BAB III GAMBARAN DATA BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH
DAN BANGUNAN
A. Tinjauan Teori, dan Ketentuan-Ketentuan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
1. Pengertian A. Pengertian Pajak
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang sangat penting di samping minyak dan gas bumi. Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APBN yang setiap tahunnya pajak memberikan sumber penghasilan yang sangat besar bagi Pemerintah Goverment. Pemerintah dalam pemungutan Pajak Khususnya
terhadap Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan harus berdasarkan Keadilan dan Kepastian hukum bagi Wajib Pajak sebagai pembayar pajak sesuai dengan
undang-undang Perpajakan dan Peraturan Pemerintah yang berlaku.
Pengertian Pajak yang dikemukakan oleh Prof. DR. Rochmat Soemitro, S.H.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal-balik kontraprestasi yang
langsung dapat ditunjukan,dan yang digunakan untuk membiayai pengeluran umum. Pengertian Pajak tersebut kemudian disempurnakan menjadi :
Universitas Sumatera Utara
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk puplic saving yang
merupakan sumber utama untuk membiayai puplic investment.
Pengertian Pajak yang dikemukakan oleh S. I. Djajadiningrat :
Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaaan,kejadian, dan perbuatan yang memberikan
kedudukan tertentu,tetapi bukan sebagai hukuman , menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal-balik dari
Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
Pengertian Pajak yang dikemukakan oleh Dr. N. J. Feldmann :
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan oleh sepihak dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya
kontraprestasi,dan semata-semata digunakan untuk menutup pengeluaran – pengeluran umum.
Menurut Ray M. Summer bahwa pajak adalah salah satu pengalihan dari
sumber-sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah , yang wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang terlebih dahulu ditetapkan dan tanpa mendapatkan
imbalan langsung sehingga dari adanya pajak tersebut pemerintah dapat melaksanakan tugas untuk tujuan ekonomi dan sosial.
Pengertian Pajak menurut Prof. DR.M.J.H. Smeets dalam bukunya “Ekonomic
Betecenis Dar Belastingen”, Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang
Universitas Sumatera Utara
melalui norma-norma umum, yamg dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditujukan dalam hal individual.
Sedangkan Menurut Prof. DR. P.J.A. Andriani yang diterjemahkan oleh
R.Santoso Brodiharjo, SH dalam Buku “Pengantar Ilmu Hukum Pajak” mengemukakan bahwa pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan
yang terutang oleh Wajib Pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat di tunjukan yang di gunakan
untuk membiayai pengeluaran- pengeluran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur- unsur sebagai berikut:
a.merupakan iuran dari rakyat kepada Negara b.Dapat dipaksakan karena berdasarkan Undang-Undang
c.Tanpa jasa timbal-balik Kontraprestasi dari Negara secara langsung atau secara individual
d..Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran- pengeluaran umum,pengeluaran rutin, dan pembiayaan pembangunan
untuk kepentingan masyarakat
e.Berdasarkan adanya suatu keadaan, kejadian,dan perbuatan pada seseorang yang membuatnya berkewajiban membayar pajak
f. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
B. Pengertian Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB