Karakteristik Pengemudi yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas

mengubah arah tanpa peringatan, mengemudi melawan arus lalu lintas, dan mengemudi tanpa helm. Penyebab kedua adalah kondisi tidak aman lingkungan jalan sebesar 2, misalnya jalan berlubang, kotoranpasir kerikil, hewan di jalan, debu dan benda-benda di jalan. Penyebab ketiga adalah kondisi tidak aman kendaraan yaitu ban pecah, ban kempes, ban selip, dan lampu sorot depan rusak. Penyebab terakhir adalah tentang kondisi cuaca saat hujan dan jalan basah yang memberikan kontribusi pengemudi mengalami kecelakaan Bondith, 2010.

5.2. Karakteristik Pengemudi yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas

Karakteristik faktor manusia yang akan dibahas ialah jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan kepemilikan SIM. Pengemudi yang paling banyak mengalami kecelakaan lalu lintas adalah jenis kelamin laki-laki 92,9, secara tidak langsung menyebabkan penurunan produktivitas secara massal. Hal ini disebabkan pengemudi laki-laki lebih banyak dibandingkan pengemudi perempuan. Tingkat keberanian pengemudi laki-laki juga lebih dibandingkan pengemudi perempuan, sehingga kepemilikan kendaraan lebih banyak oleh laki-laki. Hal ini didukung oleh penelitian Kartika 2009 bahwa pengemudi sepeda motor dengan jenis kelamin laki-laki adalah yang paling banyak mengalami kecelakaan lalu lintas Kartika, 2009. Pengemudi yang mengalami kecelakaan lalu lintas kebanyakan pekerja swasta yaitu sebesar 58,6. Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian Silaban 2004 bahwa pegawai swasta 38,41 adalah yang paling banyak terlibat kecelakaan lalu lintas di Kota Medan pada tahun 2002 Silaban, 2004. Dan penelitian Kartika 2009 bahwa pengemudi sepeda motor sebagai pekerja swasta 70 adalah yang paling Universitas Sumatera Utara banyak terlibat kecelakaan lalu lintas sepeda motor di Depok tahun 2008 Kartika, 2009. Jika dilihat dari segi usia, kecelakaan paling banyak melibatkan pengemudi berusia 17-60 tahun sebanyak 434 kecelakaan 90,2. Hal ini dapat dikarenakan usia tersebut adalah usia produktif yang tentu memiliki mobilitas yang tinggi. Usia termuda pengemudi yang terlibat kecelakaan lalu lintas adalah 11 tahun dan terdapat sebanyak 35 kecelakaan dimana usia pengemudi masih 11-16 tahun yangmerupakan pengemudi pemula dan tingkat emosi yang belum stabil yakni ceroboh dan tergesa- gesa. Pengemudi tersebut belum memiliki SIM sebagai ketentuan dalam mengemudi kendaraan. Menurut UU RI No. 22 tahun 2009 pasal 81, persyaratan kepemilikan SIM adalah minimal usia 17 tahun, sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter, sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis, dan lulus ujian teori, ujian praktik danatau ujian keterampilan melalui simulator UU RI No. 22 tahun 2009. Dan dapat dilihat pengemudi yang terlibat kecelakaan lebih banyak yang tidak memiliki SIM 62,6. Walaupun pengemudi yang memiliki SIM juga mengalami kecelakaan lalu lintas sebanyak 37,4. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak masyarakat berasumsi bahwa mengurus SIM secara normal sangat diperumit oleh pihak berwenang mengakibatkan para pengemudi menganggap kepemilikan SIM sungguh hanya untuk menghindari tilang. Kini banyak pengemudi yang memiliki SIM dengan menggunakan jasa calo sehingga pengetahuan tentang peraturan lalu lintas dan kemampuan mengemudi tidak diuji terlebih dahulu sebelum memiliki SIM. Usia tertua pengemudi adalah 71 tahun, dimana terdapat 12 kecelakaan 2,5 dengan pengemudi berusia 60 tahun. Pada usia tersebut, biasanya pengemudi lebih Universitas Sumatera Utara hati-hati namun mereka telah mengalami penurunan kesehatan mata dan kecepatan reaksi sehingga meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas.

5.3. Gambaran Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Waktu di Kota Medan