Bioavaibilitas besi dipengaruhi oleh komposisi zat gizi dalam makanan. Beberapa jenis makanan terdapat kandungan yang dapat
meningkatkan absorbsi besi dan menghambat absorbsi besi seperti yang tertera pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Faktor yang mempengaruhi absorbsi besi di saluran pencernaan
15-17
Meningkatkan absorbsi Menghambat absorbsi
Vitamin C buah dan sayur Asam hidroklorida
Gula Asam amino daging, hati, ikan
Bahan yang difermentasi kedelai Antasida
Sekresi pankreas Hipoklorhidria
Fitat sereal Fosfat sayuran
Tanin teh dan kopi Polyphenol coklat, teh, kopi
Kalsiumsusu dan produk susu
2.1.3. Mukosa Usus
Mukosa usus memegang kontrol utama pada proses absorbsi besi. Besi hem di dalam lambung dipisahkan dari proteinnya oleh asam lambung
dan enzim proteosa. Kemudian besi hem mengalami oksidasi menjadi hemin yang akan masuk ke dalam sel mukosa apikal dari enterosit dan
memasuki sel dengan utuh. Besi hem diangkut oleh alat transpor heme
carrier protein 1 HCP1. HCP1 adalah membran protein dalam usus
bagian proximal, tempat terbesar di mana besi diabsorbsi. Adanya HCP1 pada sel mengaktifkan pengambilan hem dalam bentuk besi protoporfirin
dan zink protoporfirin. Kemudian besi hem akan dipecah oleh enzim hemeoxigenase
menjadi ion feri bebas dan porfirin dalam enterosit
Tengku Mirda Zulaicha : Pengaruh suplementasi besi sekali seminggu Dan sekali sehari terhadap status gizi Pada anak sekolah dasar, 2008.
USU Repository©2008
duodenum. Ion feri bebas ini akan bergabung dalam jalur intraselular sebagai besi inorganik yang kemudian diangkut ke peredaran darah oleh
ferroportin.
13,18
Sementara besi non hem di lumen usus akan berikatan dengan apotransferin membentuk kompleks transferin besi yang kemudian
akan masuk ke dalam sel mukosa dibantu oleh alat transpor divalent metal
transporter 1 DMT1. DMT1 adalah membran protein yang terdapat pada
bagian apikal dan basolateral membran enterosit. Besi non hem akan dilepaskan dan apotransferin akan kembali ke dalam lumen usus.
Selanjutnya sebagian besi bergabung dengan apoferitin membentuk feritin, sedangkan besi yang tidak diikat oleh apoferitin akan masuk ke
peredaran darah dan berikatan dengan apotransferin membentuk transferin serum Gambar 2.1.
14,18
Gambar 2.1. Absorbsi besi di usus halus
18
Tengku Mirda Zulaicha : Pengaruh suplementasi besi sekali seminggu Dan sekali sehari terhadap status gizi Pada anak sekolah dasar, 2008.
USU Repository©2008
2.1.4. Distribusi Besi
Distribusi besi ke seluruh jaringan tubuh dijelaskan pada Gambar 2.2. Saat tubuh dalam keadaan seimbang, 1 sampai 2 mg besi memasuki dan
meninggalkan tubuh setiap harinya. Setelah diabsorbsi dalam enterosit duodenum, besi bersirkulasi dalam plasma untuk berikatan dengan
transferrin. Besi dalam tubuh terbanyak dalam bentuk hemoglobin yang merupakan prekursor eritroid dan sel darah merah yang matang.
Diperkirakan 10 sampai 15 berada dalam otot bentuk mioglobin dan beberapa jaringan dalam bentuk enzim dan sitokrom. Di dalam sumsum
tulang sebagian besi dilepaskan ke dalam eritrosit retikulosit yang selanjutnya bersenyawa dengan porfirin membentuk hem dan
persenyawaan globulin dengan hem membentuk hemoglobin. Setelah eritrosit berumur + 120 hari fungsinya kemudian menurun dan selanjutnya
dihancurkan di dalam sel retikuloendotelial. Hemoglobin mengalami proses degradasi menjadi biliverdin dan besi. Selanjutnya biliverdin akan
direduksi menjadi bilirubin sedangkan besi akan masuk ke dalam plasma dan mengikuti siklus kembali seperti yang disebutkan di atas atau akan
tetap disimpan sebagai cadangan tergantung aktivitas eritropoesis.
19
Tengku Mirda Zulaicha : Pengaruh suplementasi besi sekali seminggu Dan sekali sehari terhadap status gizi Pada anak sekolah dasar, 2008.
USU Repository©2008
Gambar 2.2. Distribusi besi dalam tubuh
19
Cadangan besi terdiri dari 2 bentuk, yang pertama ferritin yang bersifat mudah larut, tersebar di sel parenkim dan makrofag, terbanyak di
hati. Bentuk kedua adalah hemosiderin yang tidak mudah larut yang ditemukan terutama dalam sel Kupfer hati dan makrofag di limpa dan
sumsum tulang. Cadangan besi berfungsi untuk mempertahankan homeostasis besi dalam tubuh, apabila pemasukan besi dari makanan
tidak mencukupi maka terjadi mobilisasi besi dan cadangan besi untuk mempertahankan kadar Hb.
14
2.2. Peranan Zat Besi