Untuk ibu kota Provinsi Sumatera Utara yaitu Kota Medan memiliki laju pertumbuhan dari tahun 2010-2012 sselalu mengalami peningkatan, namun pada
tahun 2013 laju pertumbuhan di Kota Medan menurun sebesar 4,3
2. Analisis Ketimpangan Pembangunan
Salah untuk melihat ukuran ketimpangan pembangunan antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara adalah dengan melalui perhitungan
Indeks Williamson IW.Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat diperoleh nilai indeks Williamson masing-masing kabupatenkota di Provinsi Sumatera
Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Indeks Williamson Antar KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2010-2013
No KabupatenKota
2010 2011
2012 2013
Rerata 1
Nias 0.0485
0.0474 0.0468
0.0460 0.0472
2 Mandailing natal
0.0579 0.0573
0.0566 0.0557
0.0569 3
Tapanuli Selatan 0.0134
0.0129 0.0125
0.0125 0.0128
4 Tapanuli Tengah
0.0749 0.0757
0.0765 0.0767
0.0760 5
Tapanuli Utara 0.0331
0.0331 0.0327
0.0320 0.0327
6 Toba Samosir
0.0419 0.0419
0.0420 0.0418
0.0419 7
Labuhanbatu 0.0093
0.0069 0.0058
0.0048 0.0067
8 Asahan
0.0182 0.0174
0.0169 0.0177
0.0175 9
Simalungun 0.0219
0.0207 0.0192
0.0206 0.0206
10 Dairi
0.0024 0.0026
0.0029 0.0034
0.0028 11
Karo 0.0468
0.0461 0.0453
0.0418 0.0450
12 Deli Serdang
0.0319 0.0268
0.0220 0.0440
0.0312 13
Langkat 0.0004
0.0002 0.0006
0.0018 0.0008
14 Nias Selatan
0.0663 0.0654
0.0654 0.0658
0.0657 15
Humbang Hasundutan 0.0246
0.0247 0.0246
0.0243 0.0245
16 Pakpak Bharat
0.0254 0.0258
0.0261 0.0264
0.0259 17
Samosir 0.0177
0.0185 0.0194
0.0208 0.0191
18 Serdang Bedagai
0.0056 0.0076
0.0096 0.0119
0.0087 19
Batubara 0.2782
0.2745 0.2674
0.2573 0.2693
No KabupatenKota
2010 2011
2012 2013
Rerata 20
Padang Lawas Utara 0.0700
0.0699 0.0706
0.0713 0.0705
21 Padang Lawas
0.0725 0.0737
0.0748 0.0758
0.0742 22
Labuhanbatu Selatan 0.0487
0.0512 0.0498
0.0486 0.0496
23 Labuhanbatu Utara
0.0448 0.0455
0.0465 0.0479
0.0462 24
Nias Utara 0.0479
0.0473 0.0470
0.0465 0.0472
25 Nias Barat
0.0463 0.0458
0.0458 0.0454
0.0458 26
Silboga 0.0139
0.0140 0.0143
0.0152 0.0143
27 Tanjungbalai
0.0230 0.0211
0.0197 0.0179
0.0204 28
Pematangsiantar 0.0220
0.0225 0.0225
0.0220 0.0222
29 Tebing Tinggi
0.0079 0.0083
0.0088 0.0100
0.0087 30
Medan 0.5175
0.5351 0.5509
0.5382 0.5354
31 Binjai
0.0137 0.0138
0.0141 0.0147
0.0141 32
Padangsidimpuan 0.0419
0.0425 0.0431
0.0436 0.0428
33 Gunungsitoli
0.0077 0.0075
0.0073 0.0069
0.0073 Rata-rata Indeks Wiliamson
0.0547
Sumber : BPS Sumut Dalam Angka,diolah
Dari tabel diatas menujukan bahwa angka Indeks Williamson atau ketimpangan pembangunan dilihat dari PDRB perkapita atas harga konstan antar
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara selama periode 2010-2013, yaitu rata-rata sebesar 0.0547. Angka ini memberikan arti bahwa rata-rata ketimpangan
pembangunan antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara relatif kecil atau rendah.
Ketimpangan pembangunan antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara tergolong rendah, ini dikarenakan nilai indeks Williamsonnya mendekati
nilai 0. Sehingga jika ketimpangan semakin kecil maka semakin merata pendapatan baik dari pendapatan asli daerah tersebut maupun pemberian dana dari
pusat antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara. Dari nilai indeks Williamson antar kabupatenkota di Provinsi Sumatera
Utara, ada beberapa kota yang nilai ketimpangannya paling rendah dari rata-rata
seluruh kabupatenkota di Sumatera Utara yaitu Kabupaten Langkat yang memilki rata-rata dari tahun 2010-2013 sebesar 0.0008.
Nilai indeks Williamson yang semakin rendah akan menujukan bahwa semakin kecilnya tingkat ketimpangan pembangunan yang terjadi sehingga
tingkat pendapatan semakin merata. Dengan tingkat pendapatan yang semakin merata maka kesejahteraan di daerah tersebut akan meningkat. Tetapi hal ini tidak
berarti menunjukan bahwa kabupatenkota di Sumatera Utara tersebut lebih baik tingkat kesejahteran masyarakat dibandingkan dengan kabupatenkota lainnya
yang ada di Provinsi Sumatera Utara.Semua ini disebabkan karena setiap kabupatenkota memiliki potensi daerah yang berbeda-beda salah satunya sumber
daya alam yang dimiliki merupakan pemicu dalam pertumbuhan ekonomi wilayah daerah tersebut. Adanya berbedaan karakteristik dari suatu daerah akan
menyebabkan kecenderungan ketimpangan antar daerah. Sedangkan untuk nilai ketimpangan pembangunan yang paling tinggi
terdapat di daerah Kota Medan yang memiliki rata-rata indeks Williamson dari tahun 2010-2013 sebesar 0.5354, ini menandakan bahwa tingkat kemajuan
pembangunan pada kota Medan tersebut jauh di atas kabupaten dan kota lainnya yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini disebabkan karena lebih banyak
kegiatan perekonomian dan pembangunan terpusat di kota tersebut
.
Sehingga ini menimbulkan tidak meratanya pendapatan masyarakat dan ini akan
mengakibatkan tingkat kesejahteraan di daerah tersebut rendah.
3. Analisis Desentralisasi Fiskal
1. Derajat Desentralisasi Fiskal Pendapatan Asli Daerah DDF PAD