Rangka Utama Sisir Rancangan Struktural

3. Rancangan Struktural

a. Rangka Utama

Buah jarak merupakan salah satu buah klimaterik dimana proses perubahan warna buah terjadi selama proses pematangan buah. Pematangan buah jarak tidak terjadi secara seragam oleh karena itu dilakukan perancangan awal. Dimana memperhitungkan sudut percabangan pohon jarak, letak munculnya buah pada pohon dan diameter kanopi pohon jarak. Gambar 35. Rangka utama Rancangan alat panen masih tahap dasar sehingga hanya memperhitungkan proses pemanenan, tidak termasuk pengumpulan buah setelah dipanen. Rangka dibuat agar dapat menyesuaikan lebar kanopi dan dapat menyangga sisir yang akan melewati pohon jarak. Karena alat panen akan di gandengkan dengan traktor maka alat di buat seringan mungkin namun tetap memperhatikan kekuatan bahan sehingga rangka tidak akan rusak ketika betabrakan dengan cabang-cabang pohon jarak. Rangka yang dirancang dapat mengumpulkan cabang-cabang pohon jarak yang memiliki diameter kanopi sekitar dua meter menjadi satu meter sehingga memudahkan penyisiran saat memanen. Rangka dibuat memiliki ketinggian sekitar 50 cm dari permukaan tanah karena rata-rata buah akan muncul setelah ketinggian tersebut atau dimulainya cabang primer pohon jarak. Dengan ketinggian alat panen sebesar satu meter maka tinggi pemanenan dapat mencapai sekitar 1-2 m tinggi pohon, karena batang jarak memiliki elastisitas yang tinggi. Rangka utama dari alat ini terdiri atas dua bagian yaitu kiri dan kanan yang hanya dihubungkan dengan pengatur sisir yang terdapat di atas rangka. Agar sisir tidak bergoncang saat menabrak percabangan maka diberi penyangga tambahan yang mencapai titik tengah sisir.

b. Sisir

Buah jarak pada umumnya muncul pada pangkal percabangan cabang terminal. Untuk memperoleh hasil panen yang baik buah yang berwarna kuning dan hitam, perlu dilakukan perancangan sudut pemanenan sehingga dapat menjangkau buah jarak baik di ujung cabang maupun di pangkal cabang. Untuk sudut pemanenan diperoleh terlebih dahulu dengan melakukan pengujian simulasi alat sehingga diperoleh sudut yang optimal pemanenanya adalah 45 o , dimana sudut percangan pohon jarak berkisar antara 40 o -45 o . Gambar 36. Sisir Sisir dirancang dengan panjang 45 cm, lebar 1.5 cm dan tebal 0.8 cm, sehingga menyerupai bentuk balok. Jarak antar jari-jari sisir sebesar 2.5 cm. Bahan dari sisir yang terbuah dari lembaran nylon putih memiliki kelenturan 2-4x10 9 Nm 2 . Cukup lentur untuk melewati cabang pohon jarak dan tidak merusak daun. Jarak antar anak sisir sebesar dua sentimeter sehingga member celah agar dapat dilewati cabang-cabang pohon jarak. Pada awal perancangan nylon yang digunakan ditempelkan ke rangka menggunakan rivet, namun setelah di uji ternyata nylon tersebut lepas dari rangka. Perbaikan yang dilakukan dengan mengunakan sistem baut dan mur efektif menempelkan nylon ke rangka. Namun terdapat kelemahan dimana apabila alat panen sering digunakan maka baut dan mur dapat longgar. Antisipasi yang dilakukan untuk mengurangi besarnya kelonggaran pada baut dan mur dengan menambahkan ring diantara kepala baut dan mur.

c. Pengatur jarak sisir