Pemahaman dan Ekpresi Keberagamaan TNI Batalyon Kavaleri 9Penyerbu.

BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN

A. Pemahaman dan Ekpresi Keberagamaan TNI Batalyon Kavaleri 9Penyerbu.

Keberagamaan pada hakekatnya dimiliki dan dilakukan oleh seseorang yang beragama. Hal ini terindentifikasi dan terlihat dari sejauh mana tingkat pemahaman dan ketaatan seseorang terhadap agama yang di anutnya, karena seseorang yang telah memiliki pemahaman dan ketaatan kepada agama, dimanapun dan apapun yang mereka lakukan akan selalu teringat dan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh agama. Pemahaman keagamaan yang mencakup didalamnya adalah pengetahuan keagamaan yang menjadi salah satu sendi dari lima aspek pada dimensi keberagamaan. Dimensi ini mengacu pada pengetahuan agama, apa yang tengah atau harus diketahui seseorang tentang ajaran agamanya. Agama merupakan awal dari terbentuknya suatu komunitas atau kesatuan hidup yang diikat oleh keyakinan akan kebenaran hakiki yang sama, yang memungkinkan berlakunya suatu patokan pengetahuan yang sama. Penelaahan terhadap agama merupakan hal yang mesti dilakukan, karena pemahaman keagamaan bagi pemeluknya sangat beragam dan bermacam-macam. Dilihat dari segi pemahaman,agama memiliki dua segi yang membedakan dalam perwujudannya yaitu. Pertama, dari segi kejiwaan yaitu suatu kondisi sbjektif atau kondisi dalam jiwa manusia, berkenaan dengan apa yang dirasakan oleh penganutnya. Kondisi yang demikian sebagai kondisi patuh dan taat terhadap yang di sembah dan sebagai emosi yang dimiliki setiap individu pemeluk, yang menjadikannya sebagai hamba Tuhan. Kedua,dari segi objektif yaitu segi luar yang di sebut juga keadaan objektif, yang secara empiris dari agama. Keadaan ini ketika agama dinyatakan oleh penganutnya dalam berbagai ekpresi, baik ekpresi ritual, atau upacara keagamaan, segi kedua ini juga mencakup adat istiadat, upacara keagamaan, tempat peribadatan, cerita-cerita kepercayaan dan prinsip-prinsip yang di anut oleh masyarakat. 61 Menurut M. Munandar Soelaeman, agama sebagai suatu sistem mencakup individu dan masyarakat, seperti adanya emosi, keyakinan terhadap sifat faham, ritus dan upacara, serta umat atau kesatuan sosial yang terikat terhadap agamanya. 62 Dalam pembahasan sebelumnya peneliti telah uraikan bahwa, anggota TNI Yonkav 9bu Tangerang, dimana agama menjadi bagian kehidupan mereka, anggota TNI menjalankan agamanya sebagai konsekwensi kepemelukan mereka atas agamanya. Anggota TNI menganggap agama sebagai sumber norma dan etika yang mereka pegang dalam kehidupan sehari-hari. Seperti penuturan bapak Wandi,menurutnya, “….agama merupakan sumber nilai dan norma yang mengatur kehidupan manusia untuk selalu berbuat baik sesuai dengan ajaran agama.” 63 penuturan lainnya, menurut bapak Sunadi. 64 “.:. Agama bagi saya tenaga penggerak yang memiliki nilai-nilai tersendiri bagi persatuan dan kesatuan bangsa, karena didalam agama sendiri mengatur 61 Hendropuspito, Sosiologi Agama.Yogyakarta: PT. Kanisius, 1983.h.14 62 M. Munandar Soelaeman, Ilmu sosiologi Dasar Teori dan Konsep Ilmu sosial Bandung: Eresco1993, edisi revisi, cet. Ke-7, h-218 63 Wandi, SERKA Yonkav9bu Tangerang, wawancara pribadi, 14 Desember 2006, waktu 15:25-16:00 WIB 64 Naidi, SERTU Yonkav 9penyerbu Tangerang,wawancara pribadi,14 Desember 2006, waktu 12:25-13:00 WIB hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan sekitar.” Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa sebenarnya agama telah menjadi bagian dalam kehidupan mereka. Prajurit memahami bahwa persoalan agama bukan hanya berkutat dengan masalah ritual saja seperti sholat, namun agama juga berbicara persoalan lainnya salah satunya adalah masalah solidaritas sosial dan keutuhan Negara. Dengan demikian, secara umum mereka memahami agamanya bahwa yang diajarkan dalam agama, sesuatu hal yang pada prinsipnya menghimbau, menuntun umatnya kepada yang baik. Artinya Pemahaman keagamaan seseorang disini seolah-olah tidak bisa diukur secara eksak tetapi dapat dilihat secara empiris. Memahami ajaran suatu agama dan mengimplementasikan kedalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah suatu hal yang interpretative bagi masing-masing pemeluk agama. Perilaku keagamaan merupakan suatu bentuk aksi reaksi atau partisipasi yang mendesak yang mencakup semua hal dalam beragama. Perilaku adalah sikap atau tindakan seseorang dalam segala hal pada setiap saat. Selanjutnya memahami kata perilaku penulis akan meneruskan tentang istilah keberagamaan. Menurut Jalaludin kafie, keberagamaan itu adalah pembicaraan mengenai pengalaman atau fenomena yang menyangkut hubungan antara agama dengan penganutnya atau suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan agamanya. 65 Menurut R. stark dan C.Y. glock, untuk mengidentifikasi perilaku keberagamaan seseorang dapat dipakai kerangka dimensi sebagai berkut : a. keterlibatan tingkat ritual yaitu tingkat sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban agama. 65 Jalaludin Kafie, Psikologi Dakwah, Surabaya : Indah, 1993 h. 48. b. Keterlibatan idiologis yaitu tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatis dalam agama. c. Keterlibatan intelektual yaitu menggambarkan sejauh mana seseorang mengetahui tentang ajaran agama. d. Keterlibatan pengalaman, yang menunjukan apakah seseorang pernah mengalami pengalaman yang spektakuler yang merupakan kewajiban yang datang dari Tuhan. e. Keterlibatan secara konsekwen yaitu sejauh mana seseorang konsekwen dengan ajaran agamanya. Jadi dapat disimpulkan perilaku keagamaan adalah suatu tanggapan atau reaksi terhadap ajaran agama yang diwujudkan dalam gerakan sikap. Dari hasil wawancara selama penulis penelitian bahwa perwira TNI selalu berusaha untuk menerapkanmencerminkan perilaku yang baik. Hal ini dapat dilakukan oleh seseorang yang beragama karena agama mempunyai peranan untuk mengatur kehidupan dalam keluarga, sehingga tidak berbuat yang keluar dari aturan agama, seperti yang diungkapkan oleh bapak Sunadi. 66 “.. kami selalu berusaha untuk mencerminkan perilaku sebagai seorang muslim yang baik dan selalu berpedoman pada hal-hal yang baik,” penuturan lainnya, menurut bapak Rukma “.. dirumahpun kalau sudah waktunya sholat saya selalu mengajak keluarga untuk melaksanakannya. Berdasarkan hal tersebut di atas, bahwa perilaku keagamaan TNI mencerminkan sikap keagamaan atau kesalehan hidup berdasarkan nilai ketuhanan dan nilai Sapta Marga yang senantiasa terpatri dan menyatu dalam sosok kepribadian prajurit TNI. 66 Sunadi, wawancara pribadi,14 Desember 2006, waktu 11:00 -11:50WIB

B. Fungsi dan Peran Agama bagi TNI