Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sorpsi

12

2.5. Aktivasi

Aktivasi adalah perlakuan terhadap sorben yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul permukaan sehingga sorben mengalami perubahan sifat, baik fisik atau kimia. Aktivasi dibagi menjadi dua yaitu aktivasi fisika dan kimia. Aktivasi fisik dapat didefinisikan sebagai proses memperluas pori dari adsorben dengan bantuan panas, uap dan gas CO 2 . Sedangkan aktivasi kimia merupakan aktivasi dengan pemakaian bahan kimia yang dinamakan aktivator. Berbagai keunggulan cara aktivasi kimia dibandingkan dengan aktivasi fisik diantaranya adalah 1 pada proses aktivasi kimia, di dalam penyiapannya sudah terdapat zat kimia pengaktif sehingga proses karbonisasi sekaligus proses aktivasi karbon yang terbentuk sehingga metode ini sering disebut juga metode aktivasi satu langkah one-step activation, 2 aktivasi kimia biasanya terjadi pada suhu lebih rendah dari pada metode aktivasi fisik, 3 efek dehydrating agent dapat memperbaiki pengembangan pori di dalam struktur karbon, dan 4 produk dengan menggunakan metode ini lebih banyak jika dibandingkan dengan aktivasi secara fisik. Bahan pengaktivasi yang sering digunakan adalah asam klorida, asam sulfat, asam fosfat, kalium hidroksida, natrium hidroksida, dan seng klorida. Beberapa penelitian sebelumnya mengenai aktivasi kimia, diantaranya: ampas tebu dengan aktivasi kimia Sudibandriyo dan Lydia, 2011, tempurung kelapa dengan menggunakan asam fosfat Rahayu, 2010, arang aktif dari batang jagung menggunakan asam sulfat Suhendra dan Gunawan, 2010, jerami padi menggunakan HNO 3 Safrianti et al., 2012. 13

2.6. Minyak Mentah

Secara kimiawi, minyak mentah merupakan campuran dari banyak jenis hidrokarbon yang molekulnya mengandung banyak atom karbon. Sebagian ahli geologi beranggapan minyak mentah terbentuk dari pengendapan sisa-sisa tumbuhan dan binatang laut yang mati berjuta-juta tahun yang lalu. Minyak mentah terbentuk dari tumbuhan dan hewan yang tertimbun bersama endapan lumpur, pasir dan zat lainnya. Selama jutaan tahun timbunan ini mendapat tekanan dan panas secara alami. Kelompok utama hidrokarbon dalam minyak mentah adalah parafin, naftena, dan hidrokarbon aromatik Kardjono, 1976. Parafin merupakan salah satu kelompok hidrokarbon alifatik yang mempunyai rumus umum C n H 2n+2 , dimana n adalah jumlah atom karbon. Senyawa parafin yang mempunyai berat molekul rendah berwujud gas dan cair, sedangkan parafin yang mempunyai berat molekul tinggi berwujud padat. Naftalena merupakan hidrokarbon jenuh yang mempunyai rantai siklik, terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam satu Iingkaran atau lebih, sehingga disebut sikloparafin dengan rumus umum C n H 2n . Hidrokarbon aromatik adalah kelompok hidrokarbon yang mempunyai rantai melingkar dengan 6 atom C, yaitu benzena C 6 H 6 dan derivatnya, antara lain Toluena, Xylena, Cumena, Cymena, dan lain-lain. Hidrokarbon aromatik didapatkan pada semua minyak mentah dalam jumlah sedikit, yang berperanan penting dalam meningkatkan angka oktana pada bensin dan minyak penerbangan. Olefin disebut juga alkena merupakan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbon-karbon yang bersifat non polar dan tidak larut dalam air. Di dalam minyak mentah, olefin tidak selalu ditemukan. Asetilena atau