5 Dengan:
1
F =
Estimasi faktor ke i
I
W =
Bobot atau koefisien nilai faktor ke i k = jumlah variable
Variasi observasi yang muncul tentu saja disebabkan adanya konsep variansi. Inilah asumsi pertama dalam analisis faktor. Fruchter 1954
mengemukakan beberapa jenis varians yaitu: common varians, specific varians, dan error varians. dimana common varians merupakan suatu varians yang
reliabel berkorelasi dengan variabel lain. Specifik varians merupakan suatu varians yang dihasilkan dari kesalahan sampling, pengukuran dan kondisi tes yang
besar dibawah standar, kondisi psikologis dan perubahan tertentu pada diri individu dan pengaruh lain yang menimbulkan reliabelitas. Varians ini
diasumsikan tidak berkorelasi dengan varians yang reliabel.
1.4 Tujuan Penelitian
Mengetahui dasar ketertarikan dalam memilih produk susu formula untuk Balita
yang paling disukai oleh Ibu atau konsumen. 1.5 Kontribusi Penelitian
1. Dengan mengadakan penelitian ini, penulis berharap dapat menambah referensi bagi pembaca dalam menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi ketertarikan seorang Ibu terhadap Susu Formula untuk Balita
2. Bagi Sebuah Perusahaan menghasilkan konsep produk baru yang paling diinginkan sesuai referensi responden.
Universitas Sumatera Utara
6
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini tahapan – tahapan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan dan mempelajari buku-buku yang berkenaan dengan penelitian
2. Menentukan atribut atau faktor penting yang akan diteliti lebih lanjut. 3. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada responden
4. Uji Validitas kesahihan Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu kuesioner dikatakan valid sah jika pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan
sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut Azwar, 2003. 5. Uji Reliabilitas keandalan
Menurut Azwar 2003, reliabilitas merupakan alat ukur yang menunjukkan sejauh mana hasil usaha pengukuran dapat dipercaya.
6. Menganalisis data dengan tehnik analisi faktor dengan bantua sofhwer SPSS
Dalam analisis faktor dilakukan dengan beberapa tahapan. a. Merumuskan masalah
b. Membuat matrik korelasi c. Penentuan jumlah faktor
d. Rotasi faktor e. Intrepetasi faktor
f. Ketepatan model Model fit
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori Ekonomi 2.1.1 Pemasaran
Menurut Stanton Khotijah, 2004 “ pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, mendistribusi barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik pada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”
Menurut Maynar dan Becman Alma, 2004 “Pemasaran berarti segala kegiatan bisnis yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi
fisik ke sektor promosi.” Berdasarkan definisi diatas dapat diartikan bahwa pemasaran adalah keseluruhan proses dalam memberikan nilai pada konsumen
yang meliputi penciptaan, penetuan harga, promosi dan distribus promosi.
Menurut Kotler 2009 pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikaskan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hbungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemilik usahanya.
2.1.2 Produk
Menurut Kotler dan Amstrong 2001 produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik,
jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. Sedangkan Zimmener dan Scarborough 2004 produk adalah barang atau jasa yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
8 Pada dasarnya Produk biasa dikatakan sebagai unsur program pemasaran
yang paling penting, karena produk menentukan lingkup bisnis suatu perusahaan, setiap aspek perusahaan termasuk keputusan harga, komunikasi, pemasaran dan
distribusi harus sesuai dengan kebijakan produk. Pelanggan dan pesaing juga ditentukan oleh produk yang ditawarkan perusahaan-perusahaan, kebutuhan dan
tuntutan adanya riset dan pengembangan tergantung pada teknologi produk dan visi manajemen perusahaan.
2.1.3 Perencanaan Produk
Setiap proses pengembangan produk diawali dengan fase perencanaan, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi dan penelitian
tingkat lanjut. Output fase perencanaan ini adalah pernyataan misi proyek yang nantinya akan digunakan sebagai input yang dibutuhkan untuk memulai tahapan
pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembang. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek,
ada lima tahapan proses berikut : 1. Mengidentifikasi peluang
Langkah ini dapat dibayangkan sebagai terowongan peluang karena membawa bersama-sama input berupa ide-ide untuk produk baru yang
dikumpulkan secara pasif, atau bisa juga dikumpulkan melalui proses identifikasi kebutuhan pelanggan yang mencatat kelemahan produk yang
sudah ada, kecenderungan gaya hidup, studi para pesaing, dan status teknologi.
2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek Langkah ini dalam proses perencanaan produk adalah memilih proyek
yang paling menjanjikan untuk diikuti. Empat perspektif dasar yang beguna dalam kategori produk yang sudah ada adalah strategi bersaing,
segmentasi pasar, mengikuti perkembangan teknologi, dan platform produk yang merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan
produk.
Universitas Sumatera Utara
9 3. Mengalokasikan sumber daya dan rencana waktu
Penentuan waktu dan alokasi daya ditentukan untuk proyek-proyek yang lebih menjanjikan, terlalu banyak akan menimbulkan persaingan untuk
beberapa sumber daya. 4. Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek
Setelah proyek disetujui, maka dibentuk sebuah tim-tim yaitu ahli teknik, pemasaran, manufaktur dan fungsi pelayanan untuk menghasilkan suatu
pernyataan visi dan pernyataan misi produk yang isinya memformulasikan suatu definisi yang lebih detail.
5. Merefleksikan kembali hasil dan survei Pada tahap ini dilakukan reality check terhadap pernyataan misi yang
merupakan pegangan untuk tim pengembangan
2.1.4 Preferensi Konsumen
Preferensi adalah motif atau hal yang mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk. Apabila produsen berhasil mengetahui dan mengendalikan motif
ini, maka produsen tersebut mudah menggenggam pasar, sebaliknya apabila produsen gagal dalam mengendalikan motif ini, maka produk produsen tersebut
memiliki ancaman gagal yang besar. Pengetahuan terhadap preferensi ini dibutuhkan untuk pengembangan produk dan merk. Dengan kata lain preferensi
adalah suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu benda daripada benda lain.
2.1.5 Nilai Guna Utilitas
Teori nilai guna utilitas yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsi barang-barang.
Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai gunanya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka nilai guna semakin rendah pula.
Nilai guna dibedakan menjadi dua pengertian :
Universitas Sumatera Utara
10 a. Nilai Guna Marginal
Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan akibat adanya pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang
tertentu. b. Total Nilai Guna
Total nilai guna yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu. Ramma Lessandro.
2008
Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh nilai gunanya, tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh nilai guna
optimal. Secara rasional nilai guna akan meningkat jika jumlah komoditas yang dikonsumsi meningkat. Ada dua cara mengukur nilai guna yaitu secara kardinal
yaitu dengan pendekatan yang absolut dan secara ordinal yaitu dengan pendekatan nilai relatif, order atau rangking.
Dalam pendekatan kardinal bahwa nilai guna yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara kuantitaif dan dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit
yang dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya.
2.2 variabel
Variabel di dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti, mempunyai variasi antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut,
misalnya: tinggi badan dan berat badan yang merupakan atribut dari seseorang
yang dalam hal ini adalah objek penelitiannya Riduwan, 2002.
Variabel mempunyai bermacam-macam bentuk menurut hubungan antara satu variabel dan variabel lainnya, yaitu:
a. Variabel independen, yaitu: variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen.
b. Variabel dependen, yaitu: variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel
Universitas Sumatera Utara
11 independen.
c. Variabel moderator, yaitu: variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel dependen dan independen.
d. Variabel intervening, yaitu: variabel moderator, tetapi nilainya tidak dapat diukur, seperti : kecewa, gembira, sakit hati.
e. Variabel kontrol, yaitu: variabel yang dikendalikan peneliti. f. Variabel dummy, yaitu: variabel yang isinya berupa kode-kode yang
berfungsi untuk membedakan data yang berada pada variabel-variabel tertentu pada kelompok-kelompoknya.
2.3 Data