Pengertian Putusan Banding Tinjauan Kepustakaan

Penulisan skripsi ini diharapakan dpat memberi manffat untuk : 1. Manfaat teoritis Penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat dan masukan dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia akademis, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan tindak pidana membantu perdagangan orang yang dewasa ini banyak terjadi. Dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan konsep ilmiah yang dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan hukum di Indonesia 2. Manfaat secara praktis Secara praktis,penulisan skripsi ini dapat memberikan pengetahuan tentang kasus-kasus tindak pidana perdagangan orang yang terjadi dewasa ini dan bagaimana upaya pencegahan sehingga kasus-kasus tindak pidana perdagangan orang tidak akan terjadi lagi. Dan juga sebagai pedoman dan masukan baik bagi aparat penegak hukum maupun masyarakat umum dalam menentukan kebijakan dan langkah-langkah dalam memberantas tindak pidana perdagangan orang.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian Putusan Banding

Dalam huku m, banding artinya proses menentang keputusan hukum secara resmi. Prosedur banding, termasuk apakah seorang terdakwa memiliki hak banding, berbeda-beda di setiap negara. Di Indonesia banding diajukan di Pengadilan Tinggi yang terletak di ibukota provinsi. jika banding dimohonkan perkara menjadi mentah kembali. Banding Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh pihak yang berkepentingan pihak yang dikalahkan oleh putusan Pengadilan Negeri. Pihak yang mengajukan banding adalah pihak yang berkepentingan.Hal ini berarti,bahwa pihak yang dikalahkan yaituyang gugatantannya dititolak atau dikabulkan sebagian atau yang gugatannya tidak diterima atau ditolak.Banding untuk melengkapi bila putusan PN pengadilan Negeri itu salah atau kurang tepat dan menguatkan putusan PN jika putusan PN benar. Tenggang waktu banding adalah 14 hari semenjak pengumuman putusan PN. 2 Pengertian pidana dan tindak pidana Ada beberapa pengertian pidana menurut sarjana-sarjana yaitu : a Sudarto mengatakan yang dimaksud dengan pidana adalah “ Penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbutan yang memenuhi syarat-syarat tertentu. 6 b Van Hamel menyatakan arti pidana atau straf adalah suatu penderitaan yang bersifat khusus, yang telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang untuk menjatuhkan pidana atas norma negara sebagai penanggung jawab ketertiban hukum umum bagi seorang pelanggar, yakni semata-mata karena orang tersebut telah malanggar suatu perauran hukum yang harus ditegakkan. 7 6 Muladi dan Barda Nawawi Arief,Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Bandung: Alumni, 1992, hal 2 7 P.A.F.Lumintang, HukumPenitentier Indonesia, Bandung, 2002, hal 34 Universitas Sumatera Utara c Menurut Simon, pidana atau straf adalah suatu penderitaan yang oleh undang- undang pidana telah dikaitkan dengan pelanggaran terhadap suatu norma yang dengan suatu putusan hakim dijatuhkan bagi seseorang yang bersalah. 8 c Pidana dikenakan pada seseorang yang telah melakukan tindak pidana menurut undang-undang. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pidana mengandung unsur-unsur sebagai berikut : a Pidana pada hakekatnya merupakan suatu pengenaan penderitaan atau nestapa atau akibat-akibat lain yang tidak menyenangkan. b Pidana diberikan sengaja oleh orang atau badan yang mempunyai kekuasaan oleh yang berwenang. 9 Dalam rumusannya straffbaar feit adalah “tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannyadan oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum”. 10 1. Untuk adanya suatu straafbaar feit diisyaratkan bahwa disitu terdapat suatu tindakan yang dilarang ataupun yang diwajibkan dengan undang-undang dimana pelanggaran terhadap larangan atau kewajiban seperti itu telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum; Alasan dari Simons mengapa harus dirumuskan seperti diatas karena : 8 Ibid, hal 34 9 Muladi Barda Nawawi Arief, ibid,, hal 4 10 .S.T. Kansil Chistine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pidana, Cetakan I, Jakarta; PT. Pradnya Paramita, 2004, hal.37 Universitas Sumatera Utara 2. Agar suatu tindakan seperti itu dapat dihukum maka tindakan itu harus memenuhi semua unsur dari delik seperti yang dirumuskan dengan undang- undang; 3. Setiap straafbaar feit sebagai pelanggaran terhadap suatu larangan atau kewajiban menurut undang-undang itu, pada hakikatnya merupakan tindakan melawan hukum atau suatu onrechmatige handeling. Sifat melawan hukum timbul dari suatu kenyataan bahwa tindakan manusia bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, hingga pada dasarnya sifat tersebut bukan suatu unsur dari delik yang mempunyai arti tersendiri seperti halnya dengan unsur lain. b Pengertian Tindak Pidana Dalam hukum pidana, istilah tindak pidana berasal dari hukum pidana Belanda yaitu: Starfbaar feit, demikian juga dalam Wvs Hindia Belanda, tetapi tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan stafbaar feit, Oleh karena itu, para ahli hukum berusaha untuk memberikan arti dan istilah itu. Sayangnya sampai kini belun ada keseragaman pendapat. 11 a Pompe, Para ahli memberikan arti dari istilah terrsebut yaitu : 12 11 Adami Chazawi, Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-Teori, Pemidanaan dan Batas Berlakunya Hukum Pidanan, Raja Grafindo Persada, 2002, Hal 67 merumuskan Strafbaar feit adalah suatu pelanggaran kaidah penggangguan ketertiban hukum,terhadap nama pelaku , mempunyai kesalahan Universitas Sumatera Utara untuk pemidanaan adalah wajar untuk menyelenggarakan ketertiban hukum dan menjamin kesejahteraan umum, b Van Hamel 13 c Kepustakaan hukum pidana juga sering menggunakan istilah delik, sedangkan pembuat undang-undang mempergunakan istilah peristiwa pidana, atau perbuatan pidana atau tindak pidana. merumuskan Strafbaar feit sama dengan yang dirumuskan Simons, hanya menembahkan dengan kalimat “ tundakan mana bersifat dapat dipidana 14 e Menurut Ruslan Saleh, menggunakan istilah perbuatan pidana, misalnya dalam bukunya yang berjudul “Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana. 15 Bahwa ketika undang-undang memformulasikan berbagai bentuk tindak pidana serta unsur-unsurnya, maka dalam bagian umum pada suatu undang- undang dalam hukum pidana ,untuk menyatakan bersalah menurut hukum pidana menjatuhkan sanski pidana pada seseorang yang tidak memenuhi persyaratan umum tentu akan sulit. Tetapi tetap dapat mengandaikan sistem unsur-unsur perumusan tindak pidana pada pihak lain, sebagaimanan fiuraikan lebih lanjut melalui doktrin dan putusan-putusan pengadilan falam prateknya berfungsi dengan cukup baik sehingga tidaj menimbulkan banyak konflik 16 Analisa hukum pidana merupakan sebuah proses menganalisa ketentuan- ketentuan hukum pidana yang ada beserta segala sesuatu yang terkait didalamnya. 12 Pompe, Handboek vh Ned Strafrecht, hal 1 13 Van Hamel,Inleiding td Studies vh Ned Sr, dalam buku E,Y Kamter dan S.R Sianturi, hal 205 14 Bambang Poernomo,Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta, 1985, hal 90 15 Ibid 16 Jan Remelink, Hukum Pidana, Gramedia, Jakarta, 2003, Hal 85. Universitas Sumatera Utara Ketentuan hukum pidana ini juga mempunyai pengertian yang berdekatan dengan sistem hukum dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi masalah kejahatan dalam arti sebagai suatu usaha guna mengendalikan kejehatan agar berada dalam batas-batas toleransi masyarakat 17 Salah satu aspek hukum pidana bermaksud melindungi kepentinganbenda hukum dan hak asasi manusia dengan merumuskan norma-norma perbuatan yang dilarang, namun dilain pihak hukum menerapkan sanksi pidanatindakan kepada pelanggar norma. Sifat paradoksal hukum pidana ini sering digambarkan dengan ungkapan yang sangat terkenal “ Perlindungan benda hukum melalui penyerangan benda hukum, oleh karena itu sering dikatakan, bahwa ada sesuatu yang menyedihkan dalam hukum pidana, sehingga hukum pidana sering dinyatakan sebagi “ pedang bermata dua”. . 18 17 Mardjono Reksodipotro, Hak Asasi Dalam Sistem Peradilan Pidana, Jakarta: Universitas Indonesia, 1977, hal 8 18 Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Hukum Pidana. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1998, hal 17 Hermien Hadiati Koeswadji, mengatakan bahwa fungsi hukum pidana dalam masyarakat yang sedang mengalami proses modernisasi atau proses berkembang erat kaitannya dengan kegunaan hukum dalam proses tersebut. Kegunaan itu pada a Membentuk hukum baru b Memperkuat hukum yang sudah ada Universitas Sumatera Utara c Memperjelas batasan ruang lingkup fungsi hukum yang sudah ada, Hal ini sangat bergantung pada hakikat dan fungsi hukum dalam masyarakat yang bersangkutan 19 Beberapa ketentuan yang diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 2 Tahun 1986 tentang Pradilan Umum, pada pasal 4 . Rumusan-rumusan yang diberikan para sarjanan tersebut tebtunya ada perbedaan satu sama lin, walaupun pada intinya memberikan suatu rumusan yang nenyatakan perbuatan itu merupakan perbuatan yang melawan hukum

3. Yang dimaksud Pengadilan Tinggi

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Orang yang Dengan Sengaja Tidak Melaporkan Adanya Tindak Pidana Menguasai Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 409/Pid.B/2014/PN.Mdn.)

2 54 90

Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

2 99 187

Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Bebas (vrijspraak) terhadap Terdakwa dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan No.51/Pid.Sus.K/2013/PN.Mdn)

2 101 101

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia)

1 74 133

Analisa Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Putusan Hakim Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 43 146

Analisa Hukum Pidana Terhadap Putusan Banding Pengadilan Tinggi Medan Tentang Membantu Melakukan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Analisa Putusan Pengadilan Tinggi Medan No :743/pid/2008/PT-Mdn)

0 71 97

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

Penegakan Hukum Terhadap Oknum Polri Sebagai Pelaku Tindak Pidana Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 479/Pid.B/2011/Pn.Mdn)

1 50 102

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 04/Pid. Sus/2011/Pt. Bjm)

3 98 139

Persepektif Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Pengadilan Tentang Tindak Pidana Kekerasan Atau Penganiayaan Yang Mengakibatkan Cacat Permanen

0 8 89