22 Nilai pH pada setiap stasiun hampir sama. Nilai pH pada stasiun KJA berkisar
antara 5,5-6,0. Nilai pH di kedalaman 1 m adalah sama pada setiap waktu pengambilan contoh sedangkan pada kedalaman pH terendah terdapat pada waktu
pengambilan contoh hari ke- 15 sebesar 5,5 Gambar 6 e. Sedangkan Gambar 6 f menjelaskan bahwa nilai pH pada stasiun non-KJA berkisar antara 5,5-6,0. Nilai pH
terendah terdapat pada kedalaman 1 m yaitu sebesar 5,5 pada waktu pengambilan contoh hari ke-15 dan pada kedalaman 2 m nilai pH sama pada setiap waktu
pengambilan contoh. Oksigen merupakan parameter yang sangat signifikan bagi kelangsungan
hidup organisme akuatik. Pada Gambar 6 dapat diketahui bahwa nilai oksigen yang diperoleh berbeda pada setiap kedalaman. Nilai oksigen ini sangat dipengaruhi oleh
suhu, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian, serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut akan semakin kecil. Pada
stasiun KJA pada Gambar 6 g nilai oksigen terlarut yang diperoleh berkisar antara 3,0-7,6 mgl dengan nilai tertinggi berada pada kedalaman 1 m waktu pengambilan
sampel hari ke-15 yaitu sebesar 7.6 mgl dan terendah sebesar 3,0 mgl pada waktu pengambilan sampel hari ke-1 kedalaman 1 m dan setiap waktu pengambilan sampel
pada kedalaman 2 m. Sedangkan pada stasiun non-KJA Gambar 6 h nilai oksigen terlarut yang diperoleh berkisar antara 2,3-8,1 mgl. Nilai oksigen terlarut tertinggi
diperoleh pada waktu pengambilan sampel hari ke-29 kedalaman 1 m dengan nilai sebesar 8,1 mgl dan terendah sebesar 2,3 mgl pada waktu pengambilan sampel hari
ke-1 kedalaman 2 m.
4.1.4. Pengelompokkan larva chironomida genus Polypedilum berdasarkan
instar
Perkembangan larva chironomida dapat dilihat dari pola perkembangan instar. Perkembangan instar pada larva chironomida terdiri dari empat tahap yaitu mulai
dari instar I sampai dengan instar IV. Tahapan setiap instar tersebut ditentukan berdasarkan ukuran panjang dan lebar dari kapsul kepala larva chironomida.
Informasi mengenai tahap perkembangan larva chironomida genus Polypedilum di stasiun KJA pada setiap kedalaman dapat dilihat pada Gambar 7. Penentuan instar
ini menunjukkan bahwa larva chironomida genus Polypedilum yang ditemukan
23
selama waktu pengambilan contoh memiliki perkembangan larva yang terdiri atas empat instar. Pada Gambar 7 a dapat dilihat tahap perkembangan larva genus
Polypedilum stasiun KJA pada kedalaman 1 m, dimana instar pertama memiliki
panjang kepala dengan kisaran 61,3 µm sampai 140,3 µm dan memiliki lebar kepala dengan kisaran 63,5 µm sampai 141,8 µm. Tahap perkembangan larva pada instar
kedua memiliki panjang kepala dengan nilai antara 96,1 µm sampai 182,2 µm dan
lebar kepala berkisar antara 135,1 µm sampai 192,3 µm. Tahap perkembangan larva selanjutnya adalah pada instar ketiga dengan panjang kepala berkisar 164,2 µm
sampai 239,9 µm dan lebar kepala berkisar antara 192,2 µm sampai 248,9 µm.
Sedangkan tahap perkembangan larva instar keempat panjang kepala berkisar antara
188,8 µm sampai 387,1 µm dan lebar kepala berkisar antara 225,8 µm sampai 398 µm.
Informasi mengenai tahap perkembangan larva pada kedalaman 2 m dapat dilihat pada Gambar 7 b. Instar pertama memiliki kisaran panjang kepala dari 65,5
µm sampai 128,3 µm dan lebar kepala berkisar antara 70,5 µm sampai 142 µm. Tahap perkembangan selanjutnya adalah instar kedua dengan kisaran panjang kepala
102,3 µm sampai 184,6 µm dan memiliki lebar kepala berkisar antara 139,3 µm sampai 199,2 µm. Tahap perkembangan larva pada instar ketiga memiliki panjang
kepala 161,9 µm sampai 225,5 µm dan lebar kepala 197,2 µm sampai 248,9 µm. Sedangkan tahap perkembangan larva instar keempat memiliki panjang kepala 184,6
µm sampai 781,5 µm dan lebar kepala 218,8 µm sampai 692,3 µm
.
24
Gambar 7. Tahap perkembangan larva berdasarkan panjang dan lebar kapsul kepala
Polypedilum stasiun KJA pada kedalaman 1m a dan 2 m b
Panjang kapsul kepala µm
50 100
150 200
250 300
350 400
450
Le bar
k aps
ul k
epal a
µ m
50 100
150 200
250 300
350 400
450
Panjang kapsul kepala µm
50 100
150 200
250 300
350 400
450
Le bar
k aps
ul k
epal a
µ m
50 100
150 200
250 300
350 400
450
a
b
25
Informasi mengenai tahap perkembangan larva chironomida genus Polypedilum pada stasiun non-KJA per kedalaman dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 a dapat memberikan informasi mengenai tahap perkembangan larva genus Polypedilum pada kedalaman 1 m. Instar pertama memiliki kisaran panjang
kepala dari 59 µm sampai 130,3 µm dan lebar kepala dari 77,4 µm sampai 139,2 µm. Tahap perkembangan selanjutnya adalah instar kedua yang memiliki panjang
kepala dari 109 µm sampai 163,2 µm dan lebar kepala dari 138,3 µm sampai 184,6 µm. Tahap perkembangan larva pada instar ketiga memiliki panjang kepala dari
161,5 µm sampai 221 µm dan lebar kepala dari 193,4 µm sampai 241,1 µm. Sedangkan instar keempat memiliki panjang kepala dari 193,9 µm sampai 541,8 µm
dan lebar kepala 226,5 µm sampai 574,2 µm. Gambar 8 b menggambarkan tahap perkembangan larva Polypedilum pada
kedalaman 2 m. Instar pertama memiliki panjang kepala berkisar antara 65,9 µm sampai 139 µm dan lebar kepala dari 71 µm sampai 141,7 µm. Tahap selanjutnya
adalah instar kedua dengan kisaran panjang kepala 102,6 µm sampai 173,2 µm dan lebar kepala berkisar antara 142,9 µm sampai 198,1 µm. Tahap perkembangan larva
instar ketiga memiliki panjang kepala berkisar antara 167,3 µm sampai 225,5 µm dan lebar kepala dari 195 µm sampai 240,7 µm. Sedangkan pada tahap
perkembangan selanjutnya adalah instar keempat memiliki panjang kepala dari 201,1 µm sampai 589 µm dan lebar kepala 231 µm sampai 535,7 µm.
26
Gambar 8. Tahap perkembangan larva berdasarkan panjang dan lebar kapsul kepala
Polypedilum stasiun non-KJA pada kedalaman 1m a dan 2 m b
Panjang kapsul kepala µm
50 100
150 200
250 300
350 400
450
Le bar
k aps
ul k
epal a
µ m
50 100
150 200
250 300
350 400
450
Panjang kapsul kepala µm
50 100
150 200
250 300
350 400
450
Le bar
k aps
ul k
epal a
µ m
50 100
150 200
250 300
350 400
450
a
b
27
4.1.5. Uji t-dua contoh bebas