Mimpi dalam Pandangan Islam

Untuk menyederhanakannya kemudiann Umberto Eco dalam bukunya A Theory of Semiotics menjelaskan dan mempertimbangkan bahwa: Semiotika berkaitan dengan segala hal yang dapat dimaknai tanda-tanda.Suatu tanda adalah segala sesuatu yang dapat dilekati dimaknai sebagai pengganti yang signifikan untuk sesuatu lainnya.Segala sesuatu itu tidak terlalu mengharuskan perihal adanya atau mengaktualisasikan perihal dimana dan kapan suatu tanda memaknainya. Umberto Eco juga menyebutkan tanda tersebut sebagai “kebohongan”, dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi dibaliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri. Manurut Saussure, persepsi dan pandangan kita tentang realitas, dikonstruksi oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial. 8 Semiotika seperti yang kita ketahui dapat dikatakan baru karena berkembang sejak awal abad 20. Memang sebelumnya pada abad 18 dan 19 banyak ahli teks khususnya Jerman mengurai berbagai masalah yang berkaitan dengan tanda, namun mereka tidak menggunakan pengertian semiotik. 9 Semioitika oleh Ferdinan de Saussure di dalam Course in General Linguistik. Sebagai ilmu yang mengakaji tentang sebagian tanda dari kehidupan sosial. 10 Sedangkan semiotika menurut Roland Barthes adalah ilmu mengenai bentuk form.Studi ini mengkaji signifikasi yangterpisah dari sisinya content. Semiotika tidak hanya meneliti mengenai signifier dan signified, tetapi juga hubungan yang mengikat mereka. Tanda yang berhubungan secara keseluruhan. 11 8 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, cet. 6, h. 87. 9 Tommy Cristomy, Semiotik Budaya, Depok: Universitas Indonesia, 2004, cet. 1, h. 81. 10 Ferdinan de Saussure dikutip oleh Yasraf Amir Piliang dalam buku Hiper Semiotik Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, Yogyakarta: Jalasutra,2003h. 256. 11 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, cet. 6, h. 122.

2. Teori Semiotik Roland Barthes

Roland Barthes lahir pada tahun 1915 dari keluarga menengah protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik, di sebelah baratdaya Prancis. Dia dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang rajin mempraktikkan model linguistic dan semiologi sausurean. 12 Rolan Barthes adalah pakar semiotic Prancis yang pada tahun 1950-an menarik perhatian dengan telaahnya tentang media dan budaya pop menggunakan semiotiksebagai alat teoritisnya. Barthes menjelaskan dalam tesisnya bahwa struktur makna yang terbangun di dalam produk dan genremedia diturunkan dari mitos-mitos kuno, dan sebagai peristiwa media ini mendapatkan jenis signifikansi yang secara tradisional hanya dipakai dalam ritual-ritual keagamaan. Representasi menurut Barthes menunjukan bahwa pembentukan makna tersebut mencakup sistem tanda menyeluruh yang mendaur ulang sebagai makna yang tertanam dalam-dalam di budaya Barat misalnya, dan menyelewengkannya ke tujuan-tujuan komersil.Hal ini kemudian disebut sebagai struktur. 13 Roland Barthes adalah salah satu pengikut Sausure, Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda.Fokus Barthes lebih tertuju pada gagasan signifikasi dua tahap two order of signification. 12 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, h.115. 13 Denesi, Semiotik Media, h.28.