Epidemiologi Faktor risiko Penularan Infeksi HIVAIDS

2.1.2 Epidemiologi

AIDS pertama kali ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1981 ketika CDC the U.S. Centers for Disease Control and Prevention mengumumkan penemuan aneh dari Pneumocystis carini pneumonia pada 5 laki- laki homoseksual yang di Los Angeles dan Kaposi’s Sarkoma pada 26 laki-laki homoseksual yang sehat di New York dan Los Angeles. Pada tahun 1983, HIV Human Immunodeficiency Virus diisolasi dari seorang penderita limfadenopati dan pada tahun 1984, HIV didemonstrasikan sebagai penyebab dari penyakit AIDS Fauci dan Lane, 2005. Menurut Djoerban Z 1999 dalam Zein 2006, dalam catatan literatur di Indonesia, kasus infeksi HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1985 di Jakarta pada seorang wanita yang menderita anemia hemolitik autoimun yang kerap mendapat transfusi darah. Diduga kuat transmisi virus HIV melalui transfusi. Kasus AIDS yang pertama di Indonesia ditemukan pada bulan April 1987, ketika seorang turis Belanda pengidap AIDS meninggal di Bali Muninjaya, 1999. Sedangkan kasus HIV positif pertama kali ditemukan di Medan pada tahun 1992, ketika dilakukan serosurvei Zein, 2006. Sejak saat ditemukan, jumlah penderita AIDS secara kumulatif sampai September 2008 mencapai 15.136 kasus dan penderita yang terinfeksi HIV sebanyak 6.015 kasus Departemen Kesehatan RI, 2008.

2.1.3 Faktor risiko

Orang yang mempunyai risiko besar untuk mendapat infeksi HIV adalah pasangan seksual pengidap HIV, pecandu narkoba suntik dan pasangan seksualnya, wanita pekerja seksual WPS dan pelanggannya serta pasangan pelanggannya, waria sebagai pekerja seks dan pelanggannya serta pasangan pelanggannya, petugas kesehatan yang berhubungan dengan darah dan sekret penderita infeksi HIV, penerima transfusi darah dan produk darah, serta janin yang dikandung pengidap HIV Zein, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Penularan Infeksi HIVAIDS

HIV dapat masuk ke tubuh manusia terutama melalui darah, semen cairan sperma dan sekret vagina, serta transmisi dari ibu ke anak Mansjoer, 2000. Transmisi dari retrovirus RNA yang disebarkan melalui darah terjadi terutama oleh mekanisme, yaitu homoseksual atau heteroseksual, terinfeksi darah penderita HIVAIDS, penyalahgunaan obat intravena, transfusi produk-produk darah dan transmisi dari ibu ke anak Davey, 2000. Penularan infeksi HIV dari ibu kepada anaknya terjadi selama kehamilan, proses persalinan dan dengan pemberian ASI oleh ibu penderita HIVAIDS Antony dan Lane, 2005. Peluang untuk tertular HIV melalui hubungan seks adalah 1, melalui transfusi darah 90, melalui jarum suntik 90 dan ibu hamil kepada bayinya 30. Meskipun penularan HIV melalui hubungan seks mempunyai peluang paling kecil, ternyata lebih dari 90 kasus HIV dan AIDS yang ada sekarang ini terjadi karena hubungan seks Yatim, 2006. HIV tidak dapat menular melalui air liur, keringat ataupun air mata pengidap HIVAIDS. Walaupun HIV dapat diisolasi jumlah dari ludah penderita HIVAIDS dalam jumlah sedikit, tetapi tidak terdapat bukti yang pasti bahwa ludah dapat menularkan infeksi HIV baik melalui ciuman atau paparan lainnya Antony dan Lane, 2005. Menurut Azhari 2000, AIDS tidak menular melalui: a. Hidup serumah dengan penderita AIDS asal tidak mengadakan hubungan seksual b. Bersenggolan dengan penderita c. Berjabatan tangan d. Penderita AIDS bersin atau batuk di dekat kita e. Berciuman f. Berpelukan g. Menggunakan alat makan bersama h. Gigitan nyamuk dan serangga lain i. Memakai pakaian secara bergantian j. Berenang di kolam renang yang sama Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Etiologi dan Patogenesis