Titrimetri Analisa Kadar Karbon Organik Di Dalam Tanah Perkebunan Kelapa Sawit PT. Minanga Ogan Secara Titrimetri

2.5. Titrimetri

Salah satu cara pemeriksaan kimia disebut titrimetri, yakni pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan. 1. Landasan Pemeriksaan Titrimetri atau analisis volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan sejumlah zat kimia yang luas pemakaiannya. Pada satu segi, cara ini menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya cukup tinggi. Pada segi lain, cara ini menguntungkan karena dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dalam praktek, titik kesetaraan itu ditentukan dengan berbagai cara, tergantung pada sifat reaksinya. Biasanya, titik kesetaraan tidak disertai oleh perubahan sifat yang dapat dilihat. Karena itu diperlukan zat tambahan yang dapat menunjukkan perubahan yang dapat dilihat pada atau dekat titik kesetaraan. Zat tambahan itu disebut indikator. Indikator ini berubah warnanya di sekitar titik kesetaraan. Saat terjadinya perubahan warna indikator dalam proses titrasi disebut titik akhir titrasi. Pada saat titik akhir ini tercapai, titrasi harus dihentikan. Biasanya titik akhir titrasi tidak dapat sama dengan titik kesetaraan. Makin kecil perbedaan antara titik akhir titrasi dan titik kesetaraan, makin kecil kesalahan titrasi. Agar proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga membeikan hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti, maka persyaratan berikut perlu diperhatikan dalam setiap titrasi: a. Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara stoikiometri dengan factor stoikiometrinya berupa bilangan bulat. Faktor Universitas Sumatera Utara stoikiometri ini harus diketahui atau ditetapkan secara pasti, karena factor ini perlu dalam penghitungan hasil titrasi. b. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat. c. Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara terhitung. Artinya, sesuai dengan ketepatan yang dapat dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam titrimetri, reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 pada titik kesetaraan. 2. Larutan Baku Oleh karena semua perhitungan dalam titrimetri didasarkan pada kepekatan pentiter, maka kepekatan pentiter itu harus diketahui secara teliti. Karena persyaratan yang sangat penting ini harus dipenuhi maka pentiter disebut larutan baku. Kepekatan larutan baku ini sering dinyatakan sebagai kenormalan, kemolaran atau titer kepekatan bobotvolume, bv. 3. Cara Perhitungan Perhitungan dalam titrimetri didasarkan pada cara menyatakan kepekatan larutan. Sedangkan satuan yang lazim digunakan adalah millimeter dan milligram. Dan perhitungan berdasarkan kenormalan, kemolaran dan titer larutan. Rivai,1994 Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat