Berdasarkan atas bentuk kristalnya maka CaCO
3
dapat dibagi kedalam 2 bentuk kristal yaitu bentuk kristal jarum dan bentuk kristal kotak kubus, dimana
kedua kristal mempunyai ukuran diameter kristal yang berbeda sehingga penggunaan jenis kristal disesuaikan dengan kebutuhan.
Kristal berbentuk kubus memiliki ukuran diameter kristal yang lebih kecil dari pada diameter kristal berbentuk jarum sehingga pada jumlah konsentrasi yang
sama kristal CaCO
3
Fuchigami,K.,2006
2.4. kompatibilitas Bahan Polimer Kehomogenan
yang berbentuk kubus memiliki jumlah partikel yang lebih banyak.
Kompatibilitas dapat didefinisikan sebagai suatu besaran untuk menjelaskan hasil pencampuran antara matrik polimer dengan matrik polimer lainnya atau antara
matrik polimer dengan bahan pengisi. Bila hasil pencampuran antara matrik
Universitas Sumatera Utara
polimer tersebut tercampur secara sempurana maka matrik polimer tersebut mempunyai kompatibilitas yang tinggi wirjosentono 1996.
Dan kompatibilitas suatu bahan polimer dengan bahan yang lainnya juga dipengaruhi oleh komposisi masing-masing komponen bahan dalam campuran
yang dibentuk fellahi at all.1995.
2.5. Pembuatan Komposit Polimer
Blending merupakan suatu metode yang sering digunakan dalam proses pencampuran antara dua jenis ataupun lebih matrik poliomer, dalam proses
blending ada ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan yang antara lain menghomogenkan campuran yang dibentuk sehingga dalam pemeriksaan
parameter-parameter penentu sifat dari matrik polimer dapat dilakukan dengan baik, sehingga akan didapatkan hasil yang maksimal.
Dalam melakukan proses blending sering mengalami kesulitan terutama dalam hal pemilihan alat blending, sering sekali didapati hasil dari pada blending
dengan menggunakan alat yang konvensional tidak seperti yang diharapkan, seperti hasil matrik polimer yang terdegradasi pada saat proses pencampuran polimer
meskipun telah digunakan bahan tambahan sebagai penyetabil, kemudian hasil pencampuran bahan polimer yang tidak kompatibel, sehingga perlu digunakan
suatu metode yang baru dalam membantu proses blending sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil secara kualitatif hartomo A,J.,1983.
Komposit merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan setiap bahan yang direkatkan secara bersama-sama dengan
menggunakan suatu bahan polimer tertentu, atau dapat pula digambarkan sebagai suatu campuran material yang dibauat dari 2 ataupun lebih komponen materi yang
mempunyai perbedaan sifat fisika maupun kimianya yang signifikan Anonimos 5 . Dalam hal ini bahan pengisi yang ditambahkan akan berinteraksi kedalam matrik
polimer bahan polimer yang digunakan sehingga nantinya akan terbentuk suatu komposit yang mempunyai sifat baru yang mewakili sifat kedua bahan
penyusunnya.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan pelarut dalam proses pembuatan komposit sangatlah menguntungkan, hal ini dikarenakan pada saat pelarut ditambahkan dalam matrik
polimer maka akan terjadi interaksi antara pelarut dan matrik polimer akibatnya terlebih dahulu matrik polimer tersebut akan mengembang mengembung dengan
molekul pelarut yang terdispersi disekitar rantai bahan polimer dan bila pelarut yang digunakan berlebih maka ikatan antara bahan polimer dengan bahan polimer
yang lainnya akan semakin lemah dan pada akhirnya terputus akibatnya akan terbentuk suatu larutan polimer yang mempunyai suatu luas permukaan yang besar.
Luasnya permukaan larutan polimer ini sangatlah menguntungkan, hal ini dikarenakan semakin luas permukaan suatu bahan maka kemungkinan untuk
terjadinya suatu interaksi terhadap bahan tersebut semakin besar, sehingga bahan baru yang terbentuk komposit yang merupakan hasil penggabungan antara matrik
polimer yang telah bercampur dengan pelarut dengan bahan pengisi filler dapat berupa suatu bahan yang benar-benar homogen kompatibel.
Kompatibilitas komposit inilah nantinya yang menjadi suatu ukuran seberapa banyak bahan pengisi dapat ditambahkan kedalam suatu matrik polimer
sehingga nantinya pada pengujian sifat-sifat mekanis bahannya dapat diketahui pengaruh besarnya penambahan bahan pengisi yang digunakan terhadap matrik
polimer wirjosentono 1996.
2.6. Pengujian sifat-sifat mekanis