normal (46,67%), meragukan (20%), dan tidak normal (33,33%).
Perlu dikembangkan pemasaran sosial agar seluruh masyarakat mengetahui dan mengikuti kegiatan program BKB.
(18)
ABSTRACT
The children aged 36-59 months is the gold age that will not be repeated again and is the most important for the formation of basic personality, the ability of basic socialization and personality.
This research aimed to know the growth and development of children aged 36-59 months in “Bina Keluarga Balita (BKB)” participants and not participants family at Tulaan Village, Gunung Meriah District, Aceh Singkil Regency, 2009.
This research is descriptive, which use the primary data with a sample of 60 children, including 30 children and family participants “BKB” 30 children from the family is not the “BKB”.
The results of this research shows that participants in the group gained most of the “BKB” mothers aged 25-30 years old (83.33%), education level of senior high school (46.67%), most of mothers doesn’t have occupation (23 %), having children (53.33%), and birth interval ≥ 24 months (75%). Meanwhile in “BKB: not participant family most of mothers aged 25-30 years old (56.67%), education level of junior high school (50%), most mothers do not occupation (86.67%), having children 3-4 (63.33%), birth interval ≥ 24 months (58.62%). Children’s growth on both group are good that is 83.33% on “BKB” participation family and 76.67% on “BKB”non-participation family. The result shows most of children are normal (76.67%), and hesitateful (23.33%) in “BKB” participation family. Meanwhile on “BKB” non-participation family can found children with normal development (46.67%), hesitateful (23.33%), and abnormal (33.33%).
It is need to develop social marketing in order to make society know and follow the activities of “BKB” program.
(19)
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembinaan tumbuh kembang balita merupakan serangkaian kegiatan yang sifatnya berkelanjutan antara lain berupa pemenuhan kebutuhan dasar anak akan kasih sayang dan rasa aman, pemeliharaan kesehatan, kecukupan gizi, pemberian stimulasi dini, tumbuh kembang dan pendidikan, baik di rumah maupun di luar rumah. Pembinaan dan perkembangan anak yang dilaksanakan secara tepat dan terarah menjamin anak tumbuh kembang secara optimal sehingga menjadi manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, kreatif, produktif, bertanggung jawab dan berguna bagi nusa dan bangsa.
Hal tersebut mengandung konsekuekensi dalam pembinaan kesehatan bayi dan anak balita. Bayi dan anak balita yang telah selamat dari ancaman kematian perlu mendapat perhatian agar mereka dapat mencapai kualitas hidup yang baik. Dalam kehidupan manusia, masa balita merupakan masa emas yang tidak akan terulang kembali karena merupakan masa yang paling penting untuk pembentukan dasar-dasar kepribadian, kemampuan sosialisasi dan penanaman dasar-dasar kemandirian. (Depkes RI, 1999).
Gangguan pertumbuhan merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada anak-anak di negara yang sedang berkembang. Gangguan pertumbuhan pada masa anak-anak yang dihubungkan dengan badan yang lebih pendek pada masa remaja dan penurunan masa otot tubuh yang dapat mengurangi
(20)
kemampuan reproduksi wanita dan produktivitasnya serta kapasitas kerja pada pria maupun wanita. (Hadi, 2004).
Gambaran keadaan gizi balita di Indonesia diawali dengan cukup banyaknya bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Menurut hasil SUSENAS 2003, setiap tahun diperkirakan ada 350.000 bayi dengan berat lahir rendah di bawah 2500 gram, sebagai salah satu penyebab utama tingginya kurang gizi pada kematian balita. Tahun 2003 prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 27,5%, kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 1989 yaitu sebesar 37,5 % atau terjadi penurunan sebesar 10%.
Gangguan pertumbuhan anak di bawah lima tahun (balita) merupakan indikator kemiskinan (Siswono, 2002). Dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2000, para pemimpin dunia sepakat bahwa proporsi anak balita kurang gizi atau berberat badan rendah merupakan salah satu indikator kemiskinan.
Para pakar juga yakin lingkungan verbal bagi anak juga tak kalah pentingnya. Bahasa yang diperdengarkan anak bisa meningkatkan atau menghambat kemampuan dasar berpikirnya. Penelitian ini dilakukan oleh psikolog Rusia. Ia membayar para ibu keluarga miskin untuk membacakan cerita dengan suara keras untuk bayi mereka masing-masing selama 15-20 menit setiap hari. Menjelang usia 1,5 tahun, bayi menjalani pengukuran. Hasilnya, bayi-bayi itu memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik ketimbang bayi-bayi seusianya di daerah yang sama
(21)
Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 26 telah menyebutkan bahwa orangtua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak, menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan kemampuan, bakat dan minatnya, serta mencegah terjadinya pekawinan pada usia anak-anak sehingga orangtua atau keluarga benar-benar memperhatikan dan memahami apa yang telah ditetapkan (BKKBN, 2006).
Gerakan Bina Keluarga Balita (BKB) yang dimulai pada tahun 1983 merupakan prakarsa Menteri Negara Peranan Wanita, dalam pelaksanaan operasionalnya bekerjasama dengan sektor-sektor dan LSM terkait, merupakan salah satu upaya yang berkontribusi dalam pemberdayaan orangtua sebagai pendidk pertama dan utama dari generasi penerus bangsa dalam rangka mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
Pembinaan tumbuh kembang anak balita belum menjangkau sebagian besar anak-anak yang tinggal di pedesaan, khususnya anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah. Kondisi ini masih perlu ditingkatkan dalam pelayanan sosial.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka pemerintah mempunyai perhatian untuk tetap mengembangkan kebijakan Gerakan Bina Keluarga Balita sebagai salah satu kontribusi dalam pembinaan kualitas anak.
(22)
Hasil penelitian Pusat Studi Keluarga BKKBN tentang peranan orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam upaya pemantapan pembinaan tumbuh kembang menunjukkan bahwa anak dapat belajar dengan baik di SD bilamana telah dipersiapkan terlebih dahulu antara lain dengan mengikuti kelompok BKB. Hasil penelitian tersebut juga menggambarkan semua pihak (responden) sepakat bahwa pihak yang paling berperan dalam penyiapan anak adalah orang tua disamping pihak lain yaitu anggota keluarga yang lain (BKKBN, 2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokterran Universitas Diponegoro yang mengukur tingkat kecerdasan (IQ) dan kematangan sosial (SQ) pada 300 responden yang terbagi kedalam kelompokpeserta dan bukan peserta BKB.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan pada tingkat kecerdasan kelompok peserta BKB, untuk tingkat IQ baik (diatas 120) ditemukan 13,8 % dan SQ yang baik ada 7,6 %. Dari kelompok bukan peserta BKB didapatkan tingkat IQ yang baik hanya sebesar 3,0% dan tingkat SQ yang baik ada 7,6%. Sehingga dapat disimpulkan program BKB sangat bermanfaat bagi para ibu yang menginginkan anaknya tumbuh
dengan baik
Selain itu, dengan adanya BKB maka keluarga, khususnya Keluarga Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I dapat mengakses pendidikan keluarga, sehingga dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya, mengetahui cara praktis untuk melakukan stimulasi dan pemantauan tumbuh kembang sesuai usia dan perkembangannya, serta mengasuh dan mendidik anak balitanya dengan baik dan benar (BKKBN, 2003).
(23)
Program BKB di Kabupaten Aceh Singkil dimulai pada tahun 2004. Program ini merupakan program lintas sektor yang melibatkan berbagai sektor antara lain, pendidikan, agama, kesehatan, dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Aceh Singkil. Pelaksanaan program BKB di Kabupaten Aceh Singkil berada dalam naungan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera (BPPKS).
Salah satu kelompok binaan BKB dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Aceh Singkil adalah kelompok BKB yang terdapat di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah. Jumlah balita di Desa Tulaan sebanyak 280 orang, tetapi balita yang menjadi peserta BKB sbanyak 161 orang yang terdiri dari kelompok ummr 0-5 tahun. Kelompok BKB Desa Tulaan meraih juara I dalam penilaian kelompok BKB teladan tingkat Kabupaten Aceh Singkil pada bulan Agustus 2008.
Pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh kader BKB berupa memberikan materi penyuluhan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan balita. Selanjutnya diadakan pemantauan terhadap perkembangan masing-masing balita apakah telah mencapai tahapan perkembangan sesuai dengan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Balita yang sudah mencapai tahap perkembangan sesuai dengan tugas yang diberikan padanya akan diberikan tugas perkembangan tahapan selanjutnya, balita yang belum mencapai tahapan perkembangan yang sesuai umurnya akan didiskusikan pemecahan masalahnya oleh ibu dan kader mengenai kesulitan yang dialami oleh ibu dalam melatih balitanya.
(24)
Hasil yang diharapkan dari adanya kegiatan pembinaan ini adalah ibu menjadi terampil dalam mengasuh dan mendidik khususnya dalam menunjang proses tumbuh kembang balita, ibu dan anggota keluarga yang lain dapat berinteraksi lebih erat dengan balita sehingga akan cepat mengetahui gangguan tumbuh kembang anak sejak dari awal, serta balita yang cerdas, sehat, mandiri pada masa yag akan datang.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu bagaimana pertumbuhan dan perkembangan balita pada keluarga peserta dan bukan peserta Bina Keluarga Balita (BKB) di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2009.
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak usia 36-59 bulan pada keluarga peserta dan bukan peserta Bina Keluarga Balita (BKB) di Desa Tulaan Kecematan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ibu (umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, dan jarak kelahiran) pada ibu balita peserta dan bukan peserta Bina Keluarga Balita (BKB) di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil.
(25)
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk kelanjutan program BKB di Kabupaten Aceh Singkil umumnya dan Kecamatan Gunung Meriah khususnya.
(26)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan
2.1.1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Pertumbuhan adalah bertambah besarnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dikutip oleh Syahzan (2006), adanya multiplikasi dan pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak adanya konsepsi, yaitu bertemunya sel telur dan sperma hingga dewasa. Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang ervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki. Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebi dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah (Nursalam, 2002).
(27)
Soetjiningsih (2002), menjelaskan bahwa pada umumnya pertumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu :
1. perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan dewasa. 2. hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan
lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya refleks primitif, pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder, dan perubahan lainnya.
3. kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya masa-masa tertentu, yaitu masa prenatal, bayi, dan adolensi dimana terjadi pertumbuhan cepat dari masa pra sekolah dan masa sekolah, dimana pertumbuhan berlangsung lambat.
Kalau tiap organ diukur beratnya, maka kemajuan atau pola pertumbuhan akan berbeda-beda. Ada organ yang menunjukkan permulaan petumbuhan sangat dini dan ada pula yang mulainya sangat terlambat. Demikian pula ada yang mempunyai pola yang sangat cepat, sehingga dalam waktu yang sangat pendek telah mencapai bentuk organ biasa, sedangkan yang lain pola pertumbuhannya sangat perlahan sehingga mencapai bentuknya yang dewasa pada umur yang sudah lanjut (Sediaoetama, 2004).
Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan berat badan, tinggi badan, atau ukuran tubuh lainnya, tetapi lebih dari itu, gambaran tentang keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak yang sedang dalam proses tumbuh (Depkes RI, 2002).
(28)
Bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan, maka disebut gizi seimbang atau gizi baik. Bila jumlah asupan zat gizi kurang dari yang dibutuhkan disebut gizi kurang. Dalam keadaan gizi baik dan sehat atau bebas dari penyakit, pertumbuhan seorang anak akan normal, sebaliknya bila dalam keadaan gizi tidak seimbang, pertumbuhan seorang anak akan terganggu, misalnya anak tersebut akan kurus, pendek, atau gemuk (Depkes RI, 2002).
Kalau seorang anak sejak lahir diukur berat badannya secara periodik misalnya setiap tiga bulan sekali, maka akan terdapat suatu gambaran atau pola pertumbuhan anak tersebut. Studi serial dengan waktu berturut-turut dari satu subyek tertentu, disebut studi longitudinal, dimana pada suatu saat tertentu dipelajari sejumlah individu yang disebut populasi. Ternyata bahwa pola pertumbuhan sejak lahir sampai meninggal tidak merupakan suatu garis lurus, tetapi terdiri dari atas beberapa bagian yang menunjukkan kecepatan tumbuh yang cepat, diselingi oleh kecepatan tumbuh lambat.
Pertumbuhan seorang anak praktis dianggap berhenti setelah mencapai umur dewasa, karena sudah sangat lambat, sehinga dapat diabaikan. Disini tubuh sudah akan tidak banyak lagi menambah bahan baru kepada sel atau jaringan, tetapi hanya menggantikan bahan-bahan yang telah rusak atau aus terpakai (Sediaoetama, 2004).
(29)
2.1.2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development) adalah berkembangnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, organ-organ, dan system organ yang berkembang sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjinigsih, 2002).
Prinsip-prinsip perkembangan pada anak akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Perkembangan melibatkan perubahan
Tujuan perubahan perkembangan ialah realisasi diri atau pencapaian kemampuan genetik atau aktualisasi diri yaitu upaya untuk menjadi orang yang terbaik secara fisik dan mental. Ini merupakan dorongan untuk melakukan apa saja yang sesuai baginya untuk merasa bahagi dan puas, orang harus diberikan kesempatan untuk memenuh dorongan tersebut.
Beberapa jenis perubahan yang terjadi dalam dalam perkembangan adalah : a. perubahan ukuran, termasuk disini perubahan fisik dalam tinggi, berat organ
dalam dan sekeliling serta perubahan dalam memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi kreatif.
b. perubahan proporsi, anak-anak bukanlah miniatur orang dewasa dalam proporsi fisiknya. Mereka juga tidak memiliki miniature mental orang dewasa. Kemampuan imajinatif mereka berkembang lebuh baik daripada kemampuan
(30)
penaarannya, sehingga sedangkan yang terjadi pada orang dewasa justru sebaliknya..
c. hilangnya cirri lama,misalnya kelenjar thymus setelah pubertas dan rambut serta gigi bayi, kehilangan kegunaaannya, cirri itu secara bertahap mengalami atrofi, seperti halnya beberapa ciri bawaan psikologis dan perilaku seperti gerak dan bicara bayi serta imajinasi yang sangat luas.
d. mendapatkan ciri baru, seperti ciri fisik yang baru termasuk gigi tetap dan karakteristik jenis kelamin primer dan sekunder, ciri mental yang baru termasuk perhatian dalam seks, standar moral, dan keyakinan agama.
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya
Petunjuk ilmiah pertama yang penting dari pentingnya tahun-tahun awal berasal dari penelitian Freud tentang kesulitan penyesuaian kepribadian. Kesulitan seperti itu dikatakan Freud dapat dilacak sampai ke suatu pengalaman yang tidak menyenangkan di masa kanank-kanak.
Kondisi yang mempengaruhi dasar awal perkembangan pada anak adalah : a. hubungan antarpribadi yang menyenangkan, hubungan yang menyenangkan
terutama dengan anggota keluarga akan mendorong anak mengembangkan kecendrungan menjadi terbuka dan menjadi lebih berorientasi kepada orang lain b.keadaan emosi, ketiadaan hubungan emosional akibat penolakan anggota
keluarga atau perpisahan dengan orang tua, seringkali menimbulkan gangguan kepribadian. Sebaliknya pemuasan emosional mendorong perkembangan kepribadian.
(31)
c.metode melatih anak, anak-anak yang dibesarkan orang tua yang permisif ketika besar cenderung kehilangan rasa tanggung jawab, mempunyai kendali emosional yang buruk, dan sering berprestasi rendah dalam melakukan sesuatu. Mereka yang dibebaskan oleh orang tua yang demokratik atau sedikit otoriter penyesuaian pribadi dan sosialnya lebih baik.
d. peran yang dini, anak pertama yang seringkali diharapkan bertanggung jawab di rumah dan menjaga anak yang lebih kecil dapat mempunyai kepercayaan diri yang lebih besar daripada saudaranya yang lahir sesudahnya tetapi mungkin juga mempunyai kecendrungan ntuk mengembangkan kebiasaan memerintah sepanjang hidupnya.
e.struktur keluarga di masa kanak-kanak, seorang anak yang berasal dari sebuah keluarga yang besar, siap dan perilakunya cenderung otoriter, sedangkan yang berasal dari keluarga yang bercerai atau berpisah.
f.rangsangan lingkungan, lingkungan yang merangsang merupaka salah satu pendorong perkembangan kemampuan anak yang diturunkan. Bercakap-cakap dengan bayi atau menunjukkan gambar bercerita pada seorang anak prasekolah mendorong minat dalam belajar berbicara dan keingina untuk mambaca. Lingkungan yang merangsang mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang tidak merangsang menyebabkan perkembangan anak di bawah perkembangannya.
(32)
3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Proses kematangan intrinsik adalah terbukanya karakteristik yang secara potensial ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu. dalam fungsi filogenetik yaitu fungsi umum ras, misalnya merangkak, duduk, dan berjalan, perkembangan berasal dari proses kematangan. Sesungguhnya latihan hanya memberi sedikit keuntungan. Sebaliknya mengendalikan lingkungan dengan cara memngurangi kesempatan berlatih akan menghalangi perkembangan.
Berbeda halnya dalam fungsi ontogenik yaitu fungsi khas individu misalnya berenang, melempar bola, naik sepeda, atau menulis diperlukan latihan. Tanpa latihan, perkembangan tidak akan terjadi. Kecendrungan yang diwariskan tidak dapat matang sepenuhnya tanpa dukungan lingkungan.
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
Studi longitudinal mengenai kecerdasan telah mengungkapkan bahwa pola perkembangan mental dapat diramalkan seperti halnya pola perkembangan fisik. Hasil beberapa studi longitudinal meliputi berbagai segmen daur hidup sejak bayi hingga usia 50 tahun menunjukkan bahwa bagian utama dari pertumbuhan mental muncul pada saat bayi berkembang paling cepat, yaitu selama 16 hingga 18 tahun pertama. Juga terdapat pola perkembangan yang dapat diramalkan untuk berbagai fungsi kecerdasan, seperti daya ingat dan penalaran, yang merupakan kecerdasan umumnya.
(33)
5. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan
Tidak saja pola perkembangan dapat diramalkan, tetapi ia mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan dapat diramalkan. Studi perkembangan telah menunjukkan bahwa terdapat sejumlah karakteristk yang dapat diramalkan, diantaranya adalah :
- ukuran kematangan, pada usia yang agak awal kita dapat meramalkan bagaimana keadaan fisik seseorang ketika ia dewasa nanti.
- perencanaan pendidikan, dapat didasarkan atas bakat ketarampilan kecerdasan awal anak.
- persiapan untuk tahapan berikutnya, pada setiap tahapan perkembangan anak dapat disiapkan untuk tahapan berikutnya.
- perencanaan pekerjaan, perkembangan fisik, kecerdasan, dan kepribadian awal memberi petunjuk tentang apa saja yang dapat dikerjakan anak ketika ia dewasa. Petunjuk ini dapat digunakan orang tua dan guru untuk merencanakan pendididkan bagi pekerjaan anak kelak.
- adopsi, karena pola awal perkembangan fisik dan mental dapat meramalkan perkembangan di masa datang, hal itu dapat digunakan sebagai pedoman memilih bayi untuk di adopsi.
(34)
6. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak mengikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap dan langkah demi langkah, sedangkan yang lain bergerak dengan kecepatan melonjak. Beberapa diantaranya menunjukkan sedikit penyimpangan, sedangkan pada yang lain banyak terjadi penyimpangan.
Perbedaan perkembangan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan bawaan, suasana emosional, apakah seseorang mempunyai dorongan intelektual yang kuat, dan apakah seseorang mempunyai kesempatan untuk mengalami dan belajar.
7. Periode pola perkembangan
Walaupun perkembangan berlangsung secara berkesinambungan, terdapat bukti bahwa pada berbagai usia ciri bawaan tertentu lebih menonjol daripada yang lain karena perkembangannya terjadi lebih cepat.Oleh karena itu dimungkinkan untuk menandai periode utama yang ditunjukkan oleh jenis perkembangan tertentu yang membayangi lainnya. Karena adanya variasi individual, batas usia untuk periode ini hanya dapat diramalkan secara kasar.
Dalam pola perkembangan, beberapa periode ditandai oleh “keseimbangan” dan yang lain oleh “ketidakseimbangan”. Pada yang pertama, anak menyesuaikan diri dengan baik dan mudah ditangani. Sedangkan pada yang kedua penyesuaian tampaknya terganggu oleh kondisi dari dalam atau oleh faktor lingkungan.
(35)
8. Adanya harapan sosial dalam periode perkembangan
Dalam setiap kelompok budaya, pengalaman telah menunjukkan bahwa pada orang dapat mempelajari pola perilaku dan keterampilan tertentu dengan lebih mudah dan berhasil pada usia-usia tertentu ketimbang saat lainnya. Kelompok ini kemudian mengharapkan setiap individu bersikap sesuai dengan waktu perkembangan ini.
Harapan sosial dikenal juga dengan tugas perkembangan. Berikut ini adalah tujuan tugas perkembangan :
a. tugas perkembangan ini bertindak sebagai pedoman untuk membantu para orangtua dan guru guna mengetahui apa yang harus dipelajari anak pada usia tertentu.
b. tugas perkembangan menimbulkan kekuatan motivasi bagi anak-anak untuk belajar hal-hal yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia tersebut. c. tugas perkembangan menunjukkan pada para orang tua dan gru tentang apa
yang diharapkan dari mereka di masa mendatang. Dengan demikian mereka menyadari perlunya menyiapkan anak untuk menghadapi harapan baru tersebut.
9. Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya yang potensial
Walaupun pola perkembangan bergerak normal, kadang-kadang pada setiap usia terdapat bahaya di beberapa bidang perkembangan yang mengganggun pola normal ini.
Beberapa hal ini berasal dari lingkungan sedangkan yang lain timbul dari dalam diri. Terlepas dari asalnya, bahaya ini dapat mempengauhi usaha penyesuaian
(36)
mengubah pola perkembangan sehingga menghasilkan suatu daerah mendatar dimana tidak terjadi pergerakan maju atau menyebabkan kemunduran ketahapan yang lebih rendah. Bila hal ini terjadi, anak itu menghadapi masalah penyesuaian dan dikatakan mempunyai “penyesuaian yang buruk” atau “tidak matang”.
10.Kebahagiaan bervariasi pada berbagai pola perkembangan
Sesuai dengan tradisi, masa anak-anak merupakan periode kehidupan yang paling membahagiakan. Tradisi ini telah dipertegas dengan hal lain, bahwa masa kanak-kanak seharusnya bahagia, waktu yang bebas dan aman untuk menjamin penyesuaian yang baik dalam hidup kedewasaan. Dewasa ini, terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa keyakinan tersebut tidak benar dan bagi banyak anak , hal itu justru berlawanan.
Studi mengenai kebahagiaan di masa kanak-kanak telah mengungkapkan bahwa bagi beberapa anak, masa kanak-kanak adalah saat bahgia, sedangkan bagi yang lain merupakan masa yang tidak bahagia. Laporan retrospektif mengenai kebahagiaan pada berbagai usia yang dilakukan orang dewasa telah menunjukkan hasil yang serupa.
Beberapa orang dewasa ingat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang paling bahagia dalam kehidupan mereka. Sebaliknya laporan retrospektif dari beberapa orang dewasa telah menunjukkan bahwa ingatan yang tidak menyenangkan membayangi kebahagiaannya dan bahwa mereka tidak ingin kembali ke masa kanak-kanak. (Hurlock, E.B. 2005)
(37)
Perkembangan anak-anak dapat dibagi menjadi 5 area sebagai berikut : (Nursalam, 2002)
1. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kemampuan anak untuk mempelajari dan memecahkan masalah. Misalnya :
- bayi usia 2 bulan yang menjelajahi lingkungannya dengan menggunakan tangan atau matanya
- anak usia 5 tahun yang belajar memecahkan persoalan matematika sederhana
2. Perkembangan Sosial dan Emosional
Perkembangan kemanpuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain termasuk upayanya untuk mengendalikan diri. Misalnya :
- bayi usia 6 minggu belajar tersenyum - bayi usia 10 bulan belajar untuk melambai
- anak usia 5 tahun belajar untuk menentukan gilirannya dalam bermain bersama
3. Perkembangan Berbicara dan Berbahasa
Perkembangan kemampuan anak untuk memhami dan menggunakan bahasa. Misalnya :
- bayi usia 12 bulan mengucapkan kata pertamanya - anak usia 2 tahun menyebutkan nama anggota tubuhnya
(38)
4. Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan kemampuan anak untuk menggunakan otot halusnya terutama tangan dan jarinya. Misalnya : mengambil mainan, memegang sendok, membalikkan halaman buku, menggunakan crayon untuk menggambar.
5. Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan kemampuan anak untuk menggunakan otot kasarnya. Misalnya :
- bayi usia 6 bulan belajar untuk bangkit dari posisi terlentang - bayi usia 12 bulan belajar berdiri dengan berpegangan pada kursi - anak usia 5 tahun belajar melakukan lompat tali
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun keduanya memiliki saling mempengaruhi dan berjalan secara simultan (bersamaan). Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan anak. Pada dasarnya, tumbuh kembang mempunyai prinsip yang berlaku secara umum, yaitu :
1. tumbuh kembang merupakan suatu proses terus menerus dari konsepsi sampai dewasa.
2. pola tumbuh kembang pada semua anak pada umumnya sama, hanya kecepatannya dapat berbeda.
3. proses tumbuh kembang dimulai dari kepala ke seluruh anggota badan, misalnya melalui melihat, tersenyum, mengangkat badan, duduk, berdiri, dan seterusnya.
(39)
Satoto (1990) menyatakan pertumbuhan dan perkembangan anak secara langsung dipengaruhi asupan gizi anak, sedangkan secara tidak langsung dipengarui oleh praktek pemberian makanan pada anak, keadaan sosial ekonomi keluarga dan keadaan anak. Asupan zat gizi yang kurang akan menyebabkan status gizi menurun diikuti oleh penyakit infeksi. Sedangkan Soekirman (2000), menyatakan secara mendasar ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu faktor langsung dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit infeksi. Sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, praktek pemberian makan anak, dan faktor bayi atau anak.
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor (Nursalam 2002). Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempegaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
A. Faktor Dalam (Internal)
Faktor internal yang mmempengarhi tumbuh kembang balita adalah genetik. Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yaitu perbedaan ras, etnis, atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, dan kelainan kromosom.
(40)
B. Faktor Eksternal
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi, yaitu : 1. Faktor Prenatal (selama kehamilan), meliputi :
a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trisemester terakhir akhir kehamilan.
b) Mekanis, posisi janin abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan congenital.
c) Toksin, zat kimia, radiasi d) Kelainan endokrin
e) Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual f) Kelainan imunologi
g) Psikologi ibu 2.Faktor Kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak. 3.Faktor Pascanatal
Seperti halnya pada masa prenatal, faktr yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan congenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan.
(41)
2.3. Ciri Keterlambatan Perkembangan Anak
Keterlambatan perkembangan dapat diketahui secara dini dengan mengenali cirinya. Secara umum, ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1. Ciri Keterlambatan Perkembangan Perilaku
- tidak dapat mempertahankan perhatian atau tetap fokus terhadap aktivitas yang sedang dilakukannya dalam waktu tertentu seperti anak seusianya.
- fokus pada obyek yang tidak biasa dalam waktu yang lama; sangat menikmati hal tersebut dibandingkan interaksi dengan orang/obyek lainnya
- menghindari tatapan mata dengan orang lain
- terlihat frustasi dalam melakukan aktivitas sederhana
- memperlihatkan perilaku yang agresif dan lebih keras kepala dibandingkan dengan anak seusianya
- melakukan kekerasan setiap harinya
- memandang langit, mengguncang-guncang tubuhnya, berbicara sendiri lebih sering dan lama dibandingkan anak lain seusianya
- tidak berusaha mendapatkan perhatian dan kasih sayang
- tidak merasa perlu mendapatkan persetujuan untuk melakukan hal yang tidak biasa atau sama sekali baru.
(42)
2. Ciri Keterlambatan Perkembangan Fisik dan Motorik
- tangan dan kaki sangat kaku dan tidak fleksibel
- memiliki tubuh yang lembek atau lemas dibandingkan dengan anak lain seusianya - hanya atau jauh lebih sering menggunakan salah satu sisi dari badannya
- sangat ceroboh jika dibandingkan dengan anak lain seusianya
3. Ciri Keterlambatan Perkembangan Penglihatan (Vision)
- mengalami kesulitan untuk mengikuti pergerakan obyek atau orang lain dengan matanya
- sering menggosok-gosok mata
- memiringkan kepala secara tidak biasa untuk melihat suatu obyek - sulit mengambil benda kecil dengan tangannya (setelah usia 12 bulan) - kesulitan untuk fokus atau bertatapan (eye contact)
- menutup salah satu matanya untuk melihat benda yang jauh - juling kedalam atau keluar
- mendekatkan benda ke matanya agar dapat melihatnya - ukuran dan/atau warna mata yang tidak wajar
4. Ciri Keterlambatan Perkembangan Pendengaran (Hearing)
- bersuara sangat keras atau sangat pelan
- kesulitan untuk merespons pada saat ia dipanggil meskipun untuk hal-hal yang sangat ia senangi
- mengarahkan badannya sedemikian rupa sehingga kedua telinganya mengarahke sumber suara
(43)
- tidak terkejut terhadap suara keras
- daun telinga terlihat kecil atau mengalami perubahan bentk
- gagal mengeluarkan suara atau kata yang seharusnya bias dialakukan oleh anak seusianya
2.4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita 2.4.1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Salah satu cara yang digunakan dalam pemantauan pertumbuhan balita adalah dengan menggunakan antropometri. Beberapa pengukuran antropometri yang digunakan untuk mengukur status gizi anak balita adalah :
a) Berat menurut umur
Untuk anak balita pada umumnya, pengukuran ini merupakan cara standar digunakan untuk pertumbuhan. Kurang berat tidak hanya menunjukkan konsumsi pangan yang tidak cukup tetapi juga mencerminkan keadaan sakit yang baru saja dialami yang mengakibatkan berkurangnya berat badan. b) Tinggi menurut umur
Tinggi kurang cepat dipengaruhi oleh pangan dibandingkan dengan berat menurut umur. Oleh karena itu, tinggi menurut umur yang rendah biasanya menunjukkan kurang pangan yang kronis.
c) Berat menurut tinggi
Ukuran berat menurut tinggi yang rendah sering menunjukkan kurang pangan yang belum lama terjadi.
(44)
d) Lingkar lengan menggunakan lengan kiri atas
Penyusutan jaringan tubuh yang disebakan kurang pangan yang kronis ditunjukkan oleh mengecilnya lingkar lengan tengah, kadang-kadang disebut sebagai lingkar lengan atas (LLA). Dalam jangka usia anak balita LLA anak yang sehat adalah sekitar 16 cm. anak yang beradapada usia 1-4 tahun LLAnya berada diantar 12,5 cm – 13,5 cm adalah rawan terhadapp kurang pangan (Supariasa, 2002)
2.4.2. Pemantauan Perkembangan
Penilaian perkembangan anak memiliki banyak model dan macamnya misalnya tes IQ, tes psikomotorik, tes prestasi dan lain-lain. Masing-masing tes tersebut disesuaikan dengan fungsi dan usia anak. Meskipun demikian perlu ada parameter-parameter tertentu sehingga dapat dilakukan perbandingan secara konsisten.
Menurut Frankenburg (1981), yang dikutip oleh Soetjiningsih, terdapat 4 aspek perkembangan balita, yaitu :
1. Kepribadian/tingkahlaku sosial, yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksidengan lingkungan. 2. Motorik halus, yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel, dan menggunting.
(45)
3. Motorik kasar, yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.
4. Bahasa, yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara secara spontan.
Aspek-aspek perkembangan tersebut diatas merupakan modifkasi dari tes atau skrining perkembangan yang dikemukakan oleh Frankenburg yang dikenal dengan Denver Development Screening Test, yaitu salah satu tes atau metode skrining yang sering digunakan untuk menilai perkambangan anak mulai usia 3 bulan sampai 6 tahun.
Bila menggunakan Denver Development Screening Test relatif lebih sulit dilakukan di lapangan, oleh karena itu Departemen Kesehatan Republik Indonesia melakukan modifikasi, yaitu berupa pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita.
Berdasarkan buku pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita yang disusun oleh Departemen Kesehatan tersebut, tes perkembangan yang dapat dilakukan adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
2.5. Bina Keluarga Balita (BKB)
Memasuki PJP II, perlu diperhatikan secara khusus masalah pembinaan dan pengembangan anak. Karena sasaran utama PJP I adalah pembanguna manusia Indonesia yang seutuhnya, segala perhatian dicurahkan sejak dini, yaitu sejakanak-anak, bahkan sejak di dalam kandungan ibu. Hanya dengan program yang terarah dan terpadu, upaya mewujudkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat tercapai,
(46)
Diperlukan ketekunan dan kesungguhan di semua sector pembangunan secara terpadu, agar kualitas anak Indonesia yang sesuai dengan budaya bangsa dan dijiwai nilai-nilai luhur Pancasila dapat tercapai. Kualitas anak Indonesia yang demikian dapat tercapai merupakan modal utama dalam mewujudkan kualitas manusia Indonesia yang produktif, maju, selaras, seimbang, serasi, lahir dan batin.
Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia tersebut antara lain adalah dengan Program Bina Keluarga Balita (BKB). Masa balita ini merupakan masa yang menetukan dalam tumbuh kembangnya, yang akan menjadi dasar terbentuknya manusia yang seutuhnya. Oleh karena itu pemerintah memandang perlu untuk memberikan suatu pelayanan yang menunjang tumbuh kembang balita secara menyeluruh terutam dalam aspek mental dan sosial. Karena aspek pertumbuhan fisiknya telah terlebih dahulu mendapat perhatian, antara lain melalui berbagai Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK).
Program BKB ini terutama bermanfaat bagi keluarga yang berpenghasilan rendah baik itu di daerah pedesaan, pantai, maupun perkotaan. Padakeluarga-keluarga yang kurang mampu ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup anak-aaknya yang belum menjadi prioritas utama di dalam kehidupan keluarganya. Mereka masih menghadapi berbagai masalah lain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Oleh karena itu usaha yang terpadu dari semua pihak dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif, diharapkan dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berguna bagi nusa dan bangsa.
(47)
2.5.1. Tujuan Program BKB
Adapun tujuan mum dari program BKB adalah meningkatkan peranan ibu dan anggota keluarga lainnya untuk sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anakn yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial, yaitu terbentuknya manusia Indonesia seuthnya yang menghayati dan dapat mengamalkan Pancasila.
Tujuan khusus dari program BKB, yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya :
- proses tumbuh kembang balita dalam aspek fisik, mental, dan sosial
- pelayanan yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi anak, misalnya di Posyandu
2. Meningkatkan ketrampilan ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara lain dengan stimulasi mental dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia.
2.5.2. Pelaksanaan Program BKB
Kegiatan BKB dilaksanakan oleh kader yang sudah dilatih membina ibu kelompok sasaran yang mempunyai anak balita.
(48)
Ibu sasaran ini dibagi menjadi 5 kelompok menurut umur anaknya, yaitu : 1. Kelompok ibu dengan anak umur 0-1 tahun
2. Kelompok ibu dengan anak umur 1-2 tahun 3. Kelompok ibu dengan anak umur 2-3 tahun 4. Kelompok ibu dengan anak umur 3-4 tahun 5. Kelompok ibu dengan anak umur 4-5 tahun
Pembagian kelompok umur ini sesuai dengan tugas perkembangan balita, dimana tiap-tiap kelompok umur tersebutmempunyai tugas perkembangan yang berbeda, sehinnga cara stimulasi maupun media yang yang diperlukan untuk interaksi antara ibu dan anak pun berbeda.
Pada program BKB ini, secara garis besarnya tugas perkembangan anak dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu :
1. Perkembangan Gerakan Motorik Kasar
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga, karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Contohnya : menegakkan kepala, tengkurap, merangkak, berjalan, berlari dan sebagainya. 2. Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Yaitu gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi diperlukan koordinasi yang cermat. Contohnya : memegang benda kecil dengan jari telunjuk dan ibu jari, memasukkan benda kedalam botol, menggambar dan lain-lain.
(49)
3. Perkembangan Komunikasi Pasif
Yaitu kesanggupan mengerti dan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh orang lain.
4. Perkembangan Komunikasi Aktif
Yaitu kemampuan untuk menyatakan perasaan dan keinginannya melalui tangisan, gerakan tubuh, maupun dengan kata-kata. Sebagai makhluk sosial, anak akan selalu berada diantara atau bersama orang lain. Agar dicapai saling pengertian maka diperlukan suatu komunikasi, dimana bahasa merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaannya.
5. Perkembangan Kecerdasan
Pada anak balita kemampuan berpikir mula-mula berkembang melalui kelima indranya. Ia melihat warna-warna, mendengar suara atau bunyi-bunyi, mengenal rasa dan seterusnya. Daya pikir dan pengertian mula-mula terbatas pada apa yang nyata dan yang dapat dilihat dan dipegang atau dimainkan. Kemudian berbagai konsep atau pengertian tersebut akan dimiliki, seperti konsep tentang benda, warna, manusia, bentuk, dan lain-lain. Semua konsep ini memungkinkan anak melakukan pemikiran-pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi, yang lebih abstrak dan majemuk.
6. Perkembangan Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Seorang anak pada pada awal kehidupannya mula-mula masih bergantung pada orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhannya. Dengan makin mampunya dia melakukan gerakan motorik dan bicara, anak terdorong untuk melakukan sendiri
(50)
hal menolong kebutuhan anak sehari-hari, misalnya makan, minum, buang air kecil dan besar, berpakaian, dan lain-lain. Kemudian kemampuannya ditingkatkan dalam hal kebersihan, kesehatan, dan kerapihan.
7. Perkembangan Tingkah Laku Sosial
Yaitu kemampuan anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Mula-mula ana hanya mengenal orang-orang yang paling dekat dengan dirinya, yait ibunya, kemudian orang-orang serumah. Dengan bertambahnya usia anak, luas pergaulan juga perlu dikembangkan. Anak perlu berkawan, perlu diajar tentang aturan-aturan, disiplin, sopan-santun, dan lain-lain.
Ketujuh aspek perkembangan yang telah diutarakan diatas, semuanya saling kait mengkait. Karena itu perlu diusahakan adanya stimulasi terhadap ketujuh aspeh perkembangan tersebut secara berimbang.
Program stimulasi yang diadakan berkelompok ini mempunyai keuntungan, karena ibu-ibu dapat daling bertukar pengalaman dalam mengasuh anak dan adanya dorongan untuk lebih memberikan stimulasi pada anaknya dengan melihat kemjuan yang dicapai oleh anak lainnya. Disamping itu kerjasama antara ibu-ibu dapat mempengaruhi aspek-aspek tingkah laku ibu itu sendiri, misalnya keyakinan pada diri sendiri, mampu menyatakan keinginannya, keikutsrtaannya pada masyarakat, dan lain-lain.
Berbeda dengan program yang kita anjurkan untuk dikerjakan di rumah, ini relative tidak efektif bila ibu sangat miskin atau mempunyai masalah-masalah, Karen mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan program tersebut.
(51)
2.5.3. Kegiatan Program BKB
Kegiatan dalam program BKB adalah sebagai berikut :
1. menyuluh ibu dan anggota keluarga lainnya agar mampu menerapkan stimulasi mental dalam pola pengasuhan dan pendidikan anak balita dengan menggunakan APE (Alat Permainan Edukatif) dan alat bantu lain seperti buku-buku, dongeng-dongeng, lagu-lag, dan lain-lain. Penyuluhan tersebut antara lain dalam hal :
- Pengembangan aspek fisik, misalnya kegiatan-kegiatanyang dapat merangsang pertumbuhan fisik anak.
- Pengembangan bahasa, seperti melatih berbicara dengan menggunakan kalimat yag benar.
- Pengembangan aspek kognitif, antara lain pengenalan suara, ukuran, warna, dan bentuk.
- Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungan dengan interaksi ibu dengan anak, keluarga dan masyarakat.
2. Menyuluh ibu dan anggota keluarga lainnya dalam rangka peningkatan pengetahuannya antara lain dalam hal :
- Kesehatan keluarga, sanitasi sanitasi, gizi, air susu ibu (ASI), imunisasi, KB, dan pemanfaatan pelayanan yan tersedia.
(52)
Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan program BKB adalah buku petunjuk pelaksanaan program, bahan penyuluhan program Bina Keluarga Balita menurut umur, matriks perkembangan anak, buku untuk kader, Alat Permainan edukatif (APE) yang standar atau APE pengganti yang dikembangkan oleh kelompok-kelompok BKB, buku petunjuk penggunaan APE, serta sarana atau bahan lain menurut keperluan.
Hasil-hasil yang diharapkan melalui program BKB adalah sebagai berikut : 1. Ibu menjadi terampil sebagai pengasuh dan pendidik anak, khususnya dalam
menunjang proses tumbuh kembang anak baik fisik, mental, maupun sosial. 2. Terselenggaranya proses pendidikan non formal di rumah sebaai dasar bagi
pendidikan formal di sekolah.
3. Ibu/ayah/keluarga yang lain dapat berinteraksi lebih erat dengan anak, sehingga akan cepat mengetahui gangguan atau kelainan tumbuh kembang anak seawal mungkin.
4. Terwujudnya Keluarga Kecil Sejahtera (KKS) 5. Terhadap tumbuh kembang anak kelak diharapkan :
- beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, beradat istiadat baik, sopan santun, berprilaku terpuji.
- sehat dengan ketahanan fisik yang tangguh
- cerdas, memahami berbagai permasalahn dan berpengetahuan luas
- mandiri, tangguh dan berwibawa, menyelesaikan tugas dan kewajibannya sebagai warga negara Republik Indonesia yang baik dan bertanggung jawab.
(53)
KERANGKA KONSEP
Karakteristik Ibu
- Umur
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Jumlah Anak
- Jarak Kelahiran
Pertumbuhan Balita BKB & Non BKB
- BB/U
- TB/U
- BB/TB
Perkembangan Balita BKB & Non BKB - Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(54)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuannya,desain penelitian ini termasuk suatu penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil dengan pertimbangan bahwa kelompok BKB Desa Tulaan meraih juara I dalam perlombaan kelompok BKB tingkat Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2008.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari sampai Mei 2009
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh anak balita berusia 36-59 bulan yang terdapat di Desa Tulaan yang berjumlah 108 orang yang terdiri dari balita peserta dan bukan peserta BKB.
(55)
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan jumlah sampel minimal yaitu sebagian dari jumlah balita yang berada pada kelompok umur 36-59 bulan yang terdiri atas 30 orang balita berasal dari kelompok balita peserta BKB dan 30 orang balita berasal dari kelompok non BKB dengan kriteria tidak mengalami vakum ekstraksi atau forceps pada saat proses kelahiran.Bila dalam 1 keluarga terdapat 2 balita usia 36-59 bulan, maka yang menjadi sampel adalah anak dengan usia termuda.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pengukuran dan pengamatan langsung pada balita dan wawancara dengan ibu balita,meliputi:
- Karakteristik balita (umur,jenis kelamin,berat badan,tinggi badan,tingkat perkembangan).
- Karakteristik ibu (umur,pendidikan,suku,pekerjaan,jumlah anak,jarak kelahiran).
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari kantor Puskesmas dan Kecamatan Gunung Meriah.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Microtoise
2. Timbangan berat badan (untuk balita) 3. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(56)
3.6. Definisi Operasional
1. Balita adalah anak yang berumur 36-59 bulan yang terdiri atas dua kelompok yaitu balita peserta BKB dan bukan peserta BKB.
2. Berat badan balita adalah ukuran tubuh yang menggambarkan jumlah massa tubuh balita.
3. Tinggi badan balita adalah ukuran tubuh yang menggambarkan panjang ruas-ruas tubuh yang meliputi tungkai bawah,tulang panggul,tulang belakang,tulang leher dan kepala pada posisi tegak sempurna.
4. Pertumbuhan adalah keadaan tubuh anak balita baik laki-laki maupun perempuan yang di ukur menurut indeks berat badan menurut umur (BB/U),tinggi badan terhadap umur (TB/U),berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) kemudian dibandingkan dengan standar WHO-NCHS.
5. Perkembangan balita adalah berkembangnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh balita yang disesuaikan dengan umur balita.
Umur balita adalah umur balita pada saat penelitian dilakukan.
Cara menentukan usia anak : usia di tetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : Anak usia 39 bulan 16 hari,dibulatkan menjadi 40 bulan. Anak usia 54 bulan 15 hari,dibulatkan menjadi 54 bulan.
(57)
6. Umur ibu adalah umur ibu pada saat penelitian dilakukan.
7. Pendidikan ibu adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah di tempuh dan ditamatkan oleh ibu.
8. Pekerjaan ibu adalah aktifitas yang dilakukan ibu di dalam maupun di luar rumah untuk meningkatkan penghasilan keluarga.
9. Jumlah anak adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu 10.Jarak kelahiran adalah jarak lahir antara anak yang dimiliki oleh ibu.
Aspek Pengukuran
1.Pertumbuhan
Untuk mengukur pertumbuhan balita digunakan indikator BB/U, TB/U, BB/TB, dengan merujuk pada standar baku WHO-NCHS sebagai berikut : (Supariasa, 2002)
Indeks BB/U
a. Gizi lebih,bila nilai Z terletak > + 2 SD
b. Gizi baik,bila nilai Z terletak ≥ - 2 SD sampai dengan + 2 SD c. Gizi kurang,bila nilai Z terletak < - 2 SD sampai dengan ≥ - 3 SD d. Gizi buruk,bila nilai Z terletak < - 3 SD
Indeks TB/U
a. Normal,bila nilai Z terletak ≥ - 2 SD b. Pendek,bila nilai Z terletak < - 2 SD
(58)
Indeks BB/TB
a. Gemuk,bila nilai Z terletak > + 2 SD
b. Normal,bila nilai Z terletak ≥ -2 SD sampai dengan + 2 SD c. Kurus,bila nilai Z terletak < - 2 SD sampai dengan ≥ - 3 SD d. Sangat kurus,bilai Z terletak < - 3 SD
Selanjutnya ketiga indeks ini kemudian dikategorikan lagi ke dalam status gizi gabungan, yaitu :
BB/TB BB/U TB/U Status Gizi
Normal Normal Normal Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Normal Tinggi Rendah Rendah Normal Tinggi Tinggi Normal Rendah Normal Tinggi Tinggi Normal Tinggi Rendah Normal Rendah
Baik, pernah kurang Baik
Jangkung, masih baik Buruk
Buruk, kurang Kurang
Lebih, obesitas Lebih, tidak obesitas Lebih, pernah kurang
(59)
2. Perkembangan
Tingkat perkembangan balita diamati dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan yang terdiri dari 10 atau 9 pertanyaan yang disesuaikan dengan umur balita responden.Setiap jawaban YA mendapatkan nilai 1,sedangkan jawaban TIDAK mendapat nilai 0.(Depkes RI,1999)
Kategori :
- Normal : apabila nilai yang diperoleh 9 atau 10 - Meragukan : apabila nilai yang diperoleh 7 atau 8 - Tidak Normal : apabila jumlah jawaban YA kurang dari 7 3. Pekerjaan ibu dikategorikan :
- Bekerja - Tidak bekerja
4. Jumlah anak dikategorikan :
- Rendah : bila responden mempunyai 1-2 orang anak. - Sedang : bila responden mempunyai 3-4 orang anak. - Tinggi : bila responden mempunyai > 4 orang anak 5. Jarak kelahiran,dikategorikan :
- Baik : bila jarak kelahiran ≥ 24 bulan - Tidak baik : bila jarak kelahiran < 24 bulan
(60)
3.8. Teknik dan Analisa Data
Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisa secara deskriptif dengan membuat tabel distribusi frekuensi terhadap variabel-variabel yang diteliti.
(61)
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Tulaan
4.1.1. Geografis
Desa Tulaan merupakan salah satu dari 25 desa yang terdapat di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan luas wilayah 100 Ha. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tunas Harapan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sidorejo
- Sebelah Timur berbatasan dengan perkebunan sawit PT. Socfindo - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Rimo
4.1.2. Demografi
Jumlah penduduk di Desa Tulaan adalah sebanyak 1.639 jiwa yang terdiri dari 859 jiwa laki-laki dan 780 jiwa perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 314 KK.
(62)
Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Tahun 2008
No Kelompok Umur (tahun) Jumlah %
1 0-5 280 17,08
2 6-15 297 18,12
3 16-21 321 19,59
4 22-59 629 38,38
5 >60 112 6,83
Jumlah 1639 100,00
Sumber : Profil Desa Tulaan Tahun 2008
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling banyak terdapat pada kelompok umur 22-59 tahun sebanyak 629 orang (38,37%) dan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat pada kelompok umur > 60 tahun sebanyak 112 orang (6,83%).
Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Tahun 2008
No Agama Jumlah %
1 Islam 1634 99,70
2 Kristen Protestan 5 0,30
Jumlah 1639 100,00
Sumber : Profil Desa Tulaan Tahun 2008
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa agama yang paling banyak dianut penduduk Desa Tulaan adalah Islam yaitu sebanyak 1634 orang (99,70%) dan paling sedikit adalah Kristen Protestan yaitu sebanyak 5 orang (0,30%).
(1)
depan” dan “di belakang”
10.Apakah anak anda bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda meninggalkannya?
(2)
MASTER DATA RESPONDEN
1. IBU
No
Nama
Umur
Suku
Pendidikan Pekerjaan Jumlah
Anak
Jarak
Kelahiran
Keterangan
1
Evi Susanti
27
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
2
Nurlelawati
31
Melayu
SLTP
Tidak
Bekerja
4 orang
≥ 24 bulan
BKB
3
Marlinda
28
Jawa
SLTA
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
4
Salihati
27
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
5
Suwarti
28
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
2 orang < 24 bulan
BKB
6
Syafrianum
31
Padang
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang < 24 bulan
BKB
7
Devi Surya
28
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
4 orang
≥ 24 bulan
BKB
8
Sri Dewi
28
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
9
Mardiana
30
Batak
S-1
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
10
Daslina
27
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
11
Muslinawati
34
Aceh
SLTA
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
12
Masyithah
36
Aceh
SLTA
Tidak
Bekerja
1 orang
≥ 24 bulan
BKB
13 Sri Liliyanti
31
Jawa
SLTP
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
BKB
14 Maisarah
29
Aceh
SLTP
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
BKB
15
Sumarni
29
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
BKB
16
Suryanti
31
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
3 orang < 24 bulan
BKB
17
Suriani
28
Melayu
SD
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
BKB
18 Lestari R
28
Jawa
D-2
Bekerja
1 orang
≥ 24 bulan
BKB
19
Siti Rohaya
26
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
20
Suyati
26
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
21
Syarifah
24
Aceh
SLTA
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
22
Afnidar
24
Melayu
SLTP
Tidak
Bekerja
(3)
23
Radma
32
Padang
SLTA
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
BKB
24
Hamidah
34
Padang
SLTA
Tidak
Bekerja
3 orang < 24 bulan
BKB
25
Umi Nadra
28
Padang
SLTA
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
BKB
26
Desmiyanti
30
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
BKB
27 Hastutin
30
Padang
D-3
Bekerja
2 orang < 24 bulan
BKB
28 Merry K
34
Batak
D-3
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
BKB
29
Sukatmi
25
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang < 24 bulan
BKB
30
Murni
23
Padang
SD
Tidak
Bekerja
2 orang < 24 bulan
BKB
31
Riniwati
31
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang < 24 bulan
Non BKB
32
Maidar
30
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
33
Ningsih
29
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
34
Sutarni
30
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
35
Nuralifah
25
Batak
SD
Tidak
Bekerja
2 orang < 24 bulan
Non BKB
36
Ati
29
Padang
SLTA
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
37
Sri Nuryani
28
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
38
Elvi
33
Padang
SLTA
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
39
Defrina
27
Aceh
SLTA
Tidak
Bekerja
3 orang < 24 bulan
Non BKB
40 Lilis
30
Padang
D-3
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
41
Nursidah
33
Aceh
SLTP
Tidak
Bekerja
4 orang < 24 bulan
Non BKB
42
Sri Mulyani
32
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
4 orang < 24 bulan
Non BKB
43 Ellen
29
Sunda
SLTA
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
44
Yuliana
29
Aceh
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
45 Debby Nst
30
Batak
S1
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
46
Darminta
28
Batak
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang < 24 bulan
Non BKB
47 Astuti
31
Jawa
SLTP
Tidak
4 orang < 24 bulan
Non BKB
(4)
Bekerja
48
Tumirah
21
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
49
Suryani
29
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
50
Nuryati
31
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
51
Eni
21
Jawa
SD
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
52
Sumiati
27
Jawa
SD
Tidak
Bekerja
2 orang < 24 bulan
Non BKB
53
Wati
32
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
3 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
54
Liza Minelli
24
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
1 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
55
Riri
31
Padang
SLTP
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
56 Dahlia
32
Padang
SLTP
Bekerja
3 orang < 24 bulan
Non BKB
57
Suratmi
29
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
2 orang
≥ 24 bulan
Non BKB
58
Lastri
24
Jawa
SLTP
Tidak
Bekerja
2 orang < 24 bulan
Non BKB
59
Rahmayani
27
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
3 orang < 24 bulan
Non BKB
60
Juli A
27
Jawa
SLTA
Tidak
Bekerja
(5)
2.Anak
No Nama Umur
(bulan) BB (kg)
TB (cm)
BB/U TB/U BB/TB Status Gizi Gabungan
Skor Perkembangan
Keterang an
1 Dinda Rahmadina 47 14 98 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
2 Ade Yuanda 45 13 88 Gizi Baik Pendek Normal Baik 9 BKB
3 Revalia CW 49 14 102 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
4 Ashabul Yamin 45 14 95 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
5 Amalia K 49 13, 98 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
6 M.Naufal Ridho 56 12 96 Gizi Kurang Pendek Normal Kurang 7 BKB
7 Annisa Salsabila 54 14,5 100 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
8 Ghaniya Syifa T 47 12,5 97 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
9 Farhan ZR 41 12 94 Gizi Kurang Normal Normal Baik 9 BKB
10 Aulia Bahari 40 12,5 86 Gizi baik Pendek Normal Baik 9 BKB
11 Nadia Fitriani M 52 16 105 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
12 Difa Rahadatul A 52 15 94 Gizi baik Pendek Normal Baik 9 BKB
13 Widya Wafir N 54 17 104 Gizi baik Normal Normal Baik 10 BKB
14 Anjuja Anthema 59 14 106 Gizi baik Pendek Kurus Kurang 7 BKB
15 Amalia Eka A 58 13 102 Gizi Kurang Normal Kurus Kurang 8 BKB
16 Salsabila Aulia 55 14,5 98 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
17 Mafdaul Anisa 57 13 98 Gizi Kurang Pendek Normal Kurang 7 BKB
18 Arselan Afif A 46 17,5 102 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
19 Revassa H 45 15 95 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
20 Windi Agustina 44 13 95 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
21 Nazwa Khairatul 36 12 94 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
22 M.Fakhri 37 12 85 Gizi baik Pendek Normal Baik 9 BKB
23 Arya Putra 56 21 114 Gizi baik Normal Normal Baik 10 BKB
24 M. Farhan 57 15 97 Gizi baik Pendek Normal Baik 9 BKB
25 Nahda Della S 57 14 102 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
26 Daffa Fazraini 42 13 92 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
27 Alya Reva M 55 14,5 100 Gizi baik Normal Normal Baik 9 BKB
28 Neysha 56 16 104 Gizi baik Normal Normal Baik 10 BKB
29 Fariz A 39 12 93 Gizi baik Normal Normal Baik 7 BKB
30 Dayu Israqi 38 11 92 Gizi Kurang Normal Kurus Kurang 8 BKB
31 Ines Madina 54 15 110 Gizi baik Normal Kurus Baik 9 Non BKB
32 Rio Anjasmara 45 17,5 105 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
33 Darul Yanda 57 15 108 Gizi baik Normal Normal Baik 6 Non BKB
34 Khairun Nabawi 51 16 104 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
35 Hajijun 45 12 92 Gizi Kurang Pendek Normal Kurang 6 Non BKB
36 Raudhah 43 12 90 Gizi Kurang Pendek Normal Kurang 8 Non BKB
37 Fathur Rizki 57 17 98 Gizi baik Pendek Normal Baik 9 Non BKB
38 Rio Setiawan 53 15 103 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
39 Nisa 40 15,5 89 Gizi baik Pendek Normal Baik 7 Non BKB
40 A. Barid 42 15 98 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
(6)
42 Alghi 49 14 97 Gizi baik Normal Normal Baik 6 Non BKB
43 Devin Indira 42 17 100 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
44 Vanessa 48 14 97 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
45 Rizki Najogi P 49 17 100 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
46 Rian 53 13 103 Gizi Kurang Pendek Normal Kurang 9 Non BKB
47 A. Bahri 51 14 101 Gizi Kurang Pendek Normal Kurang 9 Non BKB
48 Arnida 46 14 98 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
49 Tio Julianda 45 14 100 Gizi baik Normal Kurus Baik 9 Non BKB
50 Adilla 38 12,5 84 Gizi baik Normal Normal Baik 7 Non BKB
51 M.Iqbal 43 12 106 Gizi Kurang Normal Kurus Kurang 6 Non BKB
52 Ahmadi 39 12 98 Gizi baik Normal Kurus Baik 6 Non BKB
53 Fenny 50 13 104 Gizi baik Normal Kurus Baik 9 Non BKB
54 Nurfira Utami 54 14,5 104 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
55 Manda 46 13 96 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
56 Siti Maysarah 59 13 97 Gizi Kurang Pendek Normal Kurang 7 Non BKB
57 Aprillia 56 13,5 102 Gizi baik Normal Normal Baik 9 Non BKB
58 Dani Prasetyo 48 11 95 Gizi baik Normal Normal Baik 6 Non BKB
59 Raihan Putri 40 12 90 Gizi Kurang Pendek Normal Kurang 6 Non BKB