BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Limbah Rumah Potong Hewan
Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan biasanya mengandung bahan-bahanzat-
zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup Kusnoputranto, 1986.
Limbah cair Rumah Pemotongan Hewan RPH mengandung bahan organik dengan konsentrasi tinggi, padatan tersuspensi, serta bahan koloid seperti lemak,
protein, dan selulosa. Bahan orgnik ini dapat menimbulkan permasalahan lingkungan bila dibuang langsung ke lingkungan Roihatin, A, 2006.
2.1.1. Karakteristik Air Limbah Rumah Potong Hewan
Kusnoputranto 1985 menjelaskan bahwa berdasarkan karakteristiknya, air limbah dapat digolongkan menjadi tiga bagian:
1. Karakteristik fisik Terdiri dari 99,9 air serta sejumlah kecil bahan-bahan padat tersuspensi. Air
buangan rumah tangga biasanya sedikit berbau sabun atau minyak dan bewarna suram seperti larutan sabun, biasanya terdapat sisa-sisa kertas, sabun serta bagian-
bagian dari tinja.
Universitas Sumatera Utara
2. Karakteristik kimia Air buangan mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari
air bersih serta bermacam-macam zat organik yang berasal dari bahan-bahan buangan dari proses produksi. Biasanya bersifat basa pada saat limbah baru dibuang
dan cenderung bersifat asam apabila limbah sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan dapat digolongkan menjadi dua gabungan,
yaitu: 1
Gabungan yang mengandung nitrogen, yang terdiri dari urea, protein dan asam amino.
2 Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, yang terdiri dari lemak,
sabun dan karbohidrat jenis sellulosa 3. Karakteristik biologis
Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli juga terdapat dalam air limbah tergantung darimana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam
proses pengolahan air limbah industri. Untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif tersebut, perlu diperhatikan kondisi sistem pembuangan air limbah yang
memenuhi syarat sehingga air limbah tersebut tidak mengkontaminasi sumber air minum; tidak mengakibatkan pencemaran permukaan tanah; tidak menyebabkan
pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai, atau tempat-tempat rekreasi; tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi tempat
berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vektor; baunya tidak mengganggu masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Parameter Air Limbah Rumah Potong Hewan
Permenlh RI No.02 2006 menjelaskan bahwa parameter air limbah rumah
potong hewan terdiri dari: 1.
Biochemical Oxygen Demand BOD Biochemical Oxygen Demand BOD adalah banyaknya oksigen dalam air
limbah yang dibutuhkan bakteri atau mikroorganisme untuk melakukan dekomposisi aerob dari bahan-bahan organik yang ada dibawah kondisi standar
waktu dan suhu tertentu. Penguraian limbah organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme dalam air merupakan proses alamiah yang mudah terjadi
apabila air limbah mengandung oksigen yang cukup. Dalam air limbah bahan pencemar organik diuraikan secara alamiah oleh bakteri yang ada. Bila oksigen
cukup banyak, bakteri akan melakukan dekomposisi secara aerob. Kalau kehabisan oksigen maka dekomposisi dilakukan oleh bakteri anaerob.
Biochemical Oxygen Demand BOD merupakan petunjuk penting untuk mengetahui zat organik dalam air limbah, semakin banyak kandungan zat
organik maka semakin tinggi kadar BOD. Kadar BOD maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 100 mgL.
2. Chemical Oxygen Demand COD Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat dilakukan uji
yang lebih cepat daripada uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksidan. Uji COD Chemical Oxygen Demand, yaitu suatu uji yang
menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalya kalium dikhromat, untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di
Universitas Sumatera Utara
dalam air. Uji COD biasanya menghasilkan kebutuhan oksigen yang lebih tinggi daripada uji BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi
dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD. Kadar COD maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah
200mgL. 3. Total Suspended Solid TSS
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air yang tidak larut dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari
partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih rendah dari sedimen. Kadar TSS maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan
adalah 100 mgL. 4. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukkan ke dalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air.
Pencemaran air oleh minyak sangat merugikan karena dapat menimbulkan hal- hal sebagai berikut:
1 Adanya minyak menyebabkan penetrasi sinar ke dalam air berkurang. Ternyata intensitas sinar di dalam air sedalam 2 meter dari
permukaan air yang mengandung minyak adalah 90 lebih rendah daripada intensitas sinar pada kedalaman yang sama di dalam air
yang bening 2 Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena
lapisan film minyak menghambat pengambilan oksigen oleh air
Universitas Sumatera Utara
3 Adanya lapisan minyak pada permukaan air akan mengganggu kehidupan burung air karena burung-burung yang berenang dan
menyelam bulu-bulunya akan ditutupi oleh minyak sehingga menjadi lekat satu sama lain, akibatnya kemampuannya untuk terbang juga
menurun 4 Penetrasi sinar dan oksigen yang menurun dengan adanya minyak
dapat mengganggu kehidupan tanam-tanaman laut, termasuk ganggang dan liken
Beberapa komponen yang menyusun minyak juga diketahui bersifat racun terhadap berbagai hewan maupun manusia, tergantung dari struktur dan berat
molekulnya. Komponen-komponen hidrokarbon jenuh yang mempunyai titik didih rendah diketahui dapat menyebabkan anestesi dan narkosis pada berbagai
hewan tingkat rendah dan jika terdapat pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian. Kadar minyak dan lemak maksimum yang
diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 15 mgL. 5. NH
3
Ammoniak NH
3
merupakan hasil pembakaran asam amino oleh berbagai jenis bakteri aerob dan anaerob. Jika kadar asam amino di dalam air terlalu tinggi karena
pembakaran protein tidak berlangsung dengan baik sehingga menghasilkan asam nitrat maka akan menimbulkan pencemaran. Kadar NH
3
maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 25 mgL.
Universitas Sumatera Utara
6. pH derajat keasaman Pengukuran pH yang berkaitan dengan proses pengolahan biologis karena
pH yang kecil akan lebih menyulitkan disamping akan mengganggu kehidupan dalam air bila dibuang ke perairan terbuka. Kadar pH maksimum yang
diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 6-9.
2.1.3. Dampak Negatif Air Limbah Rumah Potong Hewan