Sistematika Penulisan Pengertian Kejahatan

7

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan penulis antara lain: BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Dalam bab ini dijelaskan tentang suatu tinjauan teori untuk diaplikasikan dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan metode analisi korelasi dan uji keberartian koefisien korelasi. BAB 3 : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini dijelaskan tentang secara ringkas mengenai sejarah Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara. BAB 4 : PENGOLAHAN DATA Dalam bab ini dijelaskan tentang pengolahan data dengan metode analisis data dan menggunakan uji keberartian koefisien korelasi. Pada bab ini juga dijelaskan tentang pengertian dan tujuan implementasi sistem, kemudian langkah –langkah pengolahan data yang dipakai dengan menggunakan SPSS mulai dari input 8 data hingga hasil outputnya yang membantu dalam menyelesaikan permasalahan dalam penulisan. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang dihasilkan dari pembahasan penelitian ini serta akan diberikan saran berdasarkan pada permasalahan yang ada dari kesimpulan yang didapat. 9 BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kejahatan

Pengertian kejahatan dapat dilihat dari beberapa segi pandang yaitu: 1. Dipandang dari segi sosiologis Pengertian kriminalitas dipandang dari segi sosialogis adalah salah satu jenis gejala sosial,yaitu suatu kelakuan yang asosial dan amoral yang tidak dikehendaki oleh kelompok pergaulan dan secara sadar ditentang oleh pemerintah Bonger, 1962. 2. Dipandang dari segi hukum Dipandang dari segi hukum kejahatan adalah perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan barang siapa yang melakukan sesuatu perbuatan bertentangan dengan undang-undang tersebut, maka ia akan dihukum. Jadi, tegasnya kejahatan disini adalah setiap perbuatan yang telah ditetapkan atau dirumuskan dalam suatu peraturan misalnya: “penipuan”, menurut pasal 378 K.U.H.P, yaitu: “barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atauorang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat hoedanigheid palsu, dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu 10 kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan penjara paling lama 4 tahun. 3. Dipandang dari segi kejiwaan Dipandang dari segi kejiwaan psikologi setiap perbuatan manusia adalah dicerminkan oleh kejiwaan dari manusia bersangkutan, yang dalam tindakannya sampai mana manusia tersebut dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma yang terdapat dalam masyarakatnya. Jadi dapat dikatakan bahwa perbuatan jahat kejahatan adalah satu tindakan atau perbuatan yang tidak sesuai kesadaran hukum masyarakat tertentu tersebut yang oleh karena itu pula perbuatan itu dapat dikatakan adalah tidak normal abnormal.

2.2 Akibat-Akibat Kejahatan