Faktor-Faktor penyebab Depresi Perimenopause

kecilnya yang membuatnya memiliki self-esteem yang rendah. Misalnya ini terjadi pada orang-orang yang pada masa kanak-kanaknya pernah mengalami child abuse, diacuhkan, direndahkan oleh anggota keluarga atau teman-temannya. Atau pada beberapa kasus ditemukan terdapat orang-orang yang memang sensitive terhadap stress jenis ini Hadi, 2004. Gangguan alam perasaan seperti depresi bukanlah karena kesalahan atau kelemahan penderita ataupun karena persoalan pada kepribadiannya semata. Depresi adalah gangguan seperti juga penyakit-penyakit lainnya. Depresi perimenopause disebabkan oleh faktor-faktor organobiologik yaitu kondisi yang berhubungan dengan penurunan kadar hormon estrogen, faktor psikologik yang berkitan dengan dengan persepsi diri karena perubahan fisik akibat pertambahan usia, dan faktor sosiokultural yaitu adanya perubahan peran pada fase kehidupan ini Kusumamawardhani, 2006. Pieter dan Lubis 2011, mengatakan bahwa bentuk- bentuk depresi wanita menopause terlihat dari 1 hilangnya percaya diri atas kemampuan organ reproduksinya, 2 kesedihan akibat ditinggalkan anak-anaknya atau suami yang meninggal, 3 sedih karena sudah menurun daya tariknya, 4 merasa tertekan karena seluruh aktivitas dan perannya sudah diambil alih, 5 sakit yang tidak sembuh-sembuh atau penyakit kronis. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap terjadinya depresi antara lain adalah adanya riwayat depresi sebelum perimenopause, perasaan negative terhadap menopause dan proses menjadi tua, dan tentunya faktor peningkatan stress kehidupan usia lanjut. Riwayat gangguan premenstrual sebelumnya serta gejala-gejala menopause yang berat juga ikut menentukan kemungkinan depresi. Merokok dan kurangnya aktivitas fisik juga memperparah depresi. Hubungan interpersonal yang tidak harmonis khususnua dengan pasangan, komunikasi yang kurang baik, tidak ada pekerjaan, atau problem financial, perasaan rendah diri low self-esteem, kurangnya aktivitas sosial social support dan rasa kehilangan peran karena tidak produktif lagi dapat memicu munculnya depresi pada masa-masa perimenopause Kusumamawardhani, 2006. Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadarnya estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pasca menopause menjadi 20-150 ng. menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolic dan gangguan siklus haid Jhaquin, 2010, dan menurut Purwoastuti 2008, perkiraan kadar estrogen dalam darah sedikit artinya, karena variasinya yang besar sepanjang bulan, akan jauh lebih bermanfaat untuk mengukur kadar darah dalam hormone perangsang folikel. Apabila ovarium tidak memberikan respon lagi terhadap pituatri, maka tubuh pertama-tama akan bereaksi dengan meningkatnya jumlah FSH yang dihasilkan pituatriuntuk mencoba dan merangsang ovarium yang gagal tadi. Hal ini berarti bahwa jumlah FSH meningkat dalam darah. Dengan demikian terjadinya peningkatan FSH dalam darah dengan mengidentivikasikan adanya kegagalan ovarium. Ada ovarium yang gagal, keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron akan hilang dengan menurunnya produksi hormon, sehingga menimbulkan pengaruh terhadap sindrom prahaid dan haid itu sendiri. Beberapa wanita mendapatkan bahwa sindrom memburuk selama bertahun-tahun klimakterium dan yang lain merasakannya untuk pertama kali. Akan tetapi bagi semua wanita, menopause adalah akhir dari segalanya. Faktor penyebab terjadinya depresi menurut Hadi, 2004 : 1 karena kehilangan. Kehilangan merupakan faktor utama yang mendasari depresi. Archibald Hart menyebut empat macam kehilangan; pertama, kehilangan abstrak; kehilangan harga diri, kasih sayang, harapan atau ambisi. Kedua, kehilangan sesuatu yang konkrit; rumah, mobil, protet, orang atau bahkan binatang kesayangan. Ketiga kehilangan hal yang bersifat khayal; tanpa fakta mungkin tapi ia merasa tidak disukai atau dipergunjingkan orang. Keempat, kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang; menunggu hasil tes kesehatan, menunggu hasil tes kesehatan, menunggu hasil ujian, dll. 2 reaksi terhadap stress. 85 depresi ditimbulkan oleh stress dalam hidup. 3 terlalu lelah atau capek. Karena terjadi pengurasan tenaga baik secara fisik maupun emosi. 4 gangguan atau serangan dari kuasa kegelapan. 5 reaksi terhadap obat.

2.4. Pencegahan Depresi Perimenopause

Menurut Hadi 2004 Beberapa anjuran umum untuk mencegah terjadinya depresi yaitu: 1 berusahalah untuk tidak meneruskan kegiatan-kegiatan rutin setiap hari. Kalau saudara bekerja, akan sangat menolong kalau saudara mau bangun pagi- pagi, lalu mandi, berpakaian, sarapan dan pergi ketempat kerja. 2 bila saudara melakukan pekerjaan di rumah, lakukan langkah diatas. Meskipun saudara merasa apapun yang saya kerjakan tidak ada gunanya; ketahuilah sebenarnya ada gunanya. 3 usahakanlah untuk beraktivitas di luar rumah walau melakukan kegiatan sesederhana apapun. Mis, beli Koranmajalah, ke tempat atau took kesukaan atau berkunjung ke keluarga. 4 kegiatan fisik seperti bernyanyi, berenang, bersepeda, atau berolahraga, pada umumnya sangat membantu mengatasi depresi. 5 bila nafsu makan dan berat badan saudara menurun, upayakan untuk tetap makan walau sedikit- sedikit tapi sering. Menurut Kusumawardhani 2006 cara mengantisipasi kemungkinan terjadinya depresi menopause adalah, pengaturan nutrisi secara benar, pola makan yang seimbang rendah lemak, banyak sayuran, suplementasi, vitamin dan mineral, hindari makanan berkadar garam tinggi sosis, ikan, daging asap, juga hindari makanan dan minuman yang mengandung banyak gula, sehingga daya tahan tubuh selalu terjaga dan penurunan kadar hormon perlu dilakukan secara teratur dan bila perlu dilakukan terapi sulih homon. Selain faktor internal tersebut, juga diperlukan antisipasi terhadap faktor eksternal lainnya termasuk persiapan masa pensiun dan aktivitas sesudah masa produktif berlalu. Tingkatkan kemampuan untuk dapat menerima perubahan fisik dan peran dalam kehidupan kemampuan komunikasi dengan pasangan dan berbagi kegiatan bersama serta member banyak kasih sayang akan menghindarkan diri terhadap kemungkinan timbulnya depresi dan menurut Purwoastuti 2008, tidak merokok, makan makanan yang sehat, rendah lemak, tinggi serat, banyak mengandung vitamin dan mineral, mendapat cukup kalsium dan vitamin D, menjaga berat badan, lakukan olah raga seperti jogging, atau senam, 3 kali seminggu untik kesehatan tulang. Agar kehidupan dapat berlangsung dalam kepuasan dan kebahagiaan, maka setiap wanita perlu melakukan persiapan untuk menghadapinya. Salah satu persiapan yang penting adalah mengetahui organ tubuh kita sendiri dan fungsinya, serta menenal bagaimanakah sebenarnya kejadian masa klimakterik itu Jhaquin, 2010.