Marka Molekuler Pewarna Sel PKH-26

8 Sel testikular ikan rainbow trout dapat berkembang secara normal di dalam gonad ikan salmon triploid, sedangkan spermatogonia ikan salmon triploid normal steril tidak berkembang Gambar 6a. Terjadi perkembangan koloni oosit ikan rainbow trout pada ovary ikan salmon triploid setelah 17 bulan Gambar 6b bawah, sedangkan pada ikan triploid normal tidak terjadi perkembangan ovari Gambar 6b atas. Ekspresi GFP pada sel spermatogonia ikan rainbow trout dalam embrio salmon triploid merupakan bukti bahwa sel tersebut adalah sel donor Gambar 6c. Selanjutnya melalui pembuahan telur oleh sperma, maka diperoleh juvenile ikan rainbow trout dari induk ‘semang’ ikan salmon Gambar 6d.

2.3 Marka Molekuler

Marka molekuler atau lebih dikenal dengan marker DNA sudah banyak digunakan untuk melihat keragaman dari beberapa spesies ikan Tnanh et al., 2010. Pada transplantasi sel, marka molekuler digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan sel donor di dalam sel resipien dengan menggunakan primer spesifik. Menurut Okutsu et al. 2008 bahwa sel germinal donor ikan rainbow trout dapat diidentifikasi menggunakan primer spesifik berdasarkan sekuen gen vasa yang diamplifikasi dengan metode PCR, sehingga hanya DNA dari sel germinal ikan rainbow trout saja yang dideteksi oleh primer tersebut. Dalam pengembangan marka molekuler ikan nila putih, dan ikan nila hitam dapat menggunakan metode SNP single nucleotide polymorphism. SNP merupakan salah satu metode untuk skrining genom yang digunakan sebagai penanda yang terkait dengan lokus penanda karakter quantitative trait loci; QTLs Gibson Muse, 2004. Dari metode ini akan didapatkan perbedaan sekuen DNA yang selanjutnya dapat digunakan sebagai primer spesifik untuk mengidentifikasi DNA ikan nila putih dan ikan nila hitam.

2.4 Pewarna Sel PKH-26

Pewarna sel PKH-26 merupakan bahan kimia yang dapat menandai sel sehingga sel dapat berpendar dalam jangka waktu tertentu. PKH-26 dapat digunakan untuk berbagai jenis sel. Selain itu, bahan kimia ini juga memiliki sifat yang kuat, tidak bocor ataupun transfer dari sel ke sel. Dalam berbagai penelitian, 9 PKH-26 sering digunakan untuk menandai sel seperti penandaan bakteri yang dilakukan oleh Kollner et al. 2002 yang melabeli bakteri Aeromonas salmonicida dalam penelitiannya untuk mengetahui antibodi monoklonal pada ikan rainbow trout Oncorhynchus mykiss. Selain itu, pada penelitian Fischer et al. 1998 PKH-26 digunakan untuk menandai eritrosit pada ikan koki Carassius auratus. Terdapat tiga jenis kit PKH yang dapat digunakan untuk pelabelan sel antara lain PKH-2, PKH-67, dan PKH-26. PKH-2, dan PKH-67 merupakan pelabel sel berpendar hijau dengan eksitasi 490 nm dan emisi 504 nm, sementara PKH-26 adalah berpendar merah dengan eksitasi 551 nm dan emisi 567 nm. 10

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian