karena syarat upah dalam Islam adalah adil. Adil itu tidak hanya dilihat dari sisi tenaga kerja ajir, tetapi juga dari sisi majikan musta’jir.
Oleh sebab itu Islam tidak membenarkan penetapan upah yang hanya memperhatikan tenaga kerja, yaitu bertujuan hanya untuk
mensejahterakan tenaga kerja semata. Di sisi lain pihak produsen atau majikan juga diperhatikan kesejahteraannya.
C. Penerapan Minimum Upah di KSP Mekar Jaya dalam Pandangan Ekonomi Islam
1. Konsep Adil dan Layak
Upah adalah imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaannya dalam bentuk imbalan materi di dunia Adil dan Layak dan dalam
bentuk imbalan pahala di akhirat.
a. Adil
Seorang pengusaha tidak diperkenankan bertindak kejam terhadap buruh dengan menghilangkan hak sepenuhnya dari bagian
mereka. Upah ditetapkan dengan cara yang paling tepat tanpa harus menindas pihak manapun, setiap pihak memperoleh bagian yang sah
dari hasil kerja sama mereka tanpa adanya ketidakadilan terhadap pihak lainnya. Organisasi yang menerapkan prinsip keadilan dalam
pengupahan mencerminkan organisasi yang dipimpin oleh orang- orang bertaqwa . Konsep adil ini merupakan ciri-ciri organisasi yang
bertaqwa, Al-Qur’an menegaskan dalam surat Al-Maidah ayat 8 :
ءادرهرسسشهْ هلسسللللْ ن ر يملاُوشسسقرْ امُوسسُنهُوك
ه ْ امُوسسنهمرآْ نريذلسسلشاْ َاهريدأرْ َاير امُولهدلعمترْ ل
ش أرْ َىلرعرْ م ر ُومقرْ ن
ه َآنرش ر ْ م
م ك ه نشمررلجميرْ لرورْ ط
ل س م قللمَابل
هرسسلللاْ نشإلْ هرسسلللاْ امُوسسقهتشاورْ َىُورسسقمتشلللْ ب ه ررسسقمأ
ر ْ ُورسسههْ امُولهدلعما ن
ر ُولهمرعمترْ َامربلْ رنيبلخر
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan
71
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” QS.Al-Maidah : 8 .
10
Tafsir Jalalain : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu selalu berdiri karena Allah menegakkan kebenaran-kebenaran-Nya
menjadi saksi dengan adil dan janganlah kamu terdorong oleh kebencian kepada sesuatu kaum yakni kepada orang-orang kafir
untuk berlaku tidak adil hingga kamu menganiaya mereka karena permusuhan mereka itu. Berlaku adillah kamu baik terhadap lawan
maupun terhadap kawan karena hal itu artinya keadilan itu lebih dekat kepada ketakwaan. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan sehingga kamu akan menerima pembalasan daripadanya.
11
1 Adil bermakna Jelas dan Transparan
Sebagaimana firman Allah SWT :
ل ر سسجرأ
ر ْ َىسسلرإلْ نريمدرسسبلْ متهنيرادرسسترْ اذرإلْ امُوسسنهمرآْ نريذلسسلشاْ َاهريدأرْ َاير ل
ر ورْ للدمسسعرلمَابلْ ب ن تلَاك
ر ْ ممكهنريمبشْ بتهكميرلمورْ ههُوبهتهكمَافرْ َىممس ر مد
ب م سستهك
م يرلمفرْ ههسسلللاْ ههسسمرلشعرْ َاسسمركرْ ب ر سستهك
م يرْ نمأرْ ب ن تلَاسسك
ر ْ ب ر أ
م سسير ل
ر ورْ ههسسبشررْ هرسسلللاْ قلسستشيرلمورْ ق د سسح
ر لماْ هلسسيملرع ر ْ ِيذلسسلشاْ ل
ل للمميهلمور ق
د سسح ر لماْ هلسسيملرع
ر ْ ِيذلسسلشاْ ن ر َاسسك
ر ْ نإسسفرْ َائحيمسسشرْ ههسسنمملْ س م
خ ر بمير
ُورسسههْ لشسسمليهْ نأرْ عهيط ل ترسسس
م يرْ ل ر ْ ومأرْ َافحيعلسسض
ر ْ ومأ ر ْ َاهحيفلسسسر
نسسمْ ن ل يمدريهلسسش
ر ْ امودههلسسشمترس م اورْ ل
ل دمسسعرلمَابلْ ههيدللورْ ل م للمميهلمفر
ن ل َاسسترأ
ر ررمماورْ لنسسجهررفرْ نلسسيملرجهررْ َاسسُنرُوكهيرْ مملشْ نإلفرْ ممكهللَاجررب َامرههادرسسحمإمْ ل
ش سسض ل ترْ نأرْ ءادرهرسسش
د لاْ ن ر سسملْ ن
ر ُومسسض ر رمترْ نمشمل
َاسسمرْ اذرإلْ ءادرهرسسش د لاْ ب
ر أ م يرْ لرورْ َىررخملهاْ َامرههادرحمإلْ رركبذرتهفر
َىسسلرإلْ ارحسسيبلكرْ وأرْ ارحيغلص ر ْ ههُومبهتهك
م ترْ نأرْ امُوممهأرس م ترْ ل
ر ورْ امُوعهده ةلدرَاهرسسش
ش لللْ مهُوسسقمأرورْ هلسسلللاْ درسسنعلْ ط ه سسس
ر قمأ ر ْ ممسسكهللذرْ هلسسللجرأر
ةحررسسض ل َاحرْ ةحررَاسسجرتلْ ن
ر ُوسسك ه ترْ نأرْ ل
ش إلْ امُوبهَاسستررمترْ لشأرْ َىسسُنردمأرور َاسسهرُوبهتهك
م ترْ ل ش أرْ حنَاسسنرجهْ ممسسكهيملرعرْ س
ر سسيملرفرْ ممك
ه نريمبرْ َاهرُنرورهيدلته
10 Muhammad Mustofa, Skripsi Sarjana : “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Upah Minimum Pasal 1 Ayat 1 dan 2 Dalam Permenakertrans Nomor : PER-17MENVIII2005 ,
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009, hlm 29-30. 11. Asy-Syayuthi dan Al-Mahally, Tafsir Jalalain , Q.S [05]: 08.
72
دنيهلسسشرْ ل ر ورْ ب
ن تلَاسسك ر ْ رشَآسسض
ر يهْ ل ر ورْ ممتهعميرَاسسبرترْ اذرإلْ امومدههلشمأرور
هرسسلللاْ امُوسسسقهتشاورْ ممسسسكهبلْ ق ن ُوسسس
ه فهْ ههُنشإلسسفرْ امُوسسسلهعرفمترْ نإلور ْ م
ن يللع ر ْ ءرَّي
م ش ر ْ ل
ب ك ه بلْ ههلللاورْ ههلللاْ مهكهمهلبعريهور
ْ ْ ْ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan apa yang akan ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah keadaannya atau Dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
di antaramu. jika tak ada dua oang lelaki, Maka boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan memberi keterangan apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguanmu. Tulislah
muamalahmu itu, kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu,
jika kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan.
jika kamu lakukan yang demikian, Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah;
Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu” QS. Al-Baqarah : 282 .
Tafsir Jalalain : Hai orang-orang yang beriman Jika kamu
mengadakan utang piutang, maksudnya muamalah seperti jua beli, sewa-menyewa, utang-piutang dan lain-lain secara tidak tunai,
misalnya pinjaman atau pesanan untuk waktu yang ditentukan atau diketahui, maka hendaklah kamu catat untuk pengukuhan dan
menghilangkan pertikaian nantinya. Dan hendaklah ditulis surat utang itu di antara kamu oleh seorang penulis dengan adil
maksudnya benar tanpa menambah atau mengurangi jumlah utang atau jumlah temponya. Dan janganlah merasa enggan atau
73
berkeberatan penulis itu untuk menuliskannya jika ia diminta, sebagaimana telah diajarkan Allah kepadanya, artinya telah diberi-
Nya karunia pandai menulis, maka janganlah dia kikir menyumbangkannya. Kaf di sini berkaitan dengan yaba Maka
hendaklah dituliskannya sebagai penguat dan hendaklah diimlakkan surat itu oleh orang yang berutang karena dialah yang dipersaksikan,
maka hendaklah diakuinya agar diketahuinya kewajibannya, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Tuhannya dalam mengimlakkan
itu dan janganlah dikurangi darinya, maksudnya dari utangnya itu sedikit pun juga. Dan sekiranya orang yang berutang itu bodoh atau
boros atau lemah keadaannya untuk mengimlakkan disebabkan terlalu muda atau terlalu tua atau ia sendiri tidak mampu untuk
mengimlakkannya disebabkan bisu atau tidak menguasai bahasa dan sebagainya, maka hendaklah diimlakkan oleh walinya, misalnya
bapak, orang yang diberi amanat, yang mengasuh atau penerjemahnya dengan jujur. Dan hendaklah persaksikan utang itu kepada dua
orang saksi di antara laki-lakimu artinya dua orang Islam yang telah balig lagi merdeka Jika keduanya mereka itu bukan, yakni kedua
saksi itu dua orang laki-laki, maka seorang laki-laki dan dua orang perempuan boleh menjadi saksi di antara saksi-saksi yang kamu
sukai disebabkan agama dan kejujurannya. Saksi-saksi wanita jadi berganda ialah supaya jika yang seorang lupa akan kesaksian
disebabkan kurangnya akal dan lemahnya ingatan mereka, maka yang lain yang ingat akan mengingatkan kawannya, yakni yang lupa. Ada
yang membaca tudzkir dan ada yang dengan tasydid tudzakkir. Jumlah dari idzkar menempati kedudukan sebagai illat, artinya untuk
mengingatkannya jika ia lupa atau berada di ambang kelupaan, karena itulah yang menjadi sebabnya. Menurut satu qiraat in syarthiyah
dengan baris di bawah, sementara tudzakkiru dengan baris di depan sebagai jawabannya. Dan janganlah saksi-saksi itu enggan jika ma
sebagai tambahan mereka dipanggil untuk memikul dan memberikan
74
kesaksian dan janganlah kamu jemu atau bosan untuk menuliskannya, artinya utang-utang yang kamu saksikan, karena
memang banyak orang yang merasa jemu atau bosan biar kecil atau besar sedikit atau banyak sampai waktunya, artinya sampai batas
waktu membayarnya, menjadi hal dari dhamir yang terdapat pada taktubuh Demikian itu maksudnya surat-surat tersebut lebih adil di
sisi Allah dan lebih mengokohkan persaksian, artinya lebih menolong meluruskannya, karena adanya bukti yang mengingatkannya dan
lebih dekat, artinya lebih kecil kemungkinan untuk tidak menimbulkan keraguanmu, yakni mengenai besarnya utang atau jatuh
temponya. Kecuali jika terjadi muamalah itu berupa perdagangan tunai menurut satu qiraat dengan baris di atas hingga menjadi khabar
dari takuuna sedangkan isimnya adalah kata ganti at-tijaarah yang kamu jalankan di antara kamu, artinya yang kamu pegang dan tidak
mempunyai waktu berjangka, maka tidak ada dosa lagi kamu jika kamu tidak menulisnya, artinya barang yang diperdagangkan itu
hanya persaksikanlah jika kamu berjual beli karena demikian itu lebih dapat menghindarkan percekcokan. Maka soal ini dan yang
sebelumnya merupakan soal sunah dan janganlah penulis dan saksi -maksudnya yang punya utang dan yang berutang- menyulitkan atau
mempersulit, misalnya dengan mengubah surat tadi atau tak hendak menjadi saksi atau menuliskannya, begitu pula orang yang punya
utang, tidak boleh membebani si penulis dengan hal-hal yang tidak patut untuk ditulis atau dipersaksikan. Dan jika kamu berbuat apa
yang dilarang itu, maka sesungguhnya itu suatu kefasikan, artinya keluar dari taat yang sekali-kali tidak layak bagi kamu dan
bertakwalah kamu kepada Allah dalam perintah dan larangan-Nya Allah mengajarimu tentang kepentingan urusanmu. Lafal ini menjadi
hal dari fi`il yang diperkirakan keberadaannya atau sebagai kalimat baru. Dan Allah mengetahui segala sesuatu.
12
12. Asy-Syayuthi dan Al-Mahally, Tafsir Jalalain , Q.S [02]: 282.
75
Berdasarkan ayat Al-Qur’an diatas maka dapat diketahui bahwa prinsip utama keadilan terletak pada kejelasan akad transaksi dan
komitmen melakukannya. Akad dalam perburuhan adalah akad yang terjadi antara pekerja dengan pengusaha, artinya sebelum pekerja
dipekerjakan, harus dijelaskan dahulu mengenai jenis pekerjaan, jangka waktu, serta besarnya upah yang akan diterima oleh pekerja.
Yusuf al-Qardawi menjelaskan dalam kitabnya Pesan Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam , sebagai berikut :
Sesungguhnya seorang pekerja hanya berhak atas upahnya jika ia telah menunaikan pekerjaanya dengan semestinya dan sesuai
dengan kesepakatan, karena umat Islam terikat dengan syarat- syarat antar mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram. Namun, jika ia membolos bekerja tanpa alasan yang benar atau sengaja menunaikannya dengan tidak
semestinya, maka sepatutnya hal itu diperhitungkan atasnya dipotong upahnya karena setiap hak dibarengi dengan kewajiban. Selama ia
mendapatkan upah secara penuh, maka kewajibannya juga harus dipenuhi. Sepatutnya hal ini dijelaskan secara detail dalam peraturan
kerja yang rnenjelaskan masing-masing hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Hadits lain yang menjelaskan tentang waktu pembayaran upah ini adalah :
َىلشسسص ر ْ َّي
ب سسبلنشلاْ ن ل ع
ر ْ ههنمعرْ ههلشلاْ َّيض ل ررْ ةررريمررههْ َّيبلأ
ر ْ نمعر ل
ر َاقرْ مرلشس ر ورْ هليملرع
ر ْ ههلشلا :
َاسسُنرأرْ ةنسسثرلثرْ َىلرَاسسعرترْ ههسسلشلاْ لرَاقرْ رردرسسغرْ مشسسثهْ َّيسسبلْ َىسسط
ر عمأرْ لنجهررْ ةلمرَايرقللماْ مرُوميرْ ممههمهص م خر
76
ارحسسيجلأرْ ررجرأ م ترسسسماْ لنجهررورْ ههنرمرثرْ لركرأرفرْ ارمحهْ عرَابرْ لنجهررور
ههررجمأرْ هلط ل عميهْ م
م لرورْ ههنمملْ َىفرُومترس م َافر
.
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad Saw. Bahwa beliau bersabda: “Allah telah berfirman: “Ada tiga jenis
manusia dimana Aku adalah musuh mereka nanti di hari kiamat. Pertama, adalah orang yang membuat komitmen akan memberi atas
nama-Ku bersumpah dengan nama-Ku, kemudian ia tidak memenuhinya. Kedua, orang yang menujual seorang manusia bebas
bukan budak, lalu memakan uangnya. Ketiga, adalah orang yang menyewa seorang upahan dan mempekerjakan dengan penuuh, tetapi
tidak membayar upahnya” HR.Bukhari
Hadits-hadits diatas menegaskan tentang waktu pembayaran upah, agar sangat diperhatikan. Keterlambatan pembayaran upah,
dikategorikan sebagai perbuatan yang zalim dan orang yang tidak membayar upah para pekerjanya termasuk orang dimusuhi oleh Nabi
SAW pada hari kiamat. Dalam hal ini, Islam sangat menghargai waktu dan sangat menghargai tenaga seorang karyawan.
KSP Mekar Jaya berupaya memberikan upah secara adil yang dengan bermakna jelas dan transparan. Dalam memberikan upah, KSP
Mekar Jaya menghitung upah dengan perhitungan selama karyawan tersebut bekerja. Upah diberikan sebulan sekali tanpa keterlambatan
dengan prosedur kesepakatan yang telah disepakati pada saat karyawan dan pihak KSP Mekar Jaya melalakukan kontrak kerja.
Pembayaran upah yang dilakukan oleh pihak KSP Mekar Jaya yang sebulan sekali dibayarkan kepada karyawan yang tetap ataupun
karyawan non tetap, sehingga tidak ada perbedaan dalam waktu pembayaran upah.
2 Adil Bermakna Proporsional
Prinsip adil bermakna proporsional ini disebutkan dalam
77
beberapa firman Allah SWT, sebagai berikut
13
:
لرْ م م سسههورْ ممههلرَاسسمرع
م أرْ م م ههيرفبُورسسيهللورْ اُوسسلهملع
ر ْ َاسسمشمبْ ت ن َاسسجررردرْ ل
ل سسك ه للور
ْ ن ر ُومهلرظ
م يه
Artinya : “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi
mereka balasan pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada
dirugikan” QS. Al-Ahqhaaf : 19 .
Tafsir jalalain : Dan bagi masing-masing mereka bagi masing- masing dari orang mukmin dan orang kafir derajat, derajat orang-
orang yang beriman memperoleh kedudukan yang tinggi di dalam surga, sedangkan derajat orang-orang kafir memperoleh kedudukan di
dasar neraka menurut apa yang telah mereka kerjakan berdasar pada amal ketaatan bagi orang-orang mukmin dan kemaksiatan bagi orang-
orang kafir dan agar Dia mencukupkan bagi mereka yakni Allah mencukupkan bagi mereka; menurut suatu qiraat dibaca
Walinuwaffiyahum pekerjaan-pekerjaan mereka maksudnya
balasannya sedangkan mereka tiada dirugikan barang sedikit pun, misalkan untuk orang-orang mukmin dikurangi dan untuk orang-orang
kafir ditambahi.
14
م م سستهنك
ه ْ َاسسمرْ لشإلْ نرومزرسسجمتهْ لرورْ َائحيمسسشرْ س ن
سسفمُنرْ مهسسلرظ م تهْ لرْ مرُوميرلمَاسسفر
ْ ن ر ُولهمرعمتر
Artinya : “Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah
kamu kerjakan.” QS. Yaasin : 54 .
Tafsir Jalalain : Pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit
13 Muhammad Mustofa, Skripsi Sarjana : “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Upah Minimum Pasal 1 Ayat 1 dan 2 Dalam Permenakertrans Nomor : PER-17MENVIII2005 ,
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2009, hlm 31-32. Selanjutnya ditulis: Mustofa, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Upah Minimum.
14. Asy-Syayuthi dan Al-Mahally, Tafsir Jalalain , Q.S [46]: 19.
78
pun dan kalian tidak dibalasi, kecuali dengan balasan apa yang telah kalian kerjakan.
15
ْ َىعرس ر ْ َامرْ لشإلْ نلَاس
ر ُنلم ل للْ س
ر يملشْ نأرور
ْ ْ ْ
Artinya : “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya”, QS. An- Najm : 39 .
Tafsir jalalain : Dan bahwasanya bahwasanya perkara yang sesungguhnya itu ialah seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya yaitu memperoleh kebaikan dari usahanya yang baik, maka dia tidak akan memperoleh kebaikan sedikit pun dari
apa yang diusahakan oleh orang lain.
16
Ayat-ayat di atas, menegaskan bahwa pekerjaan seseorang akan dibalas menurut berat pekerjaannya itu. Upah adalah hak dan bukan
pemberian sebagai hadiah. Upah hendaklah proporsional, sesuai dengan kadar kerja atau hasil produksi dan dilarang adanya
eksploitasi. Bila tenaga kerja merupakan faktor utama dalam produksi, maka selayaknya ia memperoleh imbalan yang lebih manusiawi.
Pemenuhan kebutuhan dasar manusia merupakan sistem dasar pengupahan manusiawi, baru setelah itu dikombinasikan dengan
unsur yang lainnya. Menurut Bapak Udin selaku Manager Umum di KSP Mekar
Jaya, semua karyawan dibayarkan upahnya sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukannya, yang mana besarnya upah dihitung
berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan.
b. Layak