Pusing berputar c. Rasa baal atau kesemutan separuh badan

berbeda-beda. Stroke dapat berhubungan dengan sakit kepala atau tidak ada sakit kepala sama sekali. 25 Kewaspadaan masyarakat tentang stroke akan lebih mudah dengan singkatan dari gejala stroke yaitu FAST, yang terdiri atas :  F = face wajah Wajah tampak mencong sebelah tidak simetris. Sebelah sudut mulut tertarik ke bawah dan lekukan antara hidung ke sudut mulut tampak mendatar.  A = Arms Drive gerakan lengan Angkat lurus sejajar kedepan 90 O dengan telapak tangan terbuka keatas selama 30 detik. Apabila terdapat kelumpuhan lengan yang ringan dan tidak disadari oleh penderita, maka lengan yang lumpuh tersebut akan turun menjadi tidak sejajar lagi. Pada kelumpuhan yang berat, lengan yang lumpuh tersebut sudah tidak bisa diangkat lagi bahkan sampai tidak bisa digerakan sama sekali.  S = Speech bicara Bicara menjadi pelo artikulasi terganggu atau tidak bisa berkata gagu atau bisa bicara tetapi tidak mengerti pertanyaan orang sehingga komunikasi verbal tidak nyambung.  T = Time waktu Segera memanggil ambulans atau ke rumah sakit jika menemukan tiga gejala yaitu perubahan wajah, kelumpuhan dan bicara, atau disertai gejala lainnya yaitu: a. Orang tiba-tiba terlihat mengantuk berat atau kehilangan kesadaran pingsan

b. Pusing berputar c. Rasa baal atau kesemutan separuh badan

d. Gangguan penglihatan secara tiba-tiba pada satu atau dua mata 23 Golden periode atau jendela emas adalah waktu yang amat berharga bagi seseorang ketika terkena stroke awal untuk segera mendapat pertolongan oleh rumah sakit yang terdekat dan mempunyai fasilitas penanganan stroke. Waktu yang dimiliki oleh seseorang ketika terjadi stroke adalah 3-6 jam untuk segera mendapat pertolongan yang tepat di Rumah Sakit. Lebih dari jam yang tersebut, pasien yang terkena stroke akan dapat mengalami kecacatan yang berat, karena berat ringannya kecacatan yang ditimbulkan akibat stroke ditentukan dengan penanganan awal yang tepat dengan memanfaatkan golden periode tersebut, disamping itu juga tergantung kepada jenis stroke yang ada pada seseorang. 24 Memanfaatkan waktu golden periode bagi seseorang ketika terjadi serangan stroke awal sangatlah penting. Otak perlu segera mendapat pertolongan oleh rumah sakit dan dokter yang tepat, namun jika kita melalaikan masa golden periode berarti kita mensia-siakan harapan hidup seseorang yang seharusnya dapat diselamatkan 24 Stroke merupakan keadaan gawat darurat, jika kita melihat salah satu tanda dan gejala stroke segera panggil ambulans atau langsung pergi kerumah sakit karena stroke harus ditangani secara cepat dan tepat agar tidak mengalami kecacatan secara permanen atau bahkan kematian. 25 Penatalaksanaan prehospital yang bisa dilakukan untuk pasien yang kita curigai sebagai stroke dikenal dengan “stroke chain of survival” atau the “7 Ds”, yaitu: 1. Detection pengenalan : mengidentifikasi onset dan terjadinya gejala- gejala stroke 2. Dispatch mengirimkan : memanggil ambulans secepat mungkin mengaktifkan sistem kegawat daruratan 3. Delivery perjalanan : intervensi oleh petugas ambulans, pengobatan pre- hospital, dan mengantarkan ke stroke unit dirumah sakit 4. Door sampai di rumahsakit : penerimaan di trias unit gawat darurat. 5. Data data : melakukan evaluasi secara teratur, pemeriksaan laboratorium dan melakukan pencitraan 6. Decision keputusan : diangnosis dan memutuskan obat terapi yang akan dilakukan 7. Drug obat : memberikan obat dengan tepat atau tindakan yang sesuai. 26 2.9. Hubungan Tingkat Faktor Risiko dengan Pengetahuan Stroke Pengetahuan dapat terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek. Pengetahuan terjadi melalui pancaindera manusia yang ada lima, yaitu penglihatan pendengaran, penciuman, perasa, dan perabaan. Sedangkan perilaku adalah hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya. 27 Hal yang paling efektif dalam mengurangi kejadian stroke adalah dengan memodifikasi fakor risiko stroke. Meningkatnya usia dan faktor risiko stroke, sangat penting bagi mereka untuk memodifikasi faktor risiko yang ada untuk perubahan yang signifikan. Pada beberapa penelitian, telah mengidentifikasi faktor prilaku terbukti untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko terkena serangan stroke, termasuk manajemen yang efektif hipertensi, berhenti merokok, mempertahankan diet yang sehat dan gaya hidup aktif secara fisik. 31 Masyarakat luas perlu mendapat pengetahuan yang memadai tentang faktor risiko stroke, pencegahan, pengobatan, serta penanganannya dalam jangka panjang, terutama bagi mereka yang mempunyai faktor risiko stroke. Petugas kesehatan dan pengambil kebijakan kesehatan diharapkan lebih memperhatikan langkah-langkah preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif untuk stroke. Pada akhirnya peran serta aktif seluruh masyarakat diperlukan untuk bersama-sama memerangi bahaya stroke. 24 2.10. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Stroke Tingkat pendidikan individu sangat berperan dengan pengetahuan mereka tentang kesehatan, dimana pendidikan dapat mempengaruhi perkerjaan dan pendapatan. Rendahnya tingkatan pendidikan akan menyebabkan kurangnya informasi kesehatan yang akan dia dapatkan, sehingga menyebabkan pengetahuan tentang kesehatan juga kurang. 37 Pada penelitian Kuper dkk ditemukan bahwa ada perbedaan yang bermakna terutama dalam tingkat pendidikan untuk terjadinya risiko stroke iskemik. 38

2.10. Kerangka Teori