Teknik Analisis Data Metodologi Penelitian

10 yang ada pada film 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta ini. Setelah itu penulis mengutip kemudian mencatat dialog-dialog ataupun paragraf yang mengandung pesan pada film ini untuk dijadikan sebagai codingsheet, yakni rangkaian pencatatan lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian diberikan interpretasi. b. Metode wawancara interview adalah metode pengumpulan data dengan melakukan komunikasi tatap muka face to face antara peneliti dan sumber penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Benni Setiawan sebagai sutradara dari film 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta. c. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku-buku yang menunjang penulisan skripsi ini, internet dan lain sebagainya. Langkah selanjutnya ialah mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil pemilihan dialog, wawancara, serta dokumnetasi. Lalu mengolah hasil temuan atau data dan meninjau kembali data yang telah terkumpul. Seluruh data tersebut nantinya akan dipaparkan dengan didukung oleh beberapa hasil temuan studi pustaka yang kemudian dianalisis.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotik yang bersifat kualitatif. Secara sederhana semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi- 11 konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut berarti. Semiotik adalah studi tentang bagaimana bentuk-bentuk simbolik diinterprestasikan. Kajian ilmiah mengenai pembentukan makna. 10 Secara substansial, semiotika adalah kajian yang concern dengan dunia simbol. Semiotik memecah-mecah kandungan teks menjadi bagian-bagian, dan menghubungkan mereka dengan wacana-wacana yang lebih luas. Sebuah analisis semiotik menyediakan cara menghubungkan teks tertentu dengan sistem pesan dimana ia beroperasi. Hal ini memberikan konteks intelektual pada isi: ia mengulas cara-cara beragam unsur teks bekerja sama dan berinteraksi dengan pengetahuan kultural kita untuk menghasilkan makna. 11 Metode ini memperkaya pemahaman kita terhadap teks, sebagai sebuah metode, semiotik bersifat interpretatif, dan konsekuensinya sangat subjektif. Namun hal ini tidak mengurangi nilai semiotik karena semiotik adalah ilmu tentang memperkaya pemahaman kita terhadap teks 12 . Peneliti menggunakan metode semiotik model Roland Barthes. Di sini tanda dimaknai secara denotasi dan konotasi tanpa mengesampingkan mitos yang ada, untuk memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh dan mencakup permasalahan yang diteliti. Ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut menjadi mitos. 10 James Lull, Media Komunikasi, Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, Terj. A. Setiawan Abadi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997, cet. Kel-1, h. 232 11 Jane Stokes, How To Do Media and Cultural Studies, Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2006, h. 77. 12 Ibid, hal 76. 12 Dalam proses penelitian, tahap pertama yang dilakukan adalah tahap pemilihan tanda, yang dilakukan setelah peneliti mengamati secara keseluruhan adegan dalam film tersebut. Peneliti akan mereduksi film 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta menjadi miteme-miteme sign yang membentuknya. Proses pereduksian teks film hingga menjadi miteme ini didasarkan pada tanda-tanda dominan yang mampu merepresentasikan makna toleransi antar umat beragama dalam film tersebut. Tahap kedua, yaitu tahap analisis tanda. Tahap ini difokuskan pada usaha mengidentifikasi sistem penanda tingkat pertama dan tingkat kedua, serta mengidentifikasi kode-kode sinematik dan tata bahasa film apa saja yang digunakan dalam membentuk sistem penanda tersebut. Langkah selanjutnya, peneliti berusaha menentukan makna denotasi dan konotasi film tersebut. Dalam tahap menentukan denotasi dan konotasi, yang peneliti lakukan terlebih dahulu adalah tanda-tanda apa saja yang diidentifikasikan sebagai sebuah nilai yang mengandung makna toleransi beragama yang terdapat dalam film 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta. Satu persatu tanda tersebut dijabarkan dalam tahap denotasi. Dalam tahap denotasi ini, peneliti menjelaskan apa saja yang menjadi penanda, petanda, dan tanda dalam setiap tanda film tersebut yang merepresentasikan makna toleransi beragama. Penjelasannya dijabarkan dalam tabel visual berupa cut dari adegan, transkrip dialog, dan jenis-jenis shot. Setelah tahap penentuan sistem pemaknaan tingkat pertama denotasi, peneliti melakukan analisis tanda. Disini, peneliti memfokuskan pada shot, yaitu 13 shot yang menjelaskan situasi, kondisi, ekspresi para tokoh, dan lingkungan sekitar. Masuk pada tahap penentuan konotasi, peneliti melakukan pengamatan pada bentuk, konsep, dan penandaan. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah identifikasi mitos nilai-nilai toleransi beragama. Bagi Barthes, mitos merupakan cara berpikir suatu kebudayaan tentang sesuatu, cara mengkonseptualisasikan atau memahami sesuatu. Menurut Barthes, mitos adalah sebuah kisah a story yan melaluinya sebuah budaya mejelaskan dan memahami beberapa aspek dari realitas. Mitos membantu kita untuk memaknai pengalaman-pengalaman kita dalam satu konteks budaya tertentu. Berdasarkan analisis terhadap kedua tanda dominan tersebut ditemukan makna-makna konotatif sebagai wujud dari sebuah mitos.

6. Teknik Penulisan