2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
B0 0 B1 2.5
B2 3.75 B3 5
Konsentrasi BAP mgl Jum
la h T
una s
bua h
Gambar 4.2 Hubungan rata-rata jumlah tunas buah dengan kombinasi BAP dan NAA. N
0 mgl NAA, N
1
0.5 mgl NAA,N
2
1 mgl NAA, N
3
1.5 mgl NAA.
Pada gambar dapat juga dilihat penambahan NAA tanpa pemberian BAP semakin meningkatkan jumlah tunas tetapi dengan 2.5 mgl BAP jumlah tunas
cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi BAP justru menurunkan atau menghambat pembentukan tunas. Selanjutnya dapat dilihat pada
penambahan 3.75 dan 5 mgl BAP jumlah tunas menunjukkan penurunan. Hal ini mungkin disebabkan karena konsentrasi BAP yang terlalu tinggi sehingga dapat
menghambat pertumbuhan tunas. Menurut Suyadi et al 2003, konsentrasi NAA yang sama peningkatan konsentrasi BAP akan menurunkan jumlah tunas yang dihasilkan,
hal ini diduga karena BAP mampu menstimulir pembentukan NAA endogen sehingga konsentrasi NAA endogen dan eksogen berada pada kondisi di atas optimum. Menurut
Avivi dan Dewanti 2005 terbentuknya tunas pada eksplan kotiledon dipercepat dengan peningkatan konsentrasi BAP sampai 0.5 ppm. Peningkatan konsentrasi BAP
selanjutnya menghambat laju pembentukan tunas. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Marlin 2005 yang menyatakan bahwa tingginya persentase pembentukan tunas pada
konsentrasi BAP yang rendah dimungkinkan karena secara fisiologis kandungan BAP endogen dari eksplan tersebut sudah mencukupi untuk pembentukan tunas. Kultur
yang membentuk tunas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Tunas
Media
Gambar 4.3 Pembentukan tunas dari kultur bunga pisang barangan Musa acuminata L. pada perlakuan B
3
N
2
4.4 Berat Basah Kultur
Hampir setiap botol kultur pada semua ulangan yang tidak terkontaminasi mengalami pertumbuhan. Pada umumnya eksplan akan tumbuh pada minggu kedua setelah
penanaman. Eksplan akan berkembang menjadi struktur yang basah, dan eksplan umumnya mengalami penambahan ukuran baik dari segi panjang eksplan maupun
berat eksplan.
Data pengamatan berat basah kultur pada Lampiran C Halaman 35 dapat dilihat daftar sidik ragam yang menunjukkan bahwa perlakuan dengan penambahan
BAP, NAA dan interaksinya memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap berat basah kultur. Hubungan rata-rata berat basah kultur terhadap tingkat konsentrasi
BAP dan NAA dapat dilihat pada Gambar 4.4:
Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa kombinasi 5 mgl BAP dengan 0.5 mgl NAA B
3
N
1
menunjukkan berat basah kultur yang paling tinggi dan berbeda nyata
dengan semua perlakuan kecuali perlakuan 2.5 mgl BAP tanpa NAAB
1
N dan 2.5
mgl BAP dan 0.5 mgl NAA B
1
N
1
1 2
3 4
5 6
7 8
9
B0 0 B1 2.5
B2 3.75 B3 5
Konsentrasi BAP mgl B
e rat
B a
sah K
u lt
u r
g
.
Gambar 4.4 Hubungan rata-rata berat basah kultur dengan kombinasi BAP dan NAA. N
0 mgl NAA, N
1
0.5 mgl NAA,N
2
1 mgl NAA, N
3
1.5 mgl NAA.