Sinopsis Film 12 Menit GAMBARAN UMUM FILM 12 MENIT

penghargaan Film Terbaik pada Festival Sinetron Indonesia 1997.Sebelumnya Hanny lebih banyak bergerak di bidang film pendek dokumenter dan iklan. Sepanjang Jalan Kenangan juga meraih 7 piala lain, untuk drama lepas terbaik serta aktor pembantu, sinefotografi, tata artistik, penyunting, tata suara dan tata musik. Bersama Leo Sutanto ia membuat film Lo Fen Koei yang memenangkan penghargaan telesinema untuk Best Cinematography dan Best Editing dan dinominasikan sebagai Best Director di ajang Asian Television Technical Creative Award 2001. Film lainnya adalah Nyanyian Burung yang memperoleh Golden Award di Cairo International Film Festival for Children 2000.Sampai tahun 2011 Hanny telah memproduksi sekitar 10 film layar lebar.

D. Profil Pemain Film 12 Menit

Gambar 3.3 Titi Rajo Bintang Rene Sumber: Google Image 2 Titi Rajo Bintang, aktirs yang lahir di Jakarta, 10 Febuari 1981 berperan sebagai Rene seorang pelatih Marching Band berpengalaman yang tegas, perfectionis, memiliki rasa disiplin yang tinggi, semangat yang tinggi serta obsesi yang tinggi. Rene hadir sebagai 2 Artikel, diakses Senin, 20 Juni 2014 pukul 16.05 WIB dari Titi Rajo Bintang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas_files katalisator mimpi tersebut. Bagi Rene yang telah matang dalam dunia Marching Band dan telah beberapa kali membawa tim lain ke puncak kejayaan tentu mimpi tersebut tidaklah mustahil. Namun keyakinan Rene menjadi turut tergoncang saat berhadapan dengan realita tim yang dibinanya. Jangankan untuk menjangkau, untuk membayangkan saja personel tim sudah dihantam oleh berbagai rasa kecut dan konflik internal yang merong-rong keyakinan mereka. Gambar 3.4 Arum Sekarwangi Tara Sumber: Film 12 Menit Arum sekarwangi berperan sebagai Tara seorang anak yang sensitive, seorang pemain drum yang baik di masa lampau. Kini ia harus berjuang mengembalikan permainan terbaiknya dalam keterbatasan pendengaran. Hampir 80 persen pendengaran Tara hilang bersama kepergian Ayahnya dalam sebuah kecelakaan maut. Rasa bersalah dan kehilangan adalah luka masa lalu yang menghambat Tara untuk menatap masa depan. Setelah kejadian itu, Ibu Tara harus melanjutkan kuliah ke luar negeri.Tara harus diasuh oleh opa dan omanya.Demi menuruti kata sang ibu, Tara terus berjuang untuk melanjutkan hidupnya.