Latar Belakang Analisis Regresi Berganda Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Inflasi

Fitriani Sagala : Analisis Regresi Berganda Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Inflasi, 2008. USU Repository © 2009 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara berkembang di kawasan Asia. Dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah dan sumber daya manusia yang besar diharapkan Indonesia dapat bersaing dengan negara – negara lain di dunia. Salah satu indikator kemajuan suatu negara adalah perekonomian. Negara yang maju adalah negara yang mempunyai perekonomian dan stabilitas nasional yang kuat. Perekonomian menjadi salah satu pondasi utama kekuatan suatu negara. Namun, stabilitas ekonomi tidak selalu berjalan dengan mulus karena perekonomian dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor ekstern maupun faktor intern. Salah satu indikator utama yang digunakan untuk melihat perkembangan perekonomian suatu negara adalah tingkat laju inflasi. Inflasi adalah kecenderungan dari harga – harga untuk meningkat secara umum terhadap kelompok barang kebutuhan masyarakat dan bersifat terus –menerus atau kontinu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan kepada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi, yaitu kecenderungan dari daya beli uang sebagai alat tukar untuk menurun secara umum terhadap barang kebutuhan masyarakat. Dapat dikatakan inflasi dan deflasi mempunyai hubungan timbal balik. Angka inflasi yang Fitriani Sagala : Analisis Regresi Berganda Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Inflasi, 2008. USU Repository © 2009 mempunyai fluktuasi tinggi dari waktu ke waktu menandakan perekonomian suatu negara tidak atau kurang stabil. Indonesia pernah mengalami tingkat inflasi yang sangat tinggi yaitu pada tahun 1966 dan 1997-1998, yang mengakibatkan berbagai segi kehidupan masyarakat mengalami krisis. Banyak perusahaan yang gulung tikar dan pengangguran dimana – mana. Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya inflasi sangat banyak, bahkan termasuk faktor politik dan keamanan. Dalam penelitian ini akan dianalisis tiga faktor yang mempengaruhi laju inflasi yaitu jumlah uang beredar, suku bunga bank dan nilai tukar rupiah. Jumlah uang beredar adalah banyaknya uang kartal dan uang giral serta uang kuasi yang beredar di masyarakat. Semakin banyak uang beredar maka nilai tukar daya beli uang menjadi lemah dan harga – harga kebutuhan akan naik. Dengan kata lain, semakin banyak uang yang beredar semakin tinggi angka inflasi. Uang kartal adalah uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai alat pembayaran sah. Uang giral adalah simpanan rupiah milik penduduk pada sistem moneter yang terdiri atas rekening giro, kiriman uang transfer dan kewajiban segera lainnya, antara lain simpanan berjangka yang telah jatuh tempo. Sedangkan uang kuasi adalah simpanan rupiah milik penduduk pada sistem moneter yang untuk sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat tukar. Uang kuasi terdiri deposito berjangka, tabungan dalam rupiah dan valuta asing, dan giro dalam valuta asing. Fitriani Sagala : Analisis Regresi Berganda Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Inflasi, 2008. USU Repository © 2009 Tingkat suku bunga bank juga sangat berpengaruh terhadap inflasi. Jika suku bunga bank rendah, masyarakat enggan untuk menyimpan uang di bank dan memilih untuk menggunakan uangnya untuk bentuk kegiatan ekonomi yang lain. Akibatnya jumlah uang beredar tinggi dan terjadilah inflasi. Sebaliknya, bila suku bunga bank tinggi masyarakat akan tertarik untuk menyimpan uang karena jaminan bunga yang tinggi. Uang yang ada di bank akan dipergunakan untuk menunjang kegiatan ekonomi rakyat seperti program pemberian pinjaman usaha. Jadi , masyarakat menjadi lebih produktif dan laju perekonomian pun meningkat. Kestabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing juga mengindikasikan tingkat inflasi. Ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1998, nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat rendah, mencapai tiga belas ribu rupiah per dolar. Hal itu dibarengi dengan kenaikan harga barang – barang kebutuhan yang mencapai 300 dari harga semula. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dapat mengakibatkan dampak yang negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat turun, dan akhirnya menjadikan semua kalangan masyarakat, terutama ekonomi rendah semakin terpuruk. Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian uncertainty bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan yang pada akhirnya menurunkan pertumbuhan ekonomi. Apalagi Indonesia yang merupakan negara berkembang sangat membutuhkan adanya investor untuk menanamkan modal untuk terbukanya lapangan pekerjaan. Jika inflasi tidak stabil maka para investor akan takut menanamkan modalnya. Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga akan memberikan tekanan pada nilai rupiah. Fitriani Sagala : Analisis Regresi Berganda Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Inflasi, 2008. USU Repository © 2009 Untuk dapat menjaga dan mencapai tingkat inflasi yang rendah dan stabil diperlukan suatu kebijakan ekonomi dan komitmen dari semua pelaku kegiatan ekonomi. Pemerintah sudah banyak membuat kebijakan moneter seperti menaikkan suku bunga bank yang dapat menge-‘rem’ pengeluaran masyarakat dan rumah tangga pemerintah sehingga dapat menurunkan permintaan secara keseluruhan yang pada akhirnya dapat menurunkan inflasi.

1.2 Identifikasi Masalah