Penanganan Depresi Perimenopause Gambaran Depresi Perimenopause Karyawati Di PT Pelabuhan Indonesia 1 (Persero) Medan Tahun 2015

pasti tetap berkontribusi terhadap terjadinya depresi pada perimenopause. Jenis psikotherapi suportif dan CBT cognitive behavioral therapy biasanya menjadi pilihan yang sangat bermanfaat. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke tenaga professional seperti dokter umum, atau berkonsultasi lebihlanjut ke dokter spesialis psikiatri. Menurut Hadi 2004, penanggulan depresi menopause yang dikemukakan oleh psikologi Sawitri Supardi mengatakan terimalah diri kita seutuhnya baik dengan kelebihan maupun kekeurangan yang kita miliki, lalu yakinilah bahwa secara fisik kita sehat kita memiliki modal dasar yang kuat untuk mengatasi segala tantangan dalam hidup ini. Beri keyakinan kepada diri bahwa kalau selama ini kita bisa belajar untuk bergairah kembali dengan mengubah pola pikir positif yang pasti akan dapat kita adopsi pula. Sawitri juga mengingatkan, sadarilah terkadang kita lupa mensyukuri segala hal positif yang kita nikmati sampai saat ini. Dengan modal berbagai pengalaman positif yang belum sempat kita syukuri selama inilah sebenarnya kita dapat bertahan hidup hingga saat ini. Bersyukur atas nikmat hidup selama ini, bisa dilakukan dengan hal-hal keseharian. Sawitri menyebut antara lain, rasakanlah segarnya udarasaat bangun tidur pagi haridanmulailah hari dengan bekalkesegaran udara yang kita hirup. Sertai pula dengan pola pikir yang sudah kita adopsi agar segala permasalahan hidup yang kita hadapi dapat kita atasi dengan tidak membuat diri kita tenggelam dalam kondisi yang berlanjut. Untuk mengatasi terjadinya keluhan dapat dilakukan beberapa usaha seperti terapi sulih hormon, terapi komplementer seperti akupresur, menggunakan kekuatan aroma, mengatasi panas hot flush dengan cara membatasi minum alcohol, mengurangi kopi, menghindari rempah-rempah, bersikap peduli selama menopause, meliputi bersikap positif, meminimalkan mitos-mitos yang merugikan selama menopause seperti merasa tua dan waktunya sudah lewat, merasa perannya sudah habis sebagai ibu dan istri Mulyani, 2013.

2.6. Pengetahuan Depresi Perimenopause pada Penelitian Orang lain

Hubungan antara penerimaan diri dengan depresi pada wanita perimenopause yang artinya penerimaan diri yang merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan depresi pada saat perimenopause. Dari hasil penelitianya tentang Hubungan antara Penerimaan Diri dengan Depresi pada Wanita Perimenopause usia 45-51 tahun di Surabaya, dari hasil penelitian korelasi, maka diperoleh hasil korelasi kedua variabel adalah 0,546 dimana jika dilihat dari angka probabilitas 0,000, dimana p0,05, maka dapat diputuskan bahwa hipotesis dari penelitian ini diterima, yaitu “ada hubungan negatif antara penerimaan dirii dengan depresi pada wanita perimenopause”. Tanda didepan angka menyatakan arah hubungan antar variabel, maka tanda negatif - didepan angka dapat diartikan arah hubungan antara variabel penerimaan diri dengan variabel depresi berlawanan arah atau dengan kata lain penerimaan diri dengan variabel depresi berlawanan arah, demikian juga sebaliknya jika penerimaan diri rendah maka depresi akan tinggi Arimbi, 2012. Di kelurahan Darmo kecamatan Wonokroma Surabaya tahun 2007 mengatakan, faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat kecemasan pada wanita perimenopause adalah pengetahuan, sikap dukungan keluarga, kondisi ekonomi dan gaya hidup. Namun karakteristik, sosial budaya, yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan tersebut maka wanita menopause membekali diri dengan informasi yang cukup tentang menopause, melakukan konsultasi dengan anggota keluarga terdekat Aprillia Puspitasari, 2013. Wanita menopause mengalami kecemasan fisik di kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang Sibayak 85 pada kategori tinggi, dan psikis sebanyak 77,5 pada kategori tinggi. Dan Nuril Ilmi mengatakan dalam penelitianya di desa Sambibulu kecamatan Taman-Sidarjo, ibu persepsi positif yang cemas cemas sebanyak 47, ibu tidak cemas 53, ibu persepsi negatif cemas 77, tidak cemas 23. Dan hasil penelitian mengatakan ada hubungan antara persepsi menopause dengan kecemasan ibu menopause usia 50-55 taun di desa Sambilu kecamatan Taman kabupaten Sidarjo Herman, 2013.