Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi Royalty; Perikanan berasal dari Pungutan Pengusahaan Perikanan dan Pungutan Hasil Perikanan; Pertambangan Minyak Bumi dibagi dengan imbangan 84,5 untuk 36 pemerintah pusat dan 15,5 untuk pemerintah daerah; Pertambangan Gas Bumi dibagi dengan imbangan 69,5 untuk pemerintah pusat dan 30,5 untuk pemerintah daerah; Pertambangan Panas Bumi untuk daerah sebesar 80 dan dibagi dengan rincian 16 untuk provinsi yang bersangkutan, 32 untuk kabupatenkota penghasil dan 32 untuk seluruh kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan UU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

2. Penelitian Terdahulu

1. Hadi Sasana 2009 yang berjudul “Analisis dampak pertumbuhan ekonomi, kesenjangan antar daerah, dan tenaga kerja terserap terhadap kesejahteraan di kabkota provinsi Jawa Tengah dalam era desenralisasi fiskal” Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, kesenjangan, serta tenaga kerja terserap terhadap kesejahteraan di kabupatenkota di provinsi Jawa tengah. Menggunakan metode analisis jalur path analysis. Kesimpulan dari penelitian pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja terserap berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Kesenjangan ekonomi antar daerah mempunyai hubungan yang negatif terhadap kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. 2. Rama Nurhuda, M. R. Khairul Muluk, Wima Yudo Prasetyo 2013 yang berjudul “Analisis ketimpangan pembangunan ; Studi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2011”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketimpangan yang terjadi, apakah hipotesis Kuznets berlaku di wilayah ini dan pengaruh variabel PDRB, PAD, DAU, dan IPM terhadap ketimpangan pembangunan. Teknik analisis yang digunakan adalah indeks wiliamson, hipotesis Kuznets, dan regresi berganda. Dengan menggunakan data Panel dari tahun 2005-2011. Hasil penelitian menujukan bahwa ketimpangan di Provinsi Jawa Timur masih rendah. Hipotesis Kuznets juga berlaku di Provinsi ini. PAD dan IPM berpengaruh negatif terhadap ketimpangan pembangunan. Sedangkan untuk PDRB dan DAU tidak diketahui pengaruhnya dikarenakan tidak memenuhi syarat dalam uji asumsi klasik. 3. Andreas P Kyriacou et al 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Fiscal decentralization and regional disparities: The importance of good governance” dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana mempertimbangkan kualitaspemerintah dalammengatasi hubungan antaradesentralisasi fiskaldankesenjangan antar daerah. Data yang digunakan yaitu diambil dari beberapa sampeldari24 negaraOECDselama periode1984-2006. Hasil penelitian menemukan bahwadesentralisasi fiskaldapat mempengaruhi suatu daerahdalam pengaturankualitaspemerintah yang lebih baik dan desentralisasi fiskal juga dapat mengurangiperbedaan pendapatandidaerah. Akan tetapipotensi initidak dapatdirealisasikankarena masalahtata kelolaterkait denganotoritassubnasional. Sehingga hal ini yang mengarah kedisparitasregional yang lebih luasdi negara-negaradengantata kelola yang buruk. 4. Roberto Ezcurra, Pedro Pascual 2008 dalam penelitian berjudul “Fiscal decentralization and regional disparities: evidence from several European Union countries” tujuan penilitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara desentralisasi fiskal dan kesenjangan antar wilayahdi negara-negara Uni Eropa. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data panel. Hasil penelitian menujukan bahwa desentralisasi fiskal berhubungan negatif dengan tingkat ketimpangan wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal berkontribusi untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah di negara-negara Uni Eropa. 5. Christian Lessmann 2009 dalam penelitian berjudul “Fiscal Decentralization and Regional Disparity : A Panel Data Approach for OECD Countries” penelitian ini untuk melihat dampak desentralisasi fiskal terhadap kesenjangan antar daerah dengan menggunakan analisis data panel untuk 17 negara OECD dari tahun 1980-2001. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan derajat yang semakin tinggi dari desentralisasi maka semakin berhubungan kuat dengan rendahnya ketimpangan wilayah. Di mana wilayah yang miskin tidak akan dirugikan dengan adanya desentralisasi, begitupun sebaliknya.

6. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Pengaruh Desentralisasi dan Pendapatan Perkapita terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Kota Provinsi Sumatera Utara

2 54 93

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

4 48 105

Analisis Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

13 88 142

Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Desentralisasi Fiskal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara.

1 60 72

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Utara

8 58 83

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Ketimpangan Pembangunan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 31 81

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Ketimpangan Pembangunan Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 27 81

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 24

KATA PENGANTAR - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 14