Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedasitas

berbeda nyata dengan distribusi normal. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan hasil Uji Normalitas di atas, baik dengan menggunakan metode Grafik Histogram, dengan menggunakan Normal P-Plot of regression Standardized residual, maupun dengan menggunakan Tabel Kolmogorov-Smienov Test, maka diperoleh hasil bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga dapat diproses dengan uji selanjutnya.

5.5.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat di antara variabel-variabel bebas X yang diikutsertakan dalam pembentukan model regresi linear. Untuk mendeteksi Multikolinearitas dapat dilihat dari program SPSS versi 16 yaitu dari nilai Variance Inflation Factor VIF dan nilai tolerance. Jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,1, maka model linier tersebut bebas dari Multikolinearitas. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16,00 maka diperoleh Tabel Hasil Uji Multikolinearitas sebagai berikut Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Tolerance VIF .929 1.077 .128 7.822 .127 7.848 Berdasarkan Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Tabel 5.6 diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,1 maka model linier tersebut bebas dari Multikolinearitas.

5.5.1.3 Uji Heteroskedasitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Heteroskedasitas terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varian yang sama untuk observasi. Akibat adanya Heteroskedasitas, penafsiran OLS tidak bias tetapi tidak efesien. Untuk mendeteksi Heteroskedasitas dapat dilihat dari program SPSS 16 yaitu grafik Scatterplot. Jika Scatterplot tidak membentuk pola dan tersebar maka hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi Heteroskedasitas. Dari hasil SPSS versi 16 dapat dilihat bahwa Grafik Scatteflot tidak membentuk pola dan tersebar maka hal ini menunjukan bahwa data tidak terjadi Heteroskedasitas. Gambar 5.3 Scatterplot 5.5.2. Uji Statistik 5.5.2.1 Koefisien Determinasi R 2 Koefisien Determinasi R 2 berfungsi untuk melihat sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependent. Nilai Koefisien Determinasi R 2 sebesar 0,825. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 82,5 alih fungsi lahan dapat dijelaskan oleh produktivitas padi, harga padi dan harga kelapa sawit, sedangkan sisanya sebesar 17,5 dipengaruhi oleh faktor- faktor lain di luar model. Berikut Tabel Hasil Koefisien Determinasi R 2 hasil olah data dengan SPSS 16. Tabel 5.5.2.1 Hasil Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .908 a .825 .820 849.29943 .825 180.35 1 3 115 .000 2.336 a. Predictors: Constant, harga_kelapa_sawit, produktivitas_padi, harga_padi b. Dependent Variable: luas_lahan

5.5.2.2 Uji Statistik F Uji Serempak