baik yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang maupun Kantor Kementerian Agama.
2.3. Memperluas UsahaKegiatan Yayasan Sebagai salah satu potensi yang mempunyai pranata keagamaan yang
bersifat ekonomis, wakaf seharusnya dikelola dan dikembangkan menjadi suatu instrumen yang mampu memberikan jawaban riil di tengah
problematika kehidupan masyarakat. Namun dalam kenyataannya, wakaf kurang dikenal dan kurang mendapat perhatian yang serius dari sebagian
besar kalangan, baik pemerintah, masyarakat, ulama dan lembaga-lembaga non pemerintah LSM.
87
Hal itu pula yang mendasari pengurus Yayasan Pendidikan Islam At- Taqwa untuk lebih mengembangkan dan memajukan wakaf yang
dikelolanya. Sebagai nazhir wakaf yang secara moril dan yuridis bertanggung jawab dalam memajukan wakaf At-Taqwa, dengan melihat
potensi dan peluang yang ada maka diupayakan suatu kegiatanusaha yang dapat mengembangkan yayasan.
Adapun potensipeluang yang ada adalah dimungkinkannya untuk mendirikan sebuah Kelompok Bimbinga Ibadah Haji KBIH karena melihat
adanya adanya permintaan dari masyarakat yang cukup besar dalam hal bimbingan manasik haji dan umroh. Maka pada tahun 1998 secara resmi
87
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf .h. 74-75.
dibentuklan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji KBIH At-Taqwa dan telah didaftarkan secara resmi di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang.
Setiap tahunnya KBIH At-Taqwa memberangkatkan jama’ah haji sekitar 90 – 100 orang, dan 200 orang jama’ah umroh.
88
Bahkan pada
tahun 2010
pengurus yayasan
juga telah
mengembangkan lagi usaha yayasan dengan membuka sebuah BiroAgen Perjalanan Wisata, dengan nama Biro Perjalanan Wisata At-Taqwa. Namun
biro perjalanan wisata ini tidak menempati lokasi tanah wakaf At-Taqwa, mengingat dilokasi wakaf At-Taqwa tersebut sudah tidak memungkinkan
lagi untuk dibuka sebuah agen perjalanan wisata karena tidak ada lagi lahan yang layakmencukupi. Sehingga pengurus yayasan menyewa sebuah lokasi
yang cukup strategis di daerah Gading Serpong, yaitu Ruko Kristal II No. 40 untuk kantor biro perjalanan wisata At-Taqwa ini.
89
B. Upaya-upaya yang Dilakukan Dalam Pemanfaatan Hasil Pengelolaan dan
Pengembangan Wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf pada Bab V pasal 42 disebutkan bahwa nazhir wajib mengelola
dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan
88
Berdasarkan Data Statistik KBIH At-Taqwa
89
Wawancara Pribadi dengan H. Arif Rahman, Ketua Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa, Tangerang, 15 September 2010
peruntukannya. Dan pada pasal selanjutnya disebutkan bahwa dalam hal pengelolaan dan pengembangan wakaf tersebut dilakukan secara produktif. Dari
upaya-upaya yang telah dilakukan nazhirpengurus Yayasan Pendidikan Islam At- Taqwa sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa upaya
pengelolaan dan pengembangan wakaf tersebut bersifat produktif. Nilai produktif yang dimaksud adalah adanya hasil laba dari hasil pengelolaannya, baik lembaga
pendidikan Taman Kanak-Kanak At-Taqwa, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji At-Taqwa maupun biro perjalanan wisata At-Taqwa.
Dan dari hasil pengelolaan tersebut oleh para pengurus yayasan telah dilakukan upaya-upaya pemanfaatan sebagai berikut :
1. Biaya operasional yayasan Sebagai yayasan yang mengelola beberapa lembaga pendidikan formal
Taman Kanak-Kanak, Madrasah Diniyah dan Madrasah Ibtidaiyah, pendidikan non formal majlis taklim, satu KBIH dan satu Biro Perjalanan
Wisata, Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa tentu memerlukan biaya operasional yang tidak sedikit. Biaya tersebut dikeluarkan untuk membayar
honorgaji para guru, para pegawai sekolah, membayar tagihan listrik, telepon sampai membayar sewa gedung untuk biro perjalanan wisata.
90
2. Sebagai modal untuk mengembangkan yayasan. Sebagaimana diketahui bahwa cikal bakal berdirinya Yayasan Pendidikan
Islam At-Taqwa ini adalah sebuah masjid, yaitu masjid At-Taqwa. Dan
90
Ibid
seiring berjalannya waktu pengurus yayasan mendirikan beberapa bangunan fisik sebagai pengembanganpenambahan asset yayasan, yaitu majlis taklim,
gedung lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak, Gedung Madrasah Ibtidaiyah dan Diniyah, dan Sekretariat KBIH.
Keseluruhan dana pembangunan fisik tersebut terbilang tidaklah sedikit. Dana tersebut selain berasal dari bantuan swadaya masyarakat, pemerintah, donator,
juga termasuk dari kas yayasan. Sementara kas yayasan itu berasal dari hasil pengelolaan yayasan lembaga pendidikan dan KBIH yang disimpan di
bendahara yayasan sebagai dana operasional yayasan dan untuk pengembangan yayasan.
3. Subsidi pendidikan MI dan Madrasah Diniyah At-Taqwa Pendidikan Gratis bagi MI dan MD At-Taqwa
91
Pengurus Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa selaku nazhir wakaf menyadari bahwa tujuan dari pengelolaan wakaf adalah demi kemaslahatan
umat, dan salah satunya adalah untuk pengembangan pendidikan. Mengingat hal tersebut maka pengurus yayasan memutuskan untuk menggratiskan
seluruh biaya pendidikan pada Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Diniyah At-Taqwa, yang notabene berada dibawah naungan yayasan At-Taqwa.
Bentuk subsidibantuan yang diberikan adalah untuk pembayaran honor Kepala Madrasah, para guru dan staf tata usaha baik Madrasah Ibtidaiyah
maupun Diniyah. Selain itu juga berbagai kebutuhan penunjang baik buku-
91
Ibid