Pemberitaan Nazaruddin dan Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kepada Partai Demokrat

(1)

PEMBERITAAN “NAZARUDDIN” DAN TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT KEPADA PARTAI DEMOKRAT

(Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan “Nazaruddin” Terhadap Tingkat Kepercayaan Masyarakat Jl.Tinta, Kelurahan Sei Putih Barat, Medan Kepada Partai Demokrat)

SKRIPSI :

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Diajukan Oleh:

Winda Astrid Marpaung 080904092

Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pemberitaan Nazaruddin dan Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kepada Partai Demokrat”.Penelitian ini bersifat korelasional yang menjelaskan hubungan antara pemberitaan Nazaruddin dengan Tingkat Kepercayaan Masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat kepada Partai Demokrat.Perumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah Bagaimanakah pengaruh pemberitaan “Nazaruddin” terhadap tingkat kepercayaan masyarakat Jalan Tinta, Keluruhan Sei Putih Barat, Medan kepada Partai Demokrat?Alasan pemilihan judul adalah pemberitaan Nazaruddin yang berkaitan dengan Partai Demokrat menarik perhatian besar masyarakat, sehingga peneliti tertarik untuk melihat pendapat masyarakat mengenai berita dan pengaruhnya terhadap tingkat kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat.Obyek dari penelitian ini adalah masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat yang mengikuti Pemilihan Umum Legislatif/Kabupaten Kota Medan.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ho yaitu tidak terdapat hubungan antara pemberitaan Nazaruddin dengan tingkat kepercayaan masyarakat Kepada partai Demokrat. Ha yaitu terdapat hubungan antara pemberitaan Nazaruddin dan tingkat kerpercayaan masyarakat pada Partai Demokrat.

Penelitian ini menggunakan beberapa teori, yaitu Komunikasi Massa, Berita dan Kredibilitas.Populasi dalam penelitian adalah seluruh masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat yang mengikuti Pemilihan Umum Legislatif/Kabupaten Kota Medan.Penarikan sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan Purposive Sampling dan Accidental Sampling.Sumberd data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan menggunakan kuesioner. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis tabel tunggal yang menjelaskan tanggapan masyarakat terhadap variabel X dan Y, selanjutnya untuk menemukan korelasi antara pemberitaan Nazzaruddin dan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat maka dilakukan analisis tabel silang.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Jalan Tinta tidak sering mengikuti pemberitaan Nazaruddin dan beberapa orang yang memilih Partai Demokrat di Pemilu sebelumnya memiliki keraguan terhadap Partai Demokrat. Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberitaan Nazzaruddin dan tingkat kepercayaan masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat pada Partai Demokrat mempunyai hubungan yang rendah tapi pasti dan signifikan.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karuniaNya yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kemampuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.Skripsi ini dengan judul “Pemberitaan Nazzaruddin dan Tingkat Kepercayaan Masyarakat kepada Partai Demokrat” yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar sarjana sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada orangtua tercinta, Ir. B. Marpaung dan A. Siagian, yang telah mencurahkan kasih sayang yang tak terhingga, serta mendidik, membimbing, memberikan nasihat, doa dan dorongan semangat kepada penulis. Begitu juga kepada saudara penulis, yakni Bang Tigor, Bang Xico, dan Kak Vinka yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak.

1. Bapak Dekan FISIP USU Prof.Badaruddin,M.Si beserta seluruh jajarannya. 2. Ketua Dept. Ilmu Komunikasi FISIP USU, Ibu Dra. Fatmawardy Lubis, M.A. 3. Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, Ibu Dra. Dayana, M.Si.


(4)

4. Bapak Drs. Syafruddin Pohan, M.Si, Phd sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar sudah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Lusiana A. Lubis, M.Si,Phd selaku dosen wali, yang telah membantu penulis selama menjalani perkuliahan.

6. Seluruh staff pengajar Departemen Ilmu Komunikasi USU dan para asisten dosen atas saran yang sangat membantu penelitian.

7. Kelurahan dan seluruh masyarakat Jalan Tinta yang sudah memberikan waktunya untuk mendukung penelitian ini.

8. Kepada sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan kepada saya, yaitu Indriana Tobing, Rachel Sitorus, Chacha Sagala S.Sos, Melati Napitupulu S.Sos, Nindita Pricilia, Sartika Tobing dan Desniar Damanik S.Sos.

9. Kepada seluruh teman-teman khususnya Ilmu Komunikasi 2008 yang tidak bisa disebutkan satu per satu, saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan kebersamaan selama ini.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Maret 2012 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAKSI……… i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… vi

BAB I. PENDAHULUAN………. 1

1.1. Latar Belakang………. 1

1.2. Perumusan Masalah………. 7

1.3. Pembatasan Masalah……… 8

1.4. Tujuan Penelitian………. 8

1.5. Manfaat Penelitian………….……….. 9

1.6. Kerangka Teori………. 9

1.6.1. Komunikasi Massa……… 10

1.6.2. Berita……… 12

1.6.3. Kredibilitas……… 13

1.7. Kerangka Konsep………. 15

1.8. Model Teoritis……….. 16

1.9. Variabel Operasional……… 17

1.10. Definisi Operasional………. 18

1.11. Hipotesis……… 20

BAB II. URAIAN TEORITIS……….. 21

2.1. Komunikasi Massa……….. 21

2.2. Berita……… 22

2.2.1. Pengertian Berita……… 22

2.2.2. Jenis Berita ... 23

2.2.3. Nilai Berita ……….. 24

2.3. Kredibilitas……….. 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30

3.1.1. Kelurahan Sei Putih Barat………. 31

3.1.2. Partai Demokrat………. 32

3.2. Metodologi Penelitian……….. 36

3.2.1. Populasi………. 36

3.2.2. Sampel……….. 37


(6)

3.4. Teknik Pengumpulan Data……….. 39

3.5. Teknik Analisis Data………... 39

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data……… 42

4.2. Teknik Pengolahan Data………... 43

4.3. Analisis Tabel Tunggal………. 45

4.4. Analisis Tabel Silang……… 77

4.5. Uji Hipotesis………. 81

4.6. Pembahasan……….. 84

BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan………. 87

5.2. Saran………... 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Daftar Tabel Halaman

Tabel 1 Variabel Operasional ………. 17

Tabel 2 Usia ……….. 46

Tabel 3 Jenis Kelamin ………... 47

Tabel 4 Pendidikan ……… 47

Tabel 5 Pekerjaan ……….. 48

Tabel 6 Partisipasi dalam Pemilu 2009 ………. 49

Tabel 7 Pilihan Masyarakat pada pemilu 2009 ………. 50

Tabel 8 Frekuensi mengikuti pemberitaan Nazzaruddin ……… 50

Tabel 9 Kesesuaian Pemberitaan dengan Fakta ………. 51

Tabel 10 Informasi yang diberikan dalam Pemberitaan ………52

Tabel 11 Pemahaman terhadap isi berita ………. 53

Tabel 12 Upaya menvari perbandingan dengan media lain ………….. 54

Tabel 13 Pembuktian Kasus Nazaruddin dengan Kenyataan yang ada……….…… 55

Tabel 14 Hubungan antara isi pemberitaan dengan sumber berita……. 56

Tabel 15 Ketepatan Penyajian berita ……….. 57

Tabel 16 Topik Pemberitaan Nazaruddin ……… 58

Tabel 17 Latar Belakang Sumber Berita ………. 59

Tabel 18 Sumber Informasi Berita ……… 60

Tabel 19 Alasan dan Tujuan Pemberitaan ………. 61

Tabel 20 Kapan perkara berlangsung ……… 62

Tabel 21 Berlangsungnya perkara Nazaruddin ………. 63

Tabel 22 Ketertarikan dengan isi pemberitaan ……… 64

Tabel 23 Hubungan kedekatan daerah dengan isi Pemberitaan ……... 65

Tabel 24 Batas Waktu Pemberitaan ………. 65

Tabel 25 Arti dari isi pemberitaan ……….. 66

Tabel 26 Isi pemberitaan yang lebih menonjol ………. 67

Tabel 27 Pentingnya isi pemberitaan ……….. . 68

Tabel 28 Ketidakseimbangan sumber berita ………... 69

Tabel 29 Ketidakseimbangan isi berita ……….. 69

Tabel 30 Pemberitaan yang dilebih-lebihkan ……….. 70

Tabel 31 Stereotype dalam pemberitaaan ……… 71

Tabel 32 Perbandingan dua hal yang tidak sebanding Dalam Pemberitaan ……… 71

Tabel 33 Perbandingan dua hal yang tidak berhubungan Dalam Pemberitaan ……….. 72

Tabel 34 Kejujuran isi Pemberitaan ……… 73

Tabel 35 Kepercayaan terhadap Sumber Berita ………... 74


(8)

Tabel 37 Waktu yang digunakan dalam menggunkan media ………... 76 Tabel 38 Kepercayaan pada Partai Demokrat ……….. 77 Tabel 39 Hubungan antara tingkat pemahaman

Dan kejujuran isi berita……… 78 Tabel 40 Hubungan Pengetahuan Sumber Berita dengan

Tingkat Kepercayaan terhadap sumber berita………. 79 Tabel 41 Hubungan Pilihan pada Pemilu 2009

Dengan Kepercayaan Masyarakat


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pemberitaan Nazaruddin dan Tingkat Kepercayaan Masyarakat Kepada Partai Demokrat”.Penelitian ini bersifat korelasional yang menjelaskan hubungan antara pemberitaan Nazaruddin dengan Tingkat Kepercayaan Masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat kepada Partai Demokrat.Perumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah Bagaimanakah pengaruh pemberitaan “Nazaruddin” terhadap tingkat kepercayaan masyarakat Jalan Tinta, Keluruhan Sei Putih Barat, Medan kepada Partai Demokrat?Alasan pemilihan judul adalah pemberitaan Nazaruddin yang berkaitan dengan Partai Demokrat menarik perhatian besar masyarakat, sehingga peneliti tertarik untuk melihat pendapat masyarakat mengenai berita dan pengaruhnya terhadap tingkat kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat.Obyek dari penelitian ini adalah masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat yang mengikuti Pemilihan Umum Legislatif/Kabupaten Kota Medan.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ho yaitu tidak terdapat hubungan antara pemberitaan Nazaruddin dengan tingkat kepercayaan masyarakat Kepada partai Demokrat. Ha yaitu terdapat hubungan antara pemberitaan Nazaruddin dan tingkat kerpercayaan masyarakat pada Partai Demokrat.

Penelitian ini menggunakan beberapa teori, yaitu Komunikasi Massa, Berita dan Kredibilitas.Populasi dalam penelitian adalah seluruh masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat yang mengikuti Pemilihan Umum Legislatif/Kabupaten Kota Medan.Penarikan sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan Purposive Sampling dan Accidental Sampling.Sumberd data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan menggunakan kuesioner. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis tabel tunggal yang menjelaskan tanggapan masyarakat terhadap variabel X dan Y, selanjutnya untuk menemukan korelasi antara pemberitaan Nazzaruddin dan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat maka dilakukan analisis tabel silang.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Jalan Tinta tidak sering mengikuti pemberitaan Nazaruddin dan beberapa orang yang memilih Partai Demokrat di Pemilu sebelumnya memiliki keraguan terhadap Partai Demokrat. Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberitaan Nazzaruddin dan tingkat kepercayaan masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat pada Partai Demokrat mempunyai hubungan yang rendah tapi pasti dan signifikan.


(10)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Partai Politik menurut Sigmund Neuman (Budiarjo, 2008:404) adalah organisasi dari aktivitas-aktivitas politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongan lain yang mempunyai pandangan berbeda. Di negara-negara berkembang, keadaan politik sangat berbeda satu sama lain, demikian pula dengan keadaan partai politiknya yang memiliki banyak sekali variasi. Namun pada umumnya, partai politik di negara berkembang diharapkan juga melaksanakan fungsinya seperti di negara-negara yang sudah mapan kehidupan politiknya.

Akan tetapi di negara baru, partai politik berhadapan dengan berbagai masalah seperti kemiskinan, terbatasnya kesempatan kerja, pembagian pendapatan yang timpang dan tingkat buta huruf yang tinggi.Peranan partai politik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dialami Bangsa Indonesia sejak merdeka.Namun pada pelaksanaannya, peranan partai politik tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tidak adanya kerja sama, timbulnya kecurigaan dan keinginan untuk menguasai kekuasaan membuat partai politik di Indonesia dalam perjalanannya sering mengalami perpecahan.

Memasuki masa orde baru, peranan partai politik di Indonesia berkembang lebih leluasa.Masa orde baru ditandai dengan munculnya organisasi politik yaitu Golongan


(11)

Karya (Golkar).Golkar muncul sebagai pemenang partai mutlak pada pemilihan umum tahun 1971, 1976, 1981, 1986, 1991 dan 1997.Dalam perjalanannya, partai politik mengalami penyederhanaan partai sehingga muncul partai baru bernama Partai Persatu Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia.Maka pada tahun 1997 hanya terdapat 3 organisasi kekuatan politik Indonesia dan terus berlangsung hinga pada pemilu 1997.

Lamanya waktu Soeharto menduduki jabatan sebagai presiden membuat beliau semakin memperkokoh kekuasaannya.Hal ini terus berlangsung sampai datangnya gelombang krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997.Krisis moneter yang tadinya hanya menimpa sektor ekonomi, justru meluas menjadi krisis di sektor politik.Demikian pula dengan organisasi Golongan Karya (Golkar) yang tadinya memback-up pemerintahan Soeharto mengalami krisis kepercayaan.

Setelah gelombang reformasi terjadi di Indonesia yang ditandai dengan tumbangnya rezim Soeharto, maka pemilu dengan sistem multi partai kembali terjadi di Indonesia. Partai Golkar dipandang tidak dapat lagi mengedepankan wawasan kebangsaan sehingga dibentuklah sejumlah partai lain yang berwawasan kebangsaan. Pada masa reformasi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berhasil memenangkan pemilu yang dahulunya diperoleh oleh Partai Golkar.

Pada pemilu 2004, Partai Golkar kembali memenangkan pemilu.Hal ini mungkin disebabkan kepercayaan yang diberikan PDIP kurang memuaskan masyarakat Indonesia.Pada pemilu 2009, Partai Demokrat muncul sebagai partai pemenang mutlak dalam pemilu.Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berhasil


(12)

menimbulkan kepercayaan yang besar dalam masyarakat. Adanya pemberantasan korupsi, pembayaran beberapa hutang negara dan pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pemikiran sehingga menimbulkan keyakinan masyarakat akan pemerintahan Presiden SBY yang berimbas dengan munculnya kepercayaan kepada Partai Demokrat.

Akhir-akhir ini, kepercayaan masyarakat terhadap Partai Demokrat mulai dipertanyakan oleh para pengamat politik.Hal ini sehubungan dengan adanya kasus Nazaruddin.Nama M. Nazaruddin akhir-akhir ini sudah menjadi pembicaraan yang hangat di kalangan masyarakat Indonesia sejak menjadi tersangka kasus suap wisma atlet SEA GAMES. Sebelum mengikuti pemeriksaan secara keseluruhan, Nazaruddin sudah pergi ke Singapura dengan alasan sedang mengikuti pengobatan di salah satu rumah sakit. Dengan alasan sakit, Nazaruddin berulang kali mangkir dari panggilan Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK).

Dalam kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games, Nazaruddin yang menjadi tersangka dalam kasus itu menyeret nama tiga rekannya sesama anggota DPR yakni Angelina Sondakh, Mirwan Amir, dan Wayan Koster. Selain itu, Nama Anas yang pernah menjadi ketua fraksi Partai Demokrat di DPR dan nama Andi Mallarangeng di sebut juga turut serta dalam kasus suap wisma atlet SEA GAMES.

Nazaruddin mengemukakan bahwa nama-nama itu terlibat dalam "mengamankan" penganggaran proyek SEA Games di parlemen, termasuk proyek pembangunan wisma atlet.Nazaruddin menyebut Anas selaku ketua fraksi saat itu dan Andi menerima uang terkait kasus tersebut masing-masing Rp 2 miliar dan Rp 4 miliar.Nazaruddin juga


(13)

mengungkapkan kerjasama para anggota dewan dengan menpora dan sejumlah pengusaha tersebut berawal dari pertemuan Andi, Angelina, dan Nazaruddin sendiri pada Januari 2010. Dalam pertemuan itu, Andi mengajukan permohonan penambahan anggaran Rp 2,3 miliar untuk sarana dan prasarana SEA Games serta mempercepat fasilitas. Andi lantas menunjuk Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam untuk membantu Angelina dan kawan-kawan.Wafid juga menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet itu.

Selain kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games, Nazaruddin juga sudah diduga terlibat dengan beberapa kasus lainnya yang sedang dalam masa penyelidikan KPK. Kasus yang masih dalam penyelidikan tersebut, antara lain kasus pengadaan alat bantu belajar mengajar pendidikan dokter spesialis di Rumah Sakit (RS) pendidikan dan rujukan. Kedua, kasus Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) pada Departemen Kesehatan tahun 2009 dengan nilai proyek Rp 490 miliar. Ketiga, kasus pengadaan peralatan pembangunan fasilitas produksi riset dan teknologi vaksin flu burung pada Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2008-2010. Dengan total nilai proyek Rp 1,3 triliun. Keempat, kasus pengadaan peralatan laboratorium di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tahun 2010.Kelima, kasus pengadaan laboratorium beserta mebel di Universitas Sriwijaya, Palembang tahun 2010.Keenam, kasus pengadaan peralatan laboratorium pusat riset dan pengembangan bidang ilmu di Universitas Soedirman, Purwokerto tahun 2010.Ketujuh, kasus pengadaan peralatan laboratorium di Univeritas Sultan Agung Tirtayasa, Banten.


(14)

kasus-nazaruddin-masih-dalam-penyelidikan/10722 , diakses pada tanggal 21 Agustus 2011, pukul 20.00 WIB

Selama beberapa bulan terakhir, pemberitaan mengenai Nazaruddin gencar diberitakan melalui media massa. Hal ini sesuai dengan peran media massa sebagai sarana pemberi informasi kepada masyarakat. Namun pada dasarnya, media dan politisi memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan.Wartawan membutuhkan politisi sebagai sumber informasinya dan para politisi membutuhkan media untuk menyampaikan pikiran-pikiran dan kebijakan yang diambil untuk banyak orang.

).

Kini, media massa memainkan peranan yang sangat penting dalam proses politik, bahkan media telah menjadi aktor utama dalam bidang politik. Melalui media massa bisa diketahui aktivitas para politisi, pemikirannya, pernyataannya, kampanye dan sebagainya. Jadi sangat jelas media berisi banyak informasi dan pendapat tentang politik.Menurut Jackson dan Beeck (Cangara, 2009: 118), orang yang banyak mengikuti media memiliki perhatian yang tinggi terhadap aktivitas politik.

Tingginya tingkat pemberitaan mengenai kasus Nazaruddin yang membawa beberapa anggota dari Partai Demokrat dan berbagai spekulasi yang datang dari berbagai pihak mempengaruhi pemikiran masyarakat sehingga menimbulkan keresahan dan ketidakpercayaan dalam masyarakat khususnya kepada Partai Demokrat. Media massa utama dalam pemberitaan Nazaruddin adalah media cetak dan media elektronik, seperti ; majalah, koran, televisi dan internet. Intensistas pemberitaan yang terus menerus dilakukan membuat masyarakat mengkaji dan mendefinisikan sendiri berita tersebut. Hal ini lah yang


(15)

akan mempengaruhi kognitif sehingga menimbulkan keraguan di masyarakat akan kredibilitas Partai Demokrat.

Masyarakat Jalan Tinta, Kelurahan Sei Putih Barat, Medan merupakan masyarakat yang umumnya ikut serta berpartisipasi dalam pemilu 2009.Peserta pemilu tidak hanya terdiri dari orang tua, namun pemuda dan pemudinya pun turut serta aktif dalam pemilu.Adapun suara terbanyak diraih oleh Partai Demokrat. Masyarakat Jalan Tinta pada umumnya mengikuti perkembangan informasi yang disampaikan oleh media massa. Dengan banyaknya pemberitaan mengenai “Nazaruddin” membuat peneliti tertarik untuk mengetahui pendapat masyarakat mengenai Partai Demokrat.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimanakah pengaruh pemberitaan “Nazaruddin” terhadap tingkat kepercayaan masyarakat Jalan Tinta, Kelurahan Sei Putih barat, Medan kepada Partai Demokrat.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah pengaruh pemberitaan “Nazaruddin” terhadap tingkat kepercayaan masyarakat Jalan Tinta, Keluruhan Sei Putih Barat, Medan kepada Partai Demokrat?”


(16)

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat jelas dan terarah sehingga tidak mangaburkan penelitian.Adapun pembahasan masalah yang akan diteliti adalah :

1. Penelitian difokuskan pada berita “Nazaruddin” di berbagai media massa.

2. Penelitian ini difokuskan kepada pengaruh pemberitaan “Nazaruddin” terhadap tingkat kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat.

3. Responden dalam penelitian ini adalah Masyarakat Jalan Tinta, Kelurahan Sei Putih Barat, Medan yang ikut serta dalam pemilu 2009 untuk legislatif Kabupaten/Kota Medan.

4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejauhmana keaktifan masyarakat mengikuti perkembangan pemberitaan mengenai Nazaruddin.

2. Untuk mengetahui tingkat kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat

3. Untuk mengetahui pengaruh pemberitaan “Nazaruddin” terhadap tingkat kepercayaan masyarakat Jalan Tinta, Kelurahan Sei Putih Barat Medan.

1.5. Manfaat Penelitian


(17)

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti mengenai Ilmu Komunikasi khususnya Komunikasi Massa.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

3. Secara praktis, penelitian ini berguna untuk mengetahui tingkat kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat.

1.6. Kerangka Teori

Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2010:43).Kerangka teori menggambarkan dari teori yang mana suatu problem riset berasal atau dengan teori yang mana problem itu dikaitkan. Adapun teori-teori yang dianggap releven dalam penelitian ini adalah:

1.6.1. Komunikasi Massa

Istilah komunikasi massa muncul pertama kali pada akhir tahun 1930-an. Istilah massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk kepada penerima pesan yang berkaitan


(18)

dengan media massa. Media massa dalam komunikasi massa ada beberapa bentuk antara lain media elektronik, media cetak, buku dan film. Oleh karena itu, komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audien yang luas dengan tujuan untuk memberi informasi, menghibur, atau membujuk (Vivian: 2008:450).

Komunikasi massa seringkali mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima, menciptakan pengaruh luas dalam waktu singkat, dan menimbulkan respons seketika dari banyak orang secara serentak. Liliweri berpendapat, bahwa komunikasi massa sebenarnya sama seperti bentuk komunikasi lainnya. Secara ringkas, proses sederhana komunikasi meliputi; komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima). Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi pada umumnya lebih berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai kepada penerima. Ada beberapa elemen komunikasi massa antara lain, komunikator, isi, audiens, umpan balik, gangguan, gatekeeper, pengatur filter dan efek.

Dalam penggunaan media sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasi, perlu diperhatikan karakteristik komunikasi massa, yakni:

1. Komunikasi massa bersifat umum.

Pesan komunikasi massa yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda cetak, film, radio dan televise apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa.


(19)

2. Komunikasi bersifat heterogen.

Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, mempunyai pekerjaan yang berbeda, maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.

3. Media massa menimbulkan keserempakan

Yang dimaksud dengan keserempakan ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

4. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi

Dalam komunikasi massa, hubungan komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonym dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator.

Adapun fungsi komunikasi massa menurut Alexis S. Tan (Nuruddin, 2004: 63) adalah sebagai berikut :

a. to inform (memberi informasi) b. to educate (mendidik)

c. to persuade (mempersuasi) d. to entertain (menghibur)


(20)

1.6.2. Pemberitaan

Kategori berita merupakan kategori terbesar dalam sajian media.Berita bisa saja berupa propaganda, informasi salah, dan informasi yang menyimpang atau berita yang noninformatif. Menurut Walter Lippman (Mcquail, 1987:190), berita bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek yang telah menonjolkannya sendiri. Dengan demikian, perhatian masyarakat diarahkan pada hal-hal yang menonjol dan bernilai untuk diperhatikan.

Mcquail (1992) membuat kategorisasi untuk mengukur “Media Performance”dalam meriset mengenai pemberitaan, yaitu :

a. Faktual (Factualness)

Maint-point (apakah ada pencampuran antara fakta dan opini), nilai informasi (kedalaman berita), kemudahan untuk dipahami (readability),dapat tidaknya dikonfirmasi dengan sumber berita (checkability).

b. Keakuratan (Accuracy)

Verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber berita, dan akurasi penyajian. c. Kelengkapan isi berita (Completeness)

Mencakup 5W+1H (What, Who, Where, Why, When, How) d. Relevasi (Relevance)

Proximity psikografis, proximity geografis, timeless, significance, prominence, dan magnitude. Dengan kata lain, yang dimaksud relevan adalah berkaitan dengan nilai berita.


(21)

e. Keseimbangan (Balance)

Ada atau tidak ada “Source Bias” (penampilan satu sisi dalam penampilan, seperti ketidak seimbangan sumber berita), ada atau tidak ada “Slant” (kecenderungan/berita miring), dan ketidakseimbangan.

f. Neutrality

Sensionalism, stereotype, junxtaposition (membandingkan dua hal yang tidak sebanding), dan linkages (membandingkan dua hal yang tidak relevan).

1.6.3. Kredibilitas

Salah satu variabel dalam sebuah situasi komunikasi yang secara khusus dikontrol oleh komunikator adalah pemilihan sumber.Dalam banyaknya kampanye komunikasi yang terjadi, terdapat keyakinan yang menyebar luas bahwa dengan memiliki sumber yang benar dapat meningkatkan efektivitas pesan.Hovland dan Weiss (Severin&Tankard, 2011:43) merancang sebuah eksperimen untuk mengamati pengaruh kredibilitas komunikator pada penerimaan isi sebuah pesan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber kredibilitas tinggi menghasilkan lebih banyak perubahan opini.

Sejak eksperimen Hovland dan Weiss, ada banyak penelitian yang berusaha menemukan dimensi kredibilitas sumber. Salah satu penelitian yang lebih komprehensif diantara penelitian lain adalah penelitian Whitehead (1968). Whitehead (Severin&Tankard, 1998:156) menemukan empat faktor dominan: kejujuran, professionalisme atau kompetensi, dinamisme dan objektivitas. Faktor kejujuran didasarkan pada skala


(22)

benar-salah, jujur-tidak jujur, bisa dipercaya-tidak bisa dipercaya, dan adil-tidak adil.Faktor professionalime atau kompetensi didasarkan pada skala bepengalaman-tidak berpengalaman dan bergaya professional-tidak bergaya professional.Faktor dinamisme didasarkan pada skala agresif-tidak agresif dan aktif-pasif.Faktor objektivitas didasarkan pada skala berpandangan terbuka-berpandangan tertutup dan objektif-subjektif. Hasil Whitehead (1968) hampir sama dengan temuan Hovland dan Weiss (1951) yang menunjukkan bahwa kejujuran sebagai sebuah dimensi penting.

Sumber yang selalu digunakan untuk memperoleh informasi adalah media.Oleh karena itu kredibilitas media juga diperhatikan. Penelitian tentang media dilakukan oleh Westley dan Severin (Severin&Tankard, 1998:25). Dalam penelitian ini yang menjadi perhatian utama adalah media yang sering digunakan, perilaku dan demografi.Hasil penelitian ini mengidentifikasijenisorangyang mengakumemiliki kepercayaanterbesar pada mediadan jenisorang yangmemiliki jumlahterbesar danpaling sedikitwaktu yang dihabiskandengan masing-masingmedia.

1.7. Kerangka Konsep

Konsep diartikan sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan fenomena yang sama (Bungin dalam buku Kriyantono, 2010:17).

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas


(23)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya (Kriyantono, 2010:21).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberitaan mengenai Nazaruddin. 2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebgai akibat atau yabg dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Kriyantono, 2010:21).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Kepercayaan Masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat, Medan kepada Partai Demokrat.

3. Variabel Antara (Z)

Variabel antara merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti tetapi tidak dapat dilihat, diukur dan dimanipulasi; pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh variabel bebas terhadap gejala yang sedang diteliti (Sarwono, 2006:56)

Variabel antara dalam penelitian ini adalah Karakteristik Responden.

1.8.Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dibuat model teoritis untuk penelitian ini sebagai berikut:

Variabel Bebas (X) Pemberitaan “Nazaruddin”

Variabel Terikat (Y) Tingkat Kepercayaan Masyarakat kepada Partai


(24)

Bagan 1

1.9. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut:

Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Pemberitan mengenai “Nazaruddin” pada media massa.

a. Faktual b. Keakuratan

c. Kelengkapan isi berita d. Relevasi

e. Keseimbangan f. Neutrality 2. Variabel Terikat (Y)

Tingkat Kepercayaan Masyarakat kepada Partai Demokrat.

a. Kejujuran b. Kredibilitas

3. Variabel Antara (Z) a. Usia

Variabel Antara (Z) Karakteristik


(25)

Karakteristik Responden b. Jenis Kelamin c. Tingkat Pendidikan d. Pekerjaan

1.10. Definisi Operasional

Untuk mempermudah dalam pelaksanaan pengukuran variabeel-variabel maka akan dibuat definisi operasional. Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

A. Variabel bebas (X), yaitu Pemberitaan Mengenai Nazaruddin pada media massa. 1. Faktual (Factualness)

Maint-point (apakah ada pencampuran antara fakta dan opini), nilai informasi (kedalaman berita), kemudahan untuk dipahami (readability),dapat tidaknya dikonfirmasi dengan sumber berita (checkability).

2. Keakuratan (Accuracy)

Verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber berita, dan akurasi penyajian. 3. Kelengkapan isi berita (Completeness)

Mencakup 5W+1H (What, Who, Where, Why, When, How) 4. Relevasi (Relevance)


(26)

Proximity psikografis, proximity geografis, timeless, significance, prominence, dan magnitude. Dengan kata lain, yang dimaksud relevan adalah berkaitan dengan nilai berita.

5. Keseimbangan (Balance)

Ada atau tidak ada “Source Bias” (penampilan satu sisi dalam penampilan, seperti ketidak seimbangan sumber berita), ada atau tidak ada “Slant” (kecenderungan/berita miring), dan ketidakseimbangan.

6. Neutrality

Sensionalism, stereotype, junxtaposition (membandingkan dua hal yang tidak sebanding), dan linkages (membandingkan dua hal yang tidak relevan).

B. Variabel Terikat (Y), yaitu Tingkat Kepercayaan Masyarakat kepada Partai Demokrat.

1. Kejujuran, yaitu pemberitahuan informasi dari seseorang kepada orang lain sesuai kenyataan dan kebenaran.

2. Kredibilitas, yaitu kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.

C. Variabel Antara (Z), yaitu Karakteristik Responden. 1. Usia, yaitu umur responden.


(27)

2. Jenis Kelamin, yaitu penggolongan jenis kelamin responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

3. Tingkat Pendidikan, yaitu latar belakang pendidikan terakhir responden.

4. Pekerjaan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk menafkahi diri dan keluarga.

1.11. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu proposisi atau pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel (Lubis, 1998:13).Hipotesis merupakan pernyataan yang menjembatani dunia teori dan dunia empiris.

Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Ho: Tidak terdapat hubungan antara pemberitaan Nazaruddin terhadap tingkat

kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat.

b. Ha: Terdapat hubungan antara pemberitaan Nazaruddin terhadap tingkat

kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat.

BAB II


(28)

2.1. Komunikasi Massa

Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Meskipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak banyak tetapi tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa.

Menurut Steven A. Chafee, ada lima jenis efek media massa :

1. Efek Ekonomi: menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. Hal ini membuka lapangan pekerjaan bagi para sarjana lainnya. 2. Efek Sosial: Efek social berkaitan dengan perubahan struktur atau interaksi sosial.

Sebagai contoh, misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status social pemiliknya.

3. Efek Penjadwalan Kegiatan: Dengan adanya media massa, kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Contohnya sebelum berangkat ke kantor, masyarakat kota pada umumnya membaca Koran terlebih dahulu.

4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman: Orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal dan kecewa.

5. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu: Kehadiran media massa dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Seseorang dapat memiliki perasaan positif dan


(29)

negatif terhadap media tertentu. Contohnya seorang ibu lebih senang membaca majalah Kartini.

2.2 Berita

2.2.1 Pengertian Berita

Berita menjadi informasi paling banyak yang yang diperoleh masyarakat. Walaupun jumlah berita yang dinikmati oleh masyarakat begitu banyak, ternyata tidak mudah memberikan definisi tentang berita, bahkan menurut Dekan Fakultas Jurnalistik dari Missouri University, Amerika Serikat mengatakan, memberikan batasan atau definisi berita sulit karena mencakup banyak factor dan variabel (Assegaff, dalam buku Mondry, 2008:132).

Batasan yang diberikan tokoh-tokoh lain, yang dikutip oleh Assegaff antara lain sebagai berikut:

a. Menurut M. Lyle Spencer, berita merupakan kenyataan dan ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca.

b. Menurut Willard C. Bleyer, berita adalah sesuatu yang termasa dipilih wartawan untuk dimuat di surat kabar karena ia dapat menarik dan mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca media cetak tersebut.

c. Menurut William S. Maulsby, berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan


(30)

baru terjadi, yang menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.

d. Menurut Eric C. Hepwood, berita adalah laporan pertama dari kejadian pentin dan dapat menarik perhatian umum.

2.2.2. Jenis Berita

1. Straight News: Laporan lagnsung mengenai suatu peristiwa. Berita jenis ini biasanya ditulis dengan memulai unsur-unsru 5W1H (what, who, where, why and how)

2. Depth News Report: Laporang yang menghimpun informasi dan fakta-fakta mengeai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk informasi tersebut. 3. Comprehensive News: Laporan tentang fakta yang bersifat meyeluruh ditinjau dari

berbagai aspek.

4. Interpretative News: Berita interpretative biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah atau peristiwa kontroversial. Namun demikian, fokus laporan beritanya masih berbicara mengenai fakta yang terbukti bukan opini.

5. Feature Story: Penulis Feature mencari fakta untuk menarik perhatian pembaca. Penulis feature menyajikan suatau pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan. 6. Depth Reporting: Pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan


(31)

7. Investigative Reporting: Berita jenis ini bisanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Dalam laporan investigative, para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan.

8. Editorial Writing: pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang pentng dan memengaruhi pendapat umum.

2.2.3. Kriteria Umum Nilai Berita

Kriteria umum nilai berita merupakan acuan yang dapat digunakan oleh apra jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria umum nilai berita menunjuk kepada sembilah hal, yaitu:

1. Keluarbiasaan (Unusualness)

Berita adalah sesuatu yang luar biasa.Oleh karena itu semakin besar suatui peristiwa, semakin besar nilai berita yang ditimbulkannya. Nilai berita peristiwa luar biasa dapat dilihat dari 5 aspek: lokasi peristiwa, waktu peristiwa, jumlah korban, daya kejut peristiwa, dan dampak yang ditimbulkan peristiwa tersebut. 2. Kebaruan (Newness)

Berita adalah semua apa yang terbaru. Berita adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru. Oleh karena itu, semua hal yang baru, apa pun namanya, pasti memiliki nilai berita.


(32)

3. Akibat (impact)

Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas.Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat.

4. Aktual(Timeliness)

Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Berita adalah apa yang terjadi hari ini, apa yang masih belum diketahui tentang apa yang akan terjadi hari ini, atau adanya opini berupa pandangan dan penilaian yang berbeda dengan opini sebelumnya sehingga opini tersebut mengandung informasi penting dan berarti.

5. Kedekatan (Proximity)

Berita adalah kedekatan.Kedekatan mengandung dua arti.Kedekatan geografis dan kedekatan psikologis.Kedekatan geografis menunjuk pada suatu peristiwa yang terjadi di sekitar tempat tinggal.Kedekatan Psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterikatan pikiran, perasaan dan kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa.

6. Informasi (Information)

Berita adalah informasi. MEnurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala sesuatu yang menghilangkan ketidakpastian.


(33)

Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan.Konflik dan pertentangan, merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak pernah habis.

8. Orang Penting (Prominence)

Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti, figure publik. Orang-orang penting, orang-orang terkemuka, di mana pun selalu membuat berita.

9. Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)

Suatu peristiwa terkadang tidak menimbulkan efek berarti pada seseorang, sekelompok orang, atau bahkan pada masyarakat, tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaannya.

10.Kejutan (Surprising)

Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak direncanakan, diluar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya.

2.3 Kredibilitas

Konsep kredibilitas menurut Kiousis secara umum terbagi dua, yaitu; kredibilitas sumber dan kredibilitas medium. Kredibilitas sumber (source credibility) meliputi konteks-konteks antarpribadi, organisasi, dan media massa, telah terlibat dalam pengkajian mengenai bagaimana ciri-ciri komunikator yang berbeda-beda dapat mempengaruhi pemrosesan pesan


(34)

komunikasi/). Komunikator didefinisikan sebagai seorang individu, kelompok atau organisasi.

Kredibilitas Sumber

Penelitian awal pada kredibilitas mencari tahu bagaimana modifikasi pada karakteristik-karakteristik sumber mempengaruhi keinginan orang mengubah sikapnya terhadap isu-isu tertentu (Hovland, Janis, & Kelley, 1953).Hovland dkk menemukan bahwa keahlian dan kredibilitas sumber dianggap sebagai dua atribut penting dari kredibilitas sumber. Meskipun demikian mereka juga mengakui bahwa dampak pesan dapat juga tergantung publikasi atau saluran tertentu.

Kredibilitas Media

Westley dan Severin (1964) adalah orang pertama yang melakukan analisis menyeluruh terhadap kredibilitas saluran dari berbagai ragam media. Hasil temuannya, para ilmuwan mencatat bahwa variabel demografis tertentu (seperti; usia, pendidikan dan jenis kelamin) memiliki pengaruh terhadap persepsi orang mengenai kredibilitas saluran. Selain faktor demografis, Westley dan Severin membedakan antara krediabilitas media dan preferensi terhadap media. Dengan kata lain, orang tidak selalu merasa media yang mereka sukai sebagai yang paling kredibel. Kredibilitas media dapat diukur dengan berbagai cara tergantung pada kombinasi pertanyaan yang digunakan


(35)

Berdasarkan hasil penelitian awal diperoleh bahwa peningkatan penggunaan media biasanya diimbangi oleh meningkatnya rating kredibilitas untuk saluran apapun yang diamati (Westley dan Severin, 1964).

Sebagian penelitian telah menunjukkan bahwa pola komunikasi antar pribadi relevan dengan perbedaan persepsi mengenai kredibilitas saluran. Pinkleton (1999), menyatakan bahwa diskusi tatap muka dengan teman, tetangga, dan anggota keluarga merupakan sumber utama informasi politik (Hofstetter, Zuniga, dan Dozier, 2001). Perbincangan politik diprediksikan berkaitan dengan tingkat minat dalam politik, dan pada gilirannya memprediksikan partisipasi politik. Bahkan akhir-akhir ini, komunikasi antarpribadi telah diistilahkan sebagai “jantungnya demokrasi” (http://rumakom.wordpress.com/2008/05/08/kredibilitas-dalam-komunikasi/)

BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN


(36)

3.1.1 Kelurahan Sei Putih Barat

Kelurahan Sei Putih Barat merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Petisah. Kelurahan Sei Putih Barat dengan luas 98 hektar terdiri dari 11 lingkungan yang berjumlah 16.852 jiwa.

Batas-batas Kelurahan Helvetia Tengah dapat dilihat sebagai berikut : Utara : Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat

Selatan : Kelurahan Sei Sikambing D

Timur : Kelurahan Sei Sikamping CII, Kecamatan Medan Helvetia Barat : Kelurahan Sei Putih Tengah

Jalan Tinta merupakan bagian dari lingkungan VIII Kelurahan Sei Putih Barat dengan total 1.700 jiwa.Pekerjaan penduduk adalah wiraswasta, buruh kasar, pegawai negeri/pensiunan, buruh lepas dan pengangguran.Namun yang menjadi mayoritas pekerjaan penduduk adalah wiraswasta dan buruh kasar.Adapun pendidikan penduduk adalah Sarjana, SLTA, SLTP, SD dan TK. Namun yang menjadi mayoritas pendidikan penduduk adalah SLTA.

3.1.2 Partai Demokrat Sejarah Partai Demokrat

Partai Demokrat didirikan atas inisiatif saudara Susilo Bambang Yudhoyono yang terilhami oleh kekalahan terhormat saudara Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan Calon wakil Presiden dalam Sidang MPR tahun 2001. Dari perolehan suara dalam


(37)

pemilihan cawapres dan hasil pooling publik yang menunjukkan popularitas yang ada pada diri Susilo Bambang Yudhoyono (selanjutnya disebut SBY), beberapa orang terpanggil nuraninya untuk memikirkan bagaimana sosok SBY bisa dibawa menjadi Pemimpin Bangsa dan bukan direncanakan untuk menjadi Wakil Presiden RI tetapi menjadi Presiden RI untuk masa mendatang. Hasilnya adalah beberapa orang diantaranya saudara Vence Rumangkang menyatakan dukungannya untuk mengusung SBY ke kursi Presiden, dan bahwa agar cita-cita tersebut bisa terlaksana, jalan satu-satunya adalah mendirikan partai politik.

Perumusan konsep dasar dan platform partai sebagaimana yang diinginkan SBY dilakukan oleh Tim Krisna Bambu Apus dan selanjutnya tehnis administrasi dirampungkan oleh Tim yang dipimpin oleh saudara Vence Rumangkang. Juga terdapat diskusi-diskusi tentang perlunya berdiri sebuah partai untuk mempromosikan SBY menjadi Presiden, antara lain : Pada tanggal 12 Agustus 2001 pukul 17.00 diadakan rapat yang dipimpin langsung oleh SBY di apartemen Hilton. Rapat tersebut membentuk tim pelaksana yang mengadakan pertemuan secara marathon setiap hari. Tim itu terdiri dari : (1). Vence Rumangkang, (2). Drs. A. Yani Wahid (Alm), (3). Achmad Kurnia, (4). Adhiyaksa Dault, SH, (5).Baharuddin Tonti, (6). Shirato Syafei. Di lingkungan kantor Menkopolkampun diadakan diskusi-diskusi untuk pendirian sebuah partai bagi kendaraan politik SBY dipimpin oleh Drs. A. Yani Wachid (Almarhum). Pada tanggal 19 Agustus 2001, SBY memimpin langsung pertemuan yang merupakan cikal bakal pendirian dari Partai Demokrat. Dalam pertemuan tersebut, saudara Vence Rumangkang menyatakan bahwa


(38)

rencana pendirian partai akan tetap dilaksanakan dan hasilnya akan dilaporkan kepada SBY.

Selanjutnya pada tanggal 20 Agustus 2001, saudara Vence Rumangkang yang dibantu oleh saudara Drs. Sutan Bhatoegana berupaya mengumpulkan orang-orang untuk merealisasikan pembentukan sebuah partai politik. Pada akhimya, terbentuklah Tim 9 yang beranggotakan 10 (sepuluh) orang yang bertugas untuk mematangkan konsep-konsep pendirian sebuah partai politik yakni: (1) Vence Rumangkang; (2) Dr. Ahmad Mubarok, MA.; (3) Drs. A. Yani Wachid (almarhum); (4) Prof. Dr. Subur Budhisantoso; (5) Prof. Dr. Irzan Tanjung; (6) RMH. Heroe Syswanto Ns.; (7) Prof. Dr. RF. Saragjh, SH., MH.; (8) Prof. Dardji Darmodihardjo; (9) Prof. Dr. Ir. Rizald Max Rompas; dan (10) Prof. Dr. T Rusli Ramli, MS. Disamping nama-nama tersebut, ada juga beberapa orang yang sekali atau dua kali ikut berdiskusi. Diskusi Finalisasi konsep partai dipimpin oleh Bapak SBY.

Untuk menjadi sebuah Partai yang disahkan oleh Undang- Undang Kepartaian dibutuhkan minimal 50 (limapuluh) orang sebagai pendirinya, tetapi muncul pemikiran agar jangan hanya 50 orang saja, tetapi dilengkapi saja menjadi 99 (sembilanpuluh sembilan) orang agar ada sambungan makna dengan SBY sebagai penggagas, yakni SBY lahir tanggal 9 bulan 9. Pada tanggal 9 September 2001, bertempat di Gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan dihadapan Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46 dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi Pendiri Partai Demokrat dan hadir menandatangani Akte Pendirian Partai Demokrat. 53 (lima puluh tiga) orang selebihnya tidak hadir tetapi memberikan surat kuasa kepada saudara Vence Rumangkang. Kepengurusanpun disusun


(39)

dan disepakati bahwa Kriteria Calon Ketua Umum adalah Putra Indonesia asli, kelahiran Jawa dan beragama Islam, sedangkan Calon Sekretaris Jenderal adalah dari luar pulau jawa dan beragama Kristen. Setelah diadakan penelitian, maka saudara Vence Rumangkang meminta saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso sebagai Pejabat Ketua Umum dan saudara Prof. Dr. Irsan Tandjung sebagai Pejabat Sekretaris Jenderal sementara Bendahara Umum dijabat oleh saudara Vence Rumangkang.

Pada malam harinya pukul 20.30, saudara Vence Rumangkang melaporkan segala sesuatu mengenai pembentukan Partai kepada SBY di kediaman beliau yang saat itu sedang merayakan hari ulang tahun ke 52 selaku koordinator penggagas, pencetus dan Pendiri Partai Demokrat. Dalam laporannya, saudara Vence melaporkan bahwa Partai Demokrat akan didaftarkan kepada Departemen Kehakiman dan HAM pada esok hari yakni pada tanggal 10 September 2001.

Pengesahan Partai Demokrat

Pada tanggal 10 September 2001 jam 10.00 WIB Partai Demokrat didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI oleh saudara Vence Rumangkang, saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso, saudara Prof. Dr. Irsan Tandjung, saudara Drs. Sutan Bhatogana MBA, saudara Prof. Dr. Rusli Ramli dan saudara Prof. Dr. RF. Saragih, SH, MH dan diterima oleh Ka SUBDIT Pendaftaran Departemen Kehakiman dan HAM. Kemudian pada tanggal 25 September 2001 terbitlah Surat Keputusan Menkeh & HAM Nomor M.MU.06.08.-138 tentang pendaftaran dan pengesahan Partai Demokrat. Dengan Surat


(40)

Keputusan tersebut Partai Demokrat telah resmi menjadi salah satu partai politik di Indonesia dan pada tanggal 9 Oktober 2001 Departemen Kehakiman dan HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita Negara Nomor : 81 Tahun 2001 Tentang Pengesahan. Partai Demokrat dan Lambang Partai Demokrat. Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakemas) Pertama pada tanggal 18-19 Oktober 2002 di Hotel Indonesia yang dihadiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh Indonesia.

Sejalan dengan deklarasi berdirinya Partai Demokrat, sebagai perangkat organisasi dibuatlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).Sebagai langkah awal maka pada tahun 2001 diterbitkan AD/ART yang pertama sebagai peraturan sementara organisasi.Pada tahun.2003 diadakan koreksi dan revisi sekaligus didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI sebagai Persyaratan berdirinya Partai Demokrat.Sejak pendaftaran tersebut, AD/ART Partai Demokrat sudah bersifat tetap dan mengikat hingga ada perubahan oleh forum Kongres ini.

Visi dan Misi Partai Visi

Partai Demokrat bersama masyarakat luas berperan mewujudkan keinginan luhur rakyat Indonesia agar mencapai pencerahan dalam kehidupan kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur, menjunjung tinggi semangat Nasionalisme, Humanisme dan


(41)

Internasionalisme, atas dasar ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa dalam tatanan dunia baru yang damai, demokratis dan sejahtera.

Misi

1. Memberikan garis yang jelas agar partai berfungsi secara optimal dengan peranan yang signifikan di dalam seluruh proses pembangunan Indonesia baru yang dijiwai oleh semangat reformasi serta pembaharuan dalam semua bidang kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan kedalam formasi semula sebagaimana telah diikrarkan oleh para pejuang, pendiri pencetus Proklamasi kemerdekaan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan titik berat kepada upaya mewujudkan perdamaian, demokrasi (Kedaulatan rakyat) dan kesejahteraaan.

2. Meneruskan perjuangan bangsa dengan semangat kebangsaan baru dalam melanjutkan dan merevisi strategi pembangunan Nasional sebagai tumpuan sejarah bahwa kehadiran partai Demokrat adalah melanjutkan perjuangan generasi-generasi sebelumnya yang telah aktif sepanjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia, sejak melawan penjajah merebut Kemerdekaan, merumuskan Pancasila dan UUD 1945, mengisi kemerdekaan secara berkesinambungan hingga memasuki era reformasi. 3. Memperjuangkan tegaknya persamaan hak dan kewajiban Warganegara tanpa

membedakan ras, agama, suku dan golongan dalam rangka menciptakan masyarakat sipil (civil society) yang kuat, otonomi daerah yang luas serta terwujudnya representasi kedaulatan rakyat pada struktur lebaga perwakilan dan permusyawaratan.


(42)

3.2 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional.Penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.Dalam penelitian ini, metode korelasional digunakan untuk mencari hubungan antara Pemberitaan Nazaruddin dengan Tingkat Kepercayaan Masyarakat kepada Partai Demokrat.

3.2.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (dalam buku Kriyantono, 2010: 153) populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah masyarakat Jalan Tinta yang ikut serta dalam pemilihan umum 2009 untuk legilatif Kabupaten/ Kota Medan.Berdasarkan data yang diperoleh saat riset prapenelitian, masyarakat yang memenuhi kriteria untuk menjadi responden berjumlah 608 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati. Sampel yang representative dapat diartikan bahwa sampel tersebut mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proposional atau memberikan kesempatan yang sama pada


(43)

semua unsur populasi untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan yang sebenarnya dalam keseluruhan populasi (Kriyantono, 2010:154).

Adapun penentuan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Taro Yamane, yaitu :

Dimana :

n = besar sampel N = jumlah populasi d = Nilai presisi 1 = Konstanta

Berdasarkan rumus penentuan besar sampel maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :


(44)

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2010:158). Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Jalan Tinta, Kelurahan Sei Putih Barat, Medan yang ikut serta dalam pemilu 2009 untuk legislatif Kabupaten/Kota Medan.

b. Accidental Sampling, yaitu memilih siapa saja yang kebetulan djumpai untuk dijadikan sampel.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah: a. Penelitian Kepustakaan

Dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku, majalah, internet, dan sebagainya.

b. Penelitian Lapangan

Pengumpulan data yang dilakukan di lokasi penelitian dengan menggunakan instrument atau alat, yaitu kuesioner atau daftar pertanyaan. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang akan dijawab tertulis oleh responden.


(45)

3.2.5 Teknik Analisis Data

Maleong (dalam buku Kriyantono, 2010:167) mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis kedalam beberapa tahapan yaitu:

a. Analisis tabel tunggal

Analisis tabel tunggal adalah merupakan analisis yang dilakukan dengan membagi-bagi variabel ke dalam beberapa kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.Analisi ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu jumlah frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:266).

b. Analisis tabel silang

Analisis tabel silang merupakan salahs satu teknik yang digunakan utnuk menganalisis dan mengetahui apakah variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya (Singarimbun, 1995:237).

c. Uji Hipotesis

Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka digunakan rumus korelasi Raknk-Order Spearman (Spearman’s Rho Rank Order Correlations)., yaitu sebagai berikut:


(46)

Keterangan :

Rho = Koefisien korelasi rank-order

d = Perbedaan antara pasangan jenjang

∑ = sigma atau jumlah

N = Jumlah individu dalam sampel 1 = Bilangan konstanta

6 = Bilangan Konstanta

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisa data untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rs<0, maka hipotesis ditolak Jika rs>0, maka hipotesis diterima

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford (Rakhmat, 1993:29), yaitu sebagai berikut :

<0,20 : hubungan rendah sekali 0,20-0,40 : hubungan rendah tapi pasti 0,40-0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,70-0,90 : hubungan yang cukup tinggi;kuat


(47)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


(48)

a. Data Primer

Data primer adalah data yang yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan.Sumber data primer bisa responden dan subjek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara dan observasi.Sumber data primer yang digunakan peneliti adalah data dari hasil pengisian kuesioner.

Dalam upaya memperoleh data mengenai tingkat kepercayaan masyarakat, peneliti menyebarkan kuesioner kepada masyarakat Jalan Tinta yang mengikuti Pemilihan Umum Legislatif Kabupaten/Kota Medan. Penyebaran kuesioner dilakukan tanggal 10 Desember 2011 hingga 20 Desember 2011 kepada 86 orang responden yang dipilih secara accidental yakni pada saat peneliti berada di lokasi penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai instansi dan penelitian terdahulu yang sudah diolah menjadi bentuk- bentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga menjadi informative bagi pihak lain. Data sekunder bersifat melengkapi data primer. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data kepustakaan, data komposisi penduduk dari Kelurahan Sei Putih Barat dan data hasil pemilihan umum legislatif Kabupaten/Kota Medan dari Komisi Pemilihan Umum Medan tahun 2009.

Untuk memperoleh data mengenai Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat, peneliti mengajukan surat pengantar permohonan penelitian dari Dekan FISIP USU dan kemudian


(49)

diserahkan kepada divisi Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Kota Medan untuk diteruskan berupa surat izin penelitian kepada Kelurahan Sei Putih Barat.

Untuk memperoleh data pemilihan umum tahun 2009, peneliti mengajukan surat pengantar permohonan penelitian dan pengumpulan data dari Dekan FISIP USU dan kemudian diserahkan kepada Pimpinan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

4.2. Teknik Pengolahan Data

Adapun tahap-tahap pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

a. Penomoran kuesioner

Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut mulai dari 01 hingga 86. b. Editing

Merupakan proses pengeditan jawaban-jawaban responden dengan tujuan untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan pengisian data ke dalam kotak yang seharusnya menjadi tempat nomor responden

c. Coding

Jawaban-jawaban responden dipindahkan kedalam kotak-kotak kode yang telah disediakan dalanm kuesioner ke dalam bentuk angka.


(50)

Data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar Folron Cobol sehingga memuat seluruh data dalam satu tabel.

e. Tabulasi data

Dalam tahap ini, data dari lembar Foltron Cobol dimasukkan ke dalam tabel tabel tunggal dan tabel silang yang pada akhirnya akan dianalisis.

f. Pengujian Hipotesis

Menggunakan rumus uji statistic yang telah ditentukan adalah korelasi tata jenjang Spearman, dengan alat bantu Software SPSS 16,0.

2. Data Sekunder

a. Data Kepustakaan

Data kepustakaan diperoleh dari mengumpulkan berbagai literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku, majalah, internet dan sebagainya.

b. Data Kependudukan

Jumlah masyarakat yang mengikuti Pemilihan Umum Legislatif Kabupaten/Kota Medan diperoleh dari Kepala Lingkungan Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat.Berdasarkan jumlah masyarakat yang diperoleh, dihitung jumlah sampel yang digunakan dengan menggunakan rumus Taro Yamane.


(51)

c. Data Hasil pemilihan Umum Legislatif Kabupaten/Kota Medan pada tahun 2009 Data hasil Pemilihan Umum di Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat diperoleh dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan.Data tersebut kemudian dijumlahkan di masing-masing partai.Data ini digunakan untuk melihat sejauhmana dukungan masyarakat pada Partai Demokrat pada Pemilu Legislatif Kabupaten/Kota Medan tahun 2009.

4.3. Analisis Tabel Tunggal

Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal terdiri dari karakteristik umum responden, pertanyaan umum, dan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan operasional variabel.

Tabel 2. Usia Responden

Usia Frekuensi %

17-31 tahun 32-46 tahun 47-61 tahun

30 33 16

34.9 38.4 18.6


(52)

62 tahun ke atas 7 8.1

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 33 responden (38,4%) yang berusia 32-46 tahun, 30 responden (34,9%) yang berusia 17-31 tahun, 16 responden (18,6%) yang berusia 47-61 tahun dan 7 responden (8,1%) yang berusia 62 tahun keatas. Hal ini menunjukkan yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar masih berusia produktif.

Tabel 3 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi % Pria

Wanita

53 33

61.6 38.4

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 52 responden (61,6%) berjenis kelamin pria dan 33 responden (38,4%) berjenis kelamin wanita.

Tabel 4 Pendidikan


(53)

Tidak Bersekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi 1 1 13 51 20 1.2 1.2 15.1 59.3 23.3

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 1 responden (1,2%) yang tidak bersekolah, 1 responden (1,2%) yang pendidikan SD, 13 responden (15,1%) yang pendidikan SMP, 51 responden (59,3%) yang pendidikan SMA dan 20 responden (23,3%) yang pendidikan perguruan tinggi. Dari data di lapangan terlihat bahwa masyarakat di Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat tidak banyak yang melanjutkan sekolah ke tahap perguruan tinggi karena setelah tamat SMA banyak yang langsung berwirausaha.

Tabel 5 Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi % Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Pegawai Swasta 8 5 11 9.3 5.8 12.8


(54)

Wirausaha Lain-lain

38 24

44.2 27.9

Total 97 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 8 responden (9,3%) yang berstatus pelajar/mahasiswa, 5 responden (5,8%) yang pekerjaannya pegawai negeri, 11 responden (12,8%) yang pekerjaannya pegawai swasta, 38 responden (44,2%) yang pekerjaannya wirausaha dan 24 responden (27,9%) yang memiliki pekerjaan di luar dari opsi yang ada. Sebagian besar masyarakat memilih berwirausaha karena berkaitan dengan pendidikan mereka yang tamat SMA sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan.Lain-lain pada tabel pekerjaan meliputi ibu rumah tangga, pensiunan, dan sebagainya.

Tabel 6.

Partisipasi dalam Pemilu Legislatif Kabupaten/Kota Medan

Frekuensi %

Ya 86 100,0

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, telihat bahwa seluruh responden ikut serta dalam pemilihan umum legislatif Kabupaten/Kota Medan.Hal ini berkaitan dengan salah satu butir


(55)

pembatasan masalah yang dibuat peneliti yakni yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat yang mengikuti pemilihan umum legislatif Kabupaten/Kota Medan.

Tabel 7

Pilihan Masyarakat pada Pemilu 2009

Frekuensi % Non Demokrat

Demokrat

53 33

61.6 38.4

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 reponden terdapat 53 responden (61,6%) yang memilih Non Partai Demokrat dan 33 responden (38,4%) yang memilih Partai Demokrat.

Tabel 8

Frekuensi mengikuti pemberitaan Nazaruddin

Frekuensi % Tidak Pernah

Jarang Pernah Sering

1 36 35 14

1.2 41.9 40.7 16.3


(56)

Total 86 100,0 Sumber: Hasil Penelitian

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 reponden terdapat 1 responden (1,2%) yang tidak pernah mengikuti pemberitaan Nazaruddin, 36 responden (41,9%) yang jarang mengikuti pemberitaan Nazaruddin, 35 responden (40,7%) yang pernah mengikuti pemberitaan Nazaruddin dan 14 responden (16,3%) yang sering mengikuti pemberitaan Nazaruddin. Hal ini menunjukkan bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini benar mengetahui kasus Nazaruddin.

Tabel 9

Kesesuaian Pemberitaan dengan Fakta

Frekuensi % Tidak Tahu

Tidak Sesuai Sesuai

Sangat Sesuai

40 35 10 1

46.5 40.7 11.6 1.2

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Dari tabel di atas, terlihat bahwa dari 86 responden terdapat 40 responden (46,5%) yang tidak tahu, 35 responden (40,7%) yang berpendapat tidak sesuai, 10 responden (11,6%) yang berpendapat sesuai dan 1 orang (1,2%) yang berpendapat sangat sesuai.


(57)

Sebagian responden yang tidak tahu disebabkan karena mereka tidak mengikuti perkembangan pemberitaan kasus Nazaruddin dengan serius.

Tabel 10

Informasi yang diberikan dalam Pemberitaan

Frekuensi % Tidak mendalam

Kurang mendalam Mendalam

Sangat mendalam

21 49 14 2

24.4 57.0 16.3 2.3

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 86 responden terdapat 21 responden (24,4%) yang berpendapat informasinya tidak mendalam, 49 responden (57,0%) yang berpendapat informasi kurang mendalam, 14 responden (16,3%) yang berpendapat informasi mendalam dan 2 responden (2,3%) yang berpendapat informasi sangat mendalam. Berdasarkan data di lapangan, banyak responden yang berpendapat informasi yang diberikan belum mendalam karena masih banyak hal-hal yang belum diungkapkan di media terkait dengan kasus Nazaruddin.Mereka berpendapat ada bagian-bagian yang belum diberitakan oleh media.


(58)

Pemahaman terhadap isi pemberitaan

Frekuensi % Tidak memahami

Kurang memahami Memahami

Sangat memahami

10 56 16 4

11.6 66.3 17.4 4.7

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 86 responden terdapat 10 responden (11,6%) yang tidak memahami, 56 responden (66,3%) yang kurang memahami 16 responden (59,3%) yang memahami dan 4 responden (4,7%) yang sangat memahami. Hal ini menunjukkan yang menjadi responden dalam penelitian ini kurang memahami kasus Nazaruddin.Data di lapangan juga menunjukkan bahwa responden tidak mengerti alur sebenarnya kasus Nazaruddin.

Tabel 12


(59)

Frekuensi % Tidak Berupaya

Kurang Berupaya Berupaya

47 25 14

54.7 29.1 16.3

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 47 responden (54,7%) yang tidak berupaya, 25 responden (29,1%) yang kurang berupaya dan 14 responden (16,3%) yang berupaya. Data di lapangan menujukkan bahwa responden hanya menggunakan satu media untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi. Hanya sebagian responden yang menggunakan media lainnya atau sekedar berdiskusi dengan orang lain untuk membahas kasus Nazaruddin.

Tabel 13

Pembuktian Kasus Nazaruddin dengan Kenyataan yang Ada


(60)

Tidak dapat dibuktikan Dapat dibuktikan

29 57

33.7 66.3

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 29 responden (33,7%) yang berpendapat tidak dapat dibuktikan dan 57 responden (66,3%) yang berpendapat dapat dibuktikan. Berdasarkan data di lapangan, responden yakin kasus Nazaruddin pada akhirnya akan terbukti walau membutuhkan proses waktu yang lama.

Tabel 14

Hubungan antara isi pemberitaan dengan sumber berita

Frekuensi % Tidak ada hubungan 57 66.3


(61)

Kurang ada hubungan Ada hubungan

Sangat berhubungan

16 12 1

18.6 14.0 1.2

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 57 responden (66,3%) yang berpendapat tidak ada hubungan, 16 responden (18,6%) yang berpendapat kurang ada hubungan, 12 responden (14,0%) yangberpendapat ada hubungan dan 1 responden (1,2%) yang berpendapat sangat berhubungan. Responden banyak yang berpendapat tidak ada hubungan karena pada umumnya mereka tidak mengetahu siapa saja sumber beritanya.Hal ini sesuai dengan pertanyaan lainnya.

Tabel 15

Ketepatan penyajian berita

Frekuensi % Tidak tepat

Kurang tepat

11 50

12.8 58.1


(62)

Tepat Sangat tepat

21 4

24.4 4.7

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 11 responden (62,8%) yang berpendapat tidak tepat, 50 responden (58,1%) yang berpendapat kurang tepat, 21% responden (24,4%) yang berpendapat tepat dan 4 responden (4,7%) yang berpendapat sangat tepat. Hasil ini sesuai dengan pemahaman responden yang kebanyakan tidak memahami isi pemberitaan.Menurut responden, pemberitaan yang mereka terima cukup berbeli-belit untuk dipahami.

Tabel 16

Topik Pemberitaan Nazaruddin

Frekuensi % Tidak tahu

Kurang tahu Tahu

1 16 60

1.2 18.6 69.8


(63)

Sangat tahu 9 10.5

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 1 responden (1,2%) yang tidak tahu, 16 responden (18,6%) yang berpendapat kurang tahu, 60 responden (69,8%) yang mengetahui dan 9 responden (10,5%) yang sangat tahu. Responden mengetahui apa-apa saja yang menjadi topik dari topik pembahasan yang sering ditampilkan di media elektronik khususnya televisi.

Tabel 17.

Latar belakang Sumber Berita

Frekuensi % Tidak tahu

Kurang tahu Tahu

Sangat tahu

23 28 34 1

26.7 32.6 39.5 1.2


(64)

Total 86 100,0 Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 23 responden (26,7%) yang tidak tahu, 28 responden (32,6%) yang kurang tahu, 34 responden (39,5%) yang mengetahui dan 1 responden (1,2%) yang sangat tahu. Responden mengungkapkan mereka tidak mengetahui siapa saja yang berbicara di depan publik. Karena mereka juga tidak mengikuti pemberitaan secara terus-menerus.

Tabel 18.

Sumber Informasi Berita

Frekuensi % Media Elektronik

Media Cetak

Dari orang ke orang

69 15 2

80,2 17,4 2.3

Total 86 100,0


(65)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 15 responden (17,4%) yang menggunakan media cetak, 69 responden (80,2%) yang menggunakan media elektronik, 2 responden (2,3%) yang memperoleh informasi hanya dari orang ke orang. Media elektronik yang paling sering digunakan mereka adalah televisi.

Tabel 19

Alasan atau Tujuan dari Pemberitaan

Frekuensi % Tidak tahu

Kurang tahu Tahu

Sangat tahu

12 30 41 3

14.0 34.9 47.7 3.5

Total 86 100,0


(66)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 12 responden (14,0%) yang tidak tahu, 30 responden (34,9%) yang kurang tahu, 41 responden (47,7%) yang mengetahui dan 3 responden (3,5%) yang sangat tahu. Berdasarkan data di lapangan, kebanyakan responden mengungkapkan bahwa tujuan dari pemberitaan adalah sebagai informasi kepada masyarakat dan untuk mengungkapkan kebenaran dari kasus Nazaruddin.

Tabel 20

Kapan Perkara Berlangsung

Frekuensi % Tidak tahu

Kurang tahu Tahu

Sangat tahu

18 30 35 3

20.9 34.9 40.7 3.5

Total 86 100,0


(67)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 18 responden (20,9%) yang tidak tahu, 30 responden (34,9%) yang kurang tahu, 41 responden (40,7%) yang mengetahui dan 3 responden (3,5%) yang sangat tahu. Berdasarkan data di lapangan, responden mengetahui kapan perkara berlangsung karena pada awal kasus terjadi, responden masih mengikuti permberitaan yang kerap dilakukan di media.

Tabel 21

Berlangsungnya perkara kasus Nazaruddin

Frekuensi % Tidak tahu

Kurang tahu Tahu

Sangat tahu

14 25 43 4

16.3 29.1 50.0 4.7

Total 86 100,0


(68)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 14 responden (16,3%) yang tidak tahu, 25 responden (29,1%) yang kurang tahu, 43 responden (50,0%) yang mengetahui dan 4 responden (4,7%) yang sangat tahu. Berdasarkan data di lapangan, pada awal kasus responden mengetahui bagaiman berlangsungnya perkara Nazaruddin namun seiring dengan berjalannya waktu, pemberitaan yang kurang disampaikan membuat responden pun menjadi kurang memahaminya.

Tabel 22

Ketertarikan dengan isi pemberitaan

Frekuensi % Tidak tertarik

Kurang tertarik Tertarik

Sangat tertarik

23 27 32 4

26.7 31.4 37.2 4.7

Total 86 100,0


(69)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 23 responden (26,7%) yang tidak tertarik dengan pemberitaan, 27 responden (31,4%) yang kurang tertarik, 32 responden (37,2%) yang tertarik dan 4 responden (4,7%) yang sangat tertarik. Masyarakat mengaku tertarik karena ingin mengetahui akhir dari kasus tersebut dan siapa saja yang terlibat didalamnya.

Tabel 23

Hubungan Kedekatan Daerah dengan isi pemberitaan

Frekuensi % Tidak ada hubungan

Kurang ada hubungan

72 14

83.7 16.3

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 72 responden (83,7%) yang berpendapat tidak ada hubungan dan 14 responden (16,3%) yang


(70)

berpendapat kurang ada hubungan. Menurut responden tidak ada kaitan antara kedekatan daerah dengan isi pemberitaan.

Tabel 24

Batas waktu Pemberitaan

Frekuensi % Tidak Ada

Ada

52 34

60.5 39.5

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 52 responden (60,5%) yang berpendapat tidak ada dan 34 responden (39,5%) yang berpendapat ada. Cukup banyak responden yang berpendapat tidak ada karena mereka berpendapat bahwa pada akhirnya pemberitaan ini tidak akan selesai seiring dengan kasus Nazaruddin yang tidak akan selesai.

Tabel 25

Arti dari isi Pemberitaan

Frekuensi % Tidak mengetahui

Kurang mengetahui

6 24

7.0 27.9


(71)

Mengetahui 56 65.1

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 6 responden (7,0%) yang berpendapat tidak mengetahui, 24 responden (27,9) yang kurang mengetahui dan 56 responden (16,3%) yang mengetahui arti dari isi pemberitaan. Berdasarkan data di lapangan masyarakat, mayoritas responden mengetahui makna dari pemberitaan.

Tabel 26

Isi Pemberitaan yang lebih menonjol

Frekuensi % Tidak Ada

Ada

21 65

24.4 75.6

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 21 responden (24,4%) yang berpendapat tidak ada dan 65 responden (75,6%) yang berpendapat ada isi pemberitaan yang lebih menonjol. Berdasarkan data di lapangan, responden melihat hanya satu kasus yang dibahas secara besar-besaran namun kasus lain menurut mereka tidak diberitakan.


(72)

Tabel 27

Pentingnya isi pemberitaan

Frekuensi % Tidak Penting

Kurang Penting Penting

Sangat Penting

5 8 51 22

5.8 9.3 59.3 25.6

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 5 responden (5,8%) yang berpendapat isi pemberitaan tidak penting, 8 responden (9,3) yang berpendapat kurang penting, 51 responden (59,3) yang berpendapat isi pemberitaan penting


(73)

dan 22 responden (25,6%) yang berpendapat sangat penting. Berdasarkan data di lapangan, responden merasa penting karena ingin mengetahui akhir kasus tersebut.

Tabel 28

Ketidakseimbangan sumber berita

Frekuensi % Terdapat

Tidak Terdapat

59 27

68.6 31.4

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 59 responden (68,6%) yang berpendapat terdapat ketidakseimbangan sumber berita dan 27 responden (31,4%) berpendapat tidak terdapat ketidakseimbangan. Dari data tersebut dapat dilihat mayoritas masyarakat berpendapat yang menjadi narasumber pemberitaan tidak seimbang antara pendukung Nazaruddin dan yang tidak mendukung.


(74)

Tabel 29

Ketidakseimbangan isi berita

Frekuensi % Tidak Ada

Ada

29 57

39.5 60.5

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 29 responden (39,5%) yang berpendapat tidak ada dan 57 responden (60,5%) berpendapat tidak ada ketidakseimbangan. Dari data tersebut dapat dilihat mayoritas masyarakat berpendapat yang menjadi isi pemberitaan tidak seimbang antara berita yang mendukung pendapat Nazaruddin dengan berita yang tidak mendukung.

Tabel 30

Pemberitaan yang dilebih-lebihkan

Frekuensi % Tidak Ada

Ada

22 64

25.6 74.4

Total 86 100,0


(75)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 22 responden (25,6%) yang berpendapat tidak ada dan 64 responden (74,4%) berpendapat ada. Berdasarkan data tersebut, cukup banyak responden yang mengatakan pemberitaan nazaruddin terkadang suka dilebih-lebihkan dan dibesar-besarkan.

Tabel 31

Stereotype dalam pemberitaan

Frekuensi %

Tidak Ada 86 100

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden seluruhnya berpendapat tidak ada stereotype dalam pemberitaan.

Tabel 32

Perbandingan dua hal yang tidak sebanding dalam pemberitaan

Frekuensi % Tidak ada

Sedikit

21 26

24.4 30.2


(76)

Banyak Banyak Sekali 34 5 39.5 5.8

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 21 responden (24,4%) yang berpendapat tidak ada, 26 responden (30,2%) yang berpendapat sedikit, 34 responden (39,5) yang berpendapat banyak dan 5 responden (5,8%) yang berpendapat banyak sekali. Dari data tersebut dapat dilihat sebagian cukup banyak responden yang mengatakan ada perbandingan dua hal yang tidak sebanding.

Tabel 33

Perbandingan dua hal yang tidak berhubungan dalam pemberitaan

Frekuensi % Tidak ada Sedikit Banyak Banyak sekali 21 30 33 2 24.4 34.9 38.4 2.3

Total 86 100,0

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 86 responden terdapat 21 responden (24,4%) yang berpendapat tidak ada, 30 responden (34,9%) yang berpendapat


(1)

Untuk melihat sejauh mana turunnya kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat dilihat dari tabel silang antara Pilihan Partai Pada Pemilu dengan Kepercayaan Masyarakat pada Partai Demokrat.Dari hasil tabel silang, dapat dilihat dari 33 orang yang awalnya mendukung Partai Demokrat mengalami penurunan.Dari 33 orang tersebut ada 11 orang yang tidak dapat mengambil keputusan apakah mereka masih tetap mempercayai Partai Demokrat atau tidak.

Setelah analisis data tabel tunggal dan analisis tabel silang dilakukan, dilanjutkan dengan cara penyajian hipotesis. Pengukuran tingkat hubungan variabel yang linear dapat menggunakan rumus korelasi Koefisien Spearman Rho. Koefisien Spearman Rho, yaitu menjelaskan hubungan antara variabel X (Pemberitaan Nazaruddin) dan Variabel Y (Tingkat Kepercayaan). Dalam penelitian ini diharapkan dapat dilihat hubungan antara Pemberitaan Nazaruddin dan Tingkat Kepercayaan Masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat Medan.

Pengujian hipotesis dimulai dengan menggunakan propgram SPSS 16.0 dari 86 responden di lingkungan Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih barat Medan. Kemudia diperoleh nilai koefisien korelasi (Rho) sebesar 0,278. Berdasarkan skala Guilford maka dapat dilihat nilai koefisen korelasi 0,278 berada diantara 0,20 - 0,40 yang berarti mempunyai hubungan yang rendah tapi pasti dan signifikan. Besarnya pengaruh Pemberitaan Nazaruddin terhadap Tingka Kepercayaan Masyarakat kepada Partai Demokrat adalah 7,72%.


(2)

(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat tidak sering mengikuti pemberitaan Nazaruddin.

2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat terhadap Partai Demokrat mengalami penurunan.

3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberitaan Nazaruddin terhadap tingkat kepercayaan Masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat kepada Partai Demokrat mempunyai hubungan yang rendah tapi pasti dan besarnya pengaruh pemberitaan terhadap tingkat kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat sebesar 7,72%.


(4)

5.2. Saran

Berdasarkan jawaban dari masyarakat Jalan Tinta Kelurahan Sei Putih Barat Medan dalam pengisian kuesioner, maka penulis mengajukan sejumlah saran sebagai berikut:

1. Frekuensi mengikuti berita Nazaruddin di media massa tidak cukup tinggi, hendaknya masyarakat tidak hanya mengikuti pemberitaan sementara namun tetap mengikuti pemberitaan secara berkelanjutan agar dapat memberikan tanggapan dan sikap yang lebih pasti.

2. Cukup banyak masyarakat yang mengetahui berita Nazaruddin kurang memahami makna dan tujuan pemberitaan. Hendaknya media massa sebagai media informasi masyarakat sebaiknya membuat penyajian berita yang lebih mudah dipahami dengan penggunaan bahasa dan ilustrasi yang lebih mudah dimengerti oleh masyarakat.

3. Adanya penurunan kepercayaan masyarakat kepada Partai Demokrat, hendaknya Partai Demokrat lebih selektif lagi dalam memilih anggota-anggota partainya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Cangara, Halfied. 2009. Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Lubis, Suwardi. 1998. Metodologi Penelitian Komunikasi. Medan: Usu Press. Mcquail, Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar Edisi

Kedua. Jakarta: Erlangga.

Mondry.2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia Nurudin, 2004.Komunikasi Massa. Malang: Cespur.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Severin, Werner J & James W. Tankard Jr. 2011.Communication Theories:

Origins, Methods, Methods, And Uses In The Mass Media, Edisi Ketiga,

New York: Longman.

Severin, Werner J & James W. Tankard Jr. 2011.Teori Komunikasi: Sejarah,

Metode dan Terpaan dalam Media Massa, Edisi Kelima, Jakarta:

Kencana Prenada Media.


(6)

Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia : Menulis Berita dan Features

Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.

Sumber lain:

Diakses pada tanggal 21 Agustus 2011 Pukul 20.00 WIB


Dokumen yang terkait

KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Konflik Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat tentang Kenaikan Harga BBM pada Harian Republika Periode Maret

0 2 15

Pemberitaan Partai Nasional Demokrat dalam Surat Kabar Harian SEPUTAR INDONESIA.

4 9 15

KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Konflik Partai Keadilan Sej

0 3 13

PENDAHULUAN KONFLIK ANTARA PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN PARTAI DEMOKRAT TENTANG KENAIKAN HARGA BBM (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Konflik Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat tentang Kenaikan Harga BBM pada Harian Republika

1 12 40

PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PARTAI DEMOKRAT PADA HARIAN JURNAL NASIONAL DAN PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PARTAI DEMOKRAT PADA HARIAN JURNAL NASIONAL DAN HARIAN KOMPAS (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demok

0 8 14

PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN SEPUTAR INDONESIA.

0 3 17

PENDAHULUAN PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN SEPUTAR INDONESIA.

0 4 34

PENUTUP PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN SEPUTAR INDONESIA.

0 2 36

WACANA PEMBERITAAN PARTAI DEMOKRAT DALAM MEDIA INDONESIA : Analisis Wacana Kritis.

0 3 26

ETIKA PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI (KASUS PEMBERITAAN PARTAI DEMOKRAT DI METRO TV DAN TV ONE)

0 0 10