Spektroskopi Inframerah TINJAUAN PUSTAKA
16 fluorida. Prisma natrium klorida paling banyak digunakan, karena dispersinya
tinggi untuk daerah 5,0 – 16 µm, tetapi kurang baik untuk daerah antara 1,0 – 5,0
µm. 3.
Detektor Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor
fotolistrik tidak dapat digunakan untuk mendeteksi sinar inframerah, karena energi foton inframerah tidak cukup besar untuk membebaskan elektron dari
permukaan katoda Supratman, 2010. Beberapa cara pengolahan sampel, tergantung dari jenis sampelnya padat,
cair, dan gas. Spektrum inframerah biasanya menunjukkan pengaruh dari perbedaan pengolahan ini dalam bentuk pergeseran frekuensi atau pita serapan.
a Gas
Dalam fasa uap, perubahan rotasi dalam molekul dapat bebas terjadi dan proses energi rendah ini dapat mengatur pita vibrasi dengan energi
yang lebih tinggi. Dalam fasa uap, sampel dimasukkan dalam sel khusus. Biasanya panjang sel 10 cm, yang ditempatkan langsung dalam bagian
yang terkena sinar inframerah pada spektrofotometer. Sel biasanya terbuat dari natrium klorida yang transparan terhadap sinar inframerah.
b Cairan Murni
Jika jumlah sampel sedikit sekali atau tidak ada pelarut yang cocok, maka setetes cairan murni diapit dan ditekan antara dua lempeng natrium
klorida. Ketebalan dapat diatur antara 0,1 – 0,3 mm.
c Padatan
Ada tiga cara untuk pengolahan sampel padatan:
17 i
Mull atau pasta, 1 mg dari zat padat digerus hingga halus dalam mortir dengan meneteskan hidrokarbon cair Nujol, Kaydol,
atau ii
Jika vibrasi C – H akan diidentifikasi ditambahkan
heksaklorobutadiena. Mull selanjutnya ditekan antara dua plat natrium klorida.
iii Lempeng kalium bromida, dibuat dengan menggerus sampel 0,1
– 0,2 dengan KBr dalam mortir dan kemudian ditekan sehingga memperoleh sebuah lempeng transparan.
d Larutan
Sampel dilarutkan dalam pelarut CCl
4
, CS
2
, CHCl
3
1-5, selanjutnya larutan dimasukkan ke dalam sel larutan yang mempunyai
jendela transparan dengan alat pengatur ketebalan 0,1 – 1,0 mm, sel
kedua pelarut murni diletakkan pada berkas baku, sehingga serapan dari pelarut ditiadakan dan diperoleh spektrum serapan dari sampel Panji,
2011. Spektrum inframerah suatu senyawa adalah grafik dari panjang
gelombang yang secara berkesinambungan berubah sepanjang daerah sempit dari spektrum elektromagnetik versus persen transmittan atau
adsorben. Menurut Supratman 2010 Tabel 2 menunjukkan daerah serapan gelombang beberapa gugus fungsi dipaparkan ringkasan informasi
ini.
18
Tabel 2. Daerah Serapan Gelombang Beberapa Gugus Fungsi
Daerah Serapan cm
-1
Gugus Fungsi Nama gugus fungsi
2850 – 2960
1350 - 1470 C
– H Alkana
3020 – 3080
675 – 870
C – H
Alkena 3000
– 3100 675 -870
C – H
Aromatik 3300
C – H
Alkuna 1640
– 1680 C = C
Alkena 1500
– 1600 C = C
Aromatik cincin 1690
– 1760 C = O
Alkohol, eter, asam karboksilat, ester 3610 - 3640
O – H
Alkohol, fenol monomer 2400 - 3600
O – H
Alkohol fenol ikatan hidrogen 3000
– 3600 O
– H Asam karboksilat
3310 – 3350
N – H
Amina 1180
– 1360 C
–N Amina
1515 – 1560
1345 - 1385 -NO
2
Nitro
Pada dasarnya spektrometer FTIR sama dengan spektrofotometer IR yang membedakannya adalah pengembangan pada sistem optiknya sebelum berkas
sinar inframerah melewati sampel. Sistem optik spektrofotometer IR dilengkapi dengan cermin diam. Dengan demikian radiasi inframerah akan menimbulkan
perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin bergerak dan cermin yang diam. Pada sistem optik Fourier Transform Infa Red digunakan radiasi laser yang
berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi inframerah agar sinyal radiasi inframerah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik
Day dan Underwood, 2002. Kelebihan FTIR yaitu dapat membedakan konformasi cis dan trans, serta dapat membedakan senyawa yang terisolasi.
19