Masalah Manfaat Penelitian Maut 2.2.5 Keterasingan

meminjam istilah Jassin 1983 :10. Kedua karya sastra ini memotret perjuangan manusia dalam mencari eksistensinya terhadap sesama manusia, alam semesta dan Tuhan transeden. Manusia yang dilukiskan Iwan dalam Ziarah tidak hanya beresensi sebagai obyek saja yang penuh dengan sifat kematerian. Tetapi Ia juga harus berfungsi sebagai subjek yang bertanggung jawab untuk mengatasi semua benda yang bersifat materi. Manusia dalam Ziarah tidak hanya dituntut untuk hidup dan merasa puas bila kebutuhan raganya terpenuhi. Tetapi ia juga harus ‘mengada’ atau bereksistensi agar kebutuhan rohani dan batin terpenuhi. Senada dengan Iwan, Syafiril Erman juga melakukan pengembaraan melalui imajinasinya dalam novel yang berjudul Kepundan. Perjuangan manusia dalam mencari eksistensi khususnya dalam gerak vertikal ke atas yang berakhir pada Tuhan transedensi terlihat intens dalam novel tersebut. Oleh karena itu, mengkaji novel tersebut dari sudut pandang filsafat bukanlah sesuatu yang mustahil. Di samping itu, novel Kepundan merupakan novel yang baru keberadaannya dalam kesusasteraan Indonesia modern. Oleh karena itu pengkajian novel Kepundan dari sudut pandang filsafat, serta membandingkannya dengan novel lain secara filosofis, sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan oleh ahli sastra maupun kritikus sastra. Berbeda dengan novel Ziarah karya Iwan Simatupang yang sudah tidak asing lagi eksistensinya dalam kesusateraan Indonesia modern dan sudah pernah diulas oleh Dami N. Toda dari sudut pandang filsafat. Hal inilah yang membuat penulis tertarik mengkaji dan membandingkan kedua novel tersebut dari sudut pandang filsafat.

1.2. Masalah

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapatlah dikemukakan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana nilai filsafat eksistensialisme dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang dan novel Kepundan karya Syafiril Erman? 2. Apakah ada persamaan dan perbedaan nilai filsafat eksistensialisme antara novel Ziarah karya Iwan Simatupang dengan novel Kepundan Karya Syafiril Erman?

2. Batasan Masalah

Filsafat adalah suatu ilmu yang begitu dalam dan tidak terhingga luasnya. Pendapat filosof pun bersimpang siur terhadap masalah filsafat. Filsafat mempunyai sifat ilmiah yang dengan sadar mencari kebenaran, metode dan sistem yang berlaku secara umum. Filsafat sebagai suatu ilmu tidak hanya menyelami sesuatu lapangan kenyataan tertentu, tetapi memajukan pernyataan tentang kenyataan seluruhnya atau tentang hakikat, azas dan prinsip dari kenyataan. Filsafat adalah suatu ikhtiar berpikir radikal dan dengan jalan penjajakannya berusaha sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal. Oleh karena luasnya cakupan ilmu filsafat tentang kehidupan manusia, maka penulis membatasi pokok masalah dari bidang tersebut. Pembatasan masalah memang sangat perlu, sebab studi terhadap filsafat secara umum sangat sulit dan niscaya akan menghasilkan hasil studi yang berkadar rendah. Adapun studi pokok dalam runutan selanjutnya ialah nilai-nilai filsafat eksistensialisme pada novel Ziarah karya Iwan Simatupang dengan novel Kepundan karya Syafiril Erman. Bila ternyata dalam uraian selanjutnya ada terdapat hal-hal di luar pokok masalah yang sudah ditentukan, bukan berarti penulis berpretensi untuk merunut secara luas, melainkan suatu yang Universitas Sumatera Utara tidak dapat dihindari untuk memahami lebih mendalam sebagai rangka pelaksanaan studi filosofis terhadap novel-novel tersebut. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis nilai filsafat eksistensialisme dari novel Ziarah karya Iwan Simatupang dan novel Kepundan karya Syafiril Erman. 2. Mencari persamaan dan perbedaan nilai filsafat eksistensialisme dari novel Ziarah karya Iwan Simatupang dengan Novel Kepundan karya Syafiril Erman.

3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini akan dijadikan manuskrip dalam jurusan Sastra Indonesia, sehingga dapat menambah pengalaman para pencinta sastra. 2. Hasil penelitian ini akan menambah pemahaman akan aliran filsafat tersebut. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kehalusan batin para pembacanya, karena sastra dan filsafat bertujuan menambah pengalaman para pembaca dan pecintanya agar lebih arif dan bijaksana. 4. Metode Penelitian 4.1. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian yang dilaksanakan penulis disini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini diklarifikasikan sebagai penelitian kualitatif karena bertitik tolak dari paradigma fenomenologis Universitas Sumatera Utara yang objektifitasnya dibangun atas rumusan tentang situasi tertentu, sebagaimana yang dihayati oleh individu atau kelompok social tertentu, dan relevan dengan tujuan dari penelitian tersebut. Mengenai penelitian kualitatif ini Bogdan dan Taylor Moleong, 1983:3 berpendapat : “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” Penelitan pada hakikatnya merupakan wahana untuk menemukan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proporsi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Moleong, 1983 : 30 Dalam sebuah penelitian dibutuhkan sejumlah data yang dijadikan sebagai obyek untuk dikaji. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data ini disebut dengan data sekunder karena data ini diperoleh dari buku atau sumber bacaan, sehingga penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan librarian riseth. Metode yang digunakan dalam memperoleh data penelitian adalah dengan metode membaca heuristic dan metode membaca berulang-ulang hermeneutik dan teknik catat pada kartu data. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Membaca novel Ziarah dan Kepundan secara keseluruhan dan membuat sinopsisnya. 2. Mencatat nilai filsafat eksistensialisme yang terdapat pada novel Ziarah dan Kepundan, serta mencari persamaan dan perbedaannya. 4.2. Metode dan Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul lalu dianalisis degan menempuh langkah-langkah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan data nilai filsafat eksistensialisme dari kedua novel tersebut. 2. Membandingkan data nilai filsafat eksistensialisme dari kedua novel tersebut untuk mencari persamaan dan perbedaannya. 3. Menyimpulkan hasil analisis data.

5. Landasan Teori

Dalam melaksanakan penelitian tentu harus memakai landasan teori. Landasan teori inilah yang nanti akan menjadi pedoman bagi peneliti untuk sampai pada kesimpulan. Dalam ilmu sastra landasan teori yang digunakan dalam menganalisis karya sastra tentunya berbeda dengan bidang ilmu-ilmu lain. Ilmu sastra merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu sosial. Konsekuensi logis dari pada itu alat atau pisau bedah yang digunakan dalam mengkaji objeknya adalah teori-teori sastra yang sudah mapan dan ilmu bantu yang relevan dengan ilmu sastra. Filsafat sebagai salah satu ilmu bantu sastra tentu relevan dalam pengkajian suatu karya sastra. Ilmu filsafat dapat digunakan sebagai optik untuk melihat anasir-anasir dari suatu karya sastra yang menjadi titik temu antara sastra dan filsafat. Hubungan simbiosis antara sastra dengan filsafat bukanlah suatu hal yang asing lagi dalam ilmu sastra maupun dalam ilmu filsafat sendiri. Bahkan Ulrici peneliti karya-karya Shakespeare dari Jerman menyatakan hubungan sastra dengan filsafat secara gamblang. Ia mengatakan sastra dapat dilihat dalam bentuk filsafat atau sebagai bentuk pemikiran yang terbungkus. Rene Wellek dan Austin Warren 1980 : 34. Pernyataan Ulrici di atas ada kebenarannya. Apabila kita mensejajarkan antara sejarah sastra dengan sejarah pemikiran atau filsafat akan terlihat jelas hubungannya. Ini dikarenakan secara langsung atau melalui alusi-alusi dalam karyanya, kadang-kadang pengarang menyatakan Universitas Sumatera Utara bahwa ia menganut filsafat tertentu, mempunyai hubungan yang dominant pada zamannya, atau paling tidak mengetahui garis besar ajaran paham-paham tersebut Rene Wellek dan Austin Warren 1980 : 38. Oleh karena adanya hubungan antara sastra dengan filsafat mendorong penulis untuk mengkaji suatu karya sastra dari sudut pandang filosofis. Filsafat sendiri dalam perkembangannya memilki banyak aliran. Ini merupakan suatu hal yang wajar dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang telah banyak melahirkan spesialisasi dalam berbagai disiplin ilmu. Adapun aliran filsafat yang digunakan dalam mengkaji kedua novel tersebut adalah aliran filsafat eksistensialisme. Uraian filsafat secara umum dan filsafat eksistensialisme akan dipaparkan selanjutnya.

5.1. Uraian Singkat Pengertian Filsafat.