. Latar Belakang Pengaruh Suplementasi Besi Sekali Seminggu Dan Sekali Sehari Terhadap Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Besi merupakan mineral yang penting bagi tubuh manusia. Walau hanya diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tubuh, namun peran besi untuk pertumbuhan sangat penting. Defisiensi besi merupakan defisiensi mikronutrien terbanyak di dunia, yang ditemukan pada kurang lebih 4 sampai 5 milyar manusia di seluruh dunia dan 90 terjadi di negara sedang berkembang. 1 Anemia Defisiensi Besi Adebe adalah masalah utama di negara sedang berkembang. Hal ini terjadi oleh karena masukan zat besi melalui makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan fisiologis atau menderita infeksi kronis yang menyebabkan pertumbuhan otak tidak optimal, pertumbuhan fisik yang lemah, daya tahan terhadap infeksi menurun dan penurunan kemampuan kognitif. 2 Prevalensi Adebe di Amerika Serikat tahun 1999-2000 pada anak kelompok usia 1 sampai 2 tahun 7, 3 sampai 5 tahun 5 dan 6 sampai 11 tahun 4. 3 Studi yang dilakukan di Indonesia pada tahun 1997 menunjukkan prevalensi Adebe pada masyarakat status ekonomi rendah di Indonesia pada kelompok usia bayi usia 6 bulan sampai anak usia 5 tahun adalah 24 sampai 85 dan kelompok anak usia 5 sampai 14 tahun adalah 20 sampai 67. 4 Pertemuan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi melaporkan prevalensi 1 Tengku Mirda Zulaicha : Pengaruh suplementasi besi sekali seminggu Dan sekali sehari terhadap status gizi Pada anak sekolah dasar, 2008. USU Repository©2008 anemia pada bayi dan anak yang dikaji oleh Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 2001 pada kelompok umur 6 bulan 61,3, bayi 6 sampai 11 bulan 64,8, anak usia 12 sampai 23 bulan 58, anak usia 0 sampai 4 tahun 48,1 dan anak usia 5 sampai 14 tahun berkisar 48 sampai 57. 5 Pemberian suplemen besi adalah usaha yang paling sering digunakan untuk mencegah Adebe terutama pada bayi dan anak. Hal ini penting diketahui bahwa banyak penelitian yang relevan dilakukan untuk melihat efek yang potensial dalam mengobati dan mencegah Adebe pada balita, anak maupun orang dewasa. 6 Beberapa penelitian memperlihatkan hasil bahwa pemberian suplemen besi selama 12 bulan pada bayi memberikan efek pertumbuhan dan perkembangan psikomotor. Penelitian di Jawa Tengah mendapatkan hasil bahwa efek pemberian suplemen besi dan zinkum selama 6 bulan membantu pertumbuhan dan perkembangan psikomotor pada bayi. 7 Penelitian lain melaporkan efek pemberian suplemen besi digabung dengan kombinasi mineral lainnya dapat mencegah gagal tumbuh, anemia dan defisiensi mikronutrien pada bayi di Vietnam, Peru, Indonesia, Jerman dan Amerika. 8 Penelitian di Semarang melaporkan adanya perbaikan yang signifikan terhadap status hematologi, kecepatan tumbuh dan morbiditas pada 119 anak usia 8 sampai 13 tahun yang diberikan suplemen besi tunggal selama 12 minggu. 9 Tengku Mirda Zulaicha : Pengaruh suplementasi besi sekali seminggu Dan sekali sehari terhadap status gizi Pada anak sekolah dasar, 2008. USU Repository©2008 Cara pemberian suplemen besi harian banyak didiskusikan di negara sedang berkembang. Beberapa penelitian didapati adanya kontroversi tentang pemberian suplemen besi yang lebih baik, apakah harian atau mingguan serta berapa lama dikonsumsi agar didapati absorbsi besi dalam tubuh yang potensial, mengurangi efek samping dan efisien dalam hal biaya tetapi memberikan hasil yang baik. 6 Penelitian di Thailand mendapatkan hasil bahwa pemberian suplemen besi sekali seminggu selama 16 minggu memberikan efek penambahan tinggi badan pada anak prasekolah yang menderita anemia dibandingkan dengan pemberian suplemen besi harian. 10 Penelitian di Vietnam melaporkan pemberian suplemen besi harian dan mingguan selama 12 minggu sama- sama berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin dan pertumbuhan pada anak gizi kurang yang menderita anemia ringan dan yang tidak menderita anemia pada usia 6 bulan sampai 2 tahun. 11 Penelitian di Kenya melaporkan bahwa pemberian suplemen besi harian lebih efektif dibandingkan mingguan selama 12 minggu khususnya status hematologi pada anak prasekolah yang menderita anemia ringan dan yang tidak menderita anemia. 12

1.2. Perumusan Masalah