Reaksi Asam Terhadap Apatit pada Permukaan Gigi

inflamasi dan pendarahan. Konsumsi kalsium yang cukup diperlukan untuk pertumbuhan struktur gigi yang bagus. 9 Hampir 99 kalsium di dalam badan manusia terdapat di dalam tulang dan gigi. Terdapat 1 lagi kalsium bersirkulasi di dalam aliran darah, di mana ia menjalankan berbagai fungsi yang penting. 9, 10 Namun kalsium di dalam gigi tidak dimobilisasi kembali ke dalam darah karena mineral di dalam gigi yang telah erupsi tidak berubah untuk seumur hidup. 10 Tabel 1. Perbedaan komposisi antara enamel, dentin dan sementum Komposisi Enamel Dentin Sementum Inorganik Organik 85 3 70 30 50 50

2.2. Reaksi Asam Terhadap Apatit pada Permukaan Gigi

Enamel apatit mengandung banyak ion karbonat dan magnesium yang kelarutannya tinggi walaupun di dalam kondisi asam yang rendah. Terlarutnya magnesium dan karbonat menyebabkan perubahan pada ion hidroksil dan fluorida, mengarah pada enamel yang lebih matang dan mempunyai resistensi yang tinggi terhadap asam. Tingkat kematangan atau resistensi asam dapat diperhebat lagi dengan adanya fluorida. 8 Gambar 1 di bawah menunjukkan siklus terjadinya demineralisasi- remineralisasi. Apabila ion asam terpapar kepada permukaan gigi, tanpa Universitas Sumatera Utara pertimbangan mengenai tingkat kematangan gigi, reaksi umum yang terjadi bias digambarkan seperti berikut: 8 Gambar 1: Siklus Demineralisasi- remineralisasi Di dalam rongga mulut, pH dipertahankan mendekati netral 6,7-7,3 oleh saliva. Saliva mempertahankan pH melalui dua mekanisme. Pertama, aliran saliva mengeliminasi karbohidrat yang dapat dimetabolisme oleh bakteri dan menyingkirkan asam yang diproduksi oleh bakteri. Kedua, asam dari makan atau minuman yang bersifat asam serta asam yang dihasilkan oleh bakteri dinetralisir oleh aktivitas buffer saliva. Bikarbonat adalah komponen utama buffer, demikian juga peptida, protein, dan fosfat. Meningkatnya pH juga disebabkan oleh bakteri yang memetabolisme sialine dan urea menjadi ammonia. Dengan konsumsi gula, pH dapat menurun menjadi pH 5,0. 11 pH 6.8 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 H + bereaksi dengan ion Demineralisasi FA dan HA melarut PO 4 dalam saliva dan plak HA melarut FA terbentuk tanpa F Remineralisasi HA dan FA terbentuk FA kembali terbentuk 8.0 6.8 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 Kalkulus Remineralisasi Karies terbentuk Dapat terjadi erosi Terbentuk demineralisasi Universitas Sumatera Utara pH dan kandungan buffer di dalam saliva banyak bergantung pada bikarbonatnya. Demikian juga fosfat inorganik yang berperan dalam kapasitas buffer di dalam saliva. Dalam keadaan tingginya aliran saliva, bikarbonat bertindak sebagai buffer yang sangat efektif terhadap asam dan aksinya dapat digambarkan sebagai berikut. Apabila ion bikarbonat HCO 3 - berkontak dengan ion asam H + , asam karbonat yang lemah terbentuk H 2 CO 3 . Ini dengan cepatnya berdisosiasi membentuk air dan karbon dioksida. 12 Dengan menurunnya pH, reaksi asam berlangsung sehingga pH kritikal untuk disosiasi hidroksiapatit tercapai pada pH 5.5-5.2. Semakin menurunnya pH mengakibatkan interaksi yang progresif antara ion asam dengan grup fosfat hidroksiapatit, mengakibatkan sedikit atau terlarutnya semua kristalit di permukaan enamel. Fluorida yang tersimpan dilepaskan pada proses ini dan berekasi dengan ion Ca 2+ dan HPO 4 2- membentuk fluorapatit. 8 Jika pH menurun di bawah 4,5 yaitu pH kritikal untuk fluorapatit, fluorapatit melarut. Namun, jika ion asam dinetralisir dan didapat kembali ion Ca 2+ dan HPO 4 2- , remineralisasi terjadi. Demikian juga, erosi dapat terjadi jika pH menurun di bawah 4,0 dan seterusnya terjadi erosi apabila pH di bawah 3,0. 8 Dengan berkurangnya pH, kondisi-kondisi seperti di bawah ini dapat terjadi: 8 - Enamel bertambah matang - Terjadinya karies yang kronis - Terjadinya karies yang rampan - Terjadi erosi karena adanya demineralisasi tanpa remineralisasi. Universitas Sumatera Utara

2.3. Demineralisasi