70
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa nilai koefisien dari persamaan regresi. Dalam kasus ini, persamaan regresi berganda yang digunakan adalah :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Y = Minat Nasabah Investasi Emas
X
1
= Pendapatan X
2
= Pendidikan a
= Kostanta b
1-2
= Koefisien Regresi e
= Variabel Pengganggu Dari output didapatkan model persamaan regresi :
Y = 3,725+ 0,150 X
1
+ 0,684 X
2
+ e
Dari persamaan regresi ini,dapat dilihat variabel bebas pendapatan dan pendidikan yang paling dominan mempengaruhi variabel terikat minat nasabah
investasi emas adalah variabel pendidikan. Pendidikan memiliki nilai beta sebesar 0,684 artinya apabila pendidikan mengalami perubahan sebanyak 10 maka minat
nasabah investasi emas akan berubah sebanyak 6,84. Dan pendapatan berada diurutan kedua yang mempengaruhi minat nasabah investasi emas. Memiliki nilai
Beta sebesar 0,150 apabila pendidikan semakin tinggi sebanyak 10 maka minat nasabah investasi emas sebanyak 1,5.
71
G. Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil penelitian pengaruh pendapatan dan pendidikan terhadap minat nasabah terhadap investasi emas, didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Variabel pendapatan secara parsial menunjukkan nilai koefisien beta sebesar
0,150 yang berarti pendapatan memiliki pengaruh positif terhadap minat nasabah untuk investasi emas sebesar 15. Hasil ini sesuai dengan asumsi penulis
bahwasannya pendapatan memiliki pengaruh tehadap minat seseorang dalam berinvestasi khususnya emas. Ketika seorang nasabah memiliki pendapatan yang
lebih maka akan dialokasikan pada investasi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Ahmad
Lapananrang tahun 2013 yang menyatakan bahwa tingkat upah berpengaruh terhadap investasi. Data yang digunakan adalah data statidtik tingkat upah
masyarakat Banten. Kemudian diperkuat dengan penelitian Norma dan Meliza tahun 2011
yang menyatakan bahwa pengetahuan keuangan dan pengalaman keuangan berpengaruh positif terhadap perilaku investasi. Norma dan Meliza
menggunakan responden masyarakat Surabaya dengan klasifikasi pendapatan keluarga lebih dari Rp. 2.000.000,-.
Hal ini sesuai dengan asumsi Ichsan Prasetyo tahun 2012 dalam jurnalnya menerangkan pendapatan merupakan cermin daya beli masyarakat,
semakin tinggi pendapatan per kapita suatu negara atau daerah maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.