Penilaian Status Gizi Pengaruh Suplementasi Besi Sekali Seminggu Dan Sekali Sehari Terhadap Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar

3. Makanan padat pertama yang kaya besi diberi pada usia 6 bulan dan memberikan makanan yang mengandung zat gizi yang dapat meningkatkan absorbsi besi, makanan yang mengandung besi hem dan mengurangi makanan yang dapat menghambat absorbsi besi. 27 4. Menghindari susu sapi sampai usia 1 tahun. 28 5. Skrining Adebe yang dimulai usia 9-12 bulan, kemudian pada usia 1 sampai 5 tahun pada komunitas dengan prevalensi Adebe tinggi. 31 6. Bila skrining menunjukkan hasil positif, diberikan besi sebagai terapi percobaan selama 1 bulan dengan dosis 3 mgkgBBhari. 27 7. Kontrol infeksi virus, bakteri dan parasit. 28 8. Suplementasi besi dapat dimulai pada usia 6 bulan pada bayi cukup bulan dengan dosis 1 mgkgBBhari dan dimulai pada usia 2 bulan pada bayi kurang bulan dengan dosis 2 mgkgBBhari. 17

2.6. Penilaian Status Gizi

Pertumbuhan merupakan indikator kesehatan dan status gizi anak yang penting. Penilaian pertumbuhan merupakan komponen surveilans kesehatan anak yang penting karena hampir semua masalah dalam hal fisiologis, interpersonal dan sosial dapat mempengaruhi pertumbuhan. 32 Tengku Mirda Zulaicha : Pengaruh suplementasi besi sekali seminggu Dan sekali sehari terhadap status gizi Pada anak sekolah dasar, 2008. USU Repository©2008 Penilaian status gizi anak merupakan bagian yang integral dalam penatalaksanaan pasien karena status gizi akan mempengaruhi respon pasien terhadap penyakit. Status gizi juga sangat penting karena anak sedang mengalami proses yang kompleks dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang dipengaruhi oleh faktor genetik anak dan penyakit yang diderita. Oleh sebab itu, penilaian status gizi dan status pertumbuhan anak adalah bagian yang penting dari evaluasi klinis dan penatalaksanaan. 32,33 Grafik pertumbuhan digunakan secara luas untuk memonitor pertumbuhan anak. Tinggi dan berat badan merupakan pengukuran antropometri yang banyak digunakan. Indeks berat badanumur BBU digunakan untuk melakukan monitoring pertumbuhan. Pengukuran antropometri telah lama dikenal sebagai indikator sederhana untuk penilaian status gizi di Indonesia. Informasi yang dihasilkan dari pengukuran antropometri telah banyak dimanfaatkan dalam memantau pertumbuhan anak. Status gizi dihitung berdasarkan baku rujukan antropometri menurut NCHS-WHO, dengan menggunakan z–score atau SD-score standar deviasi sebagai batas ambang yang dihitung berdasarkan rumus: 34 Z-score atau SD-score = observed value – median reference value standard deviation of reference population Tengku Mirda Zulaicha : Pengaruh suplementasi besi sekali seminggu Dan sekali sehari terhadap status gizi Pada anak sekolah dasar, 2008. USU Repository©2008 Berdasarkan baku rujukan antropometri menurut Centers for Disease Control CDC tahun 2000 untuk menentukan klasifikasi status gizi digunakan z-score sebagai batas ambang. 35

2.6. Kerangka Konseptual