Multikolinieritas Heteroskedastisitas Rasio Efisiensi Rasio Biaya Operasional
22 Tabel 2 Perkembangan Jaringan Kantor Perbankan Syariah tahun 2007 -2013
Jenis Bank 2009
2010 2011
2012 2013
Bank Umum Syariah Jumlah Bank
6 11
11 11
11 Jumlah Kantor
711 1215
1401 1745
1998 Unit Usaha Syariah
Jumlah Bank 25
23 24
24 23
Jumlah Kantor 287
262 336
517 590
Bank Pengkreditan Rakyat Syariah Jumlah Bank
138 150
155 158
163 Jumlah Kantor
225 286
364 401
402 Total Kantor
1223 1763
2101 2663
2990
Sumber : Statistik Perbankan Syariah BI, 2014
Tabel di atas menunjukan perkembangan jaringan kantor Bank Umum Syariah di Indonesia. Peningkatan jumlah bank terbanyak terjadi di tahun 2010,
yaitu terdapat lima bank syariah baru yang didirikan. Bank Syariah tersebut adalah Bank Negara Indonesia Syariah, Bank Central Asia Syariah, Bank Victoria
Syariah, Bank Maybank Syariah, dan Bank Bukopin Syariah. Perkembangan jumlah bank dan kantor sebanding dengan perkembangan jumlah rekening pada
produk deposito bank syariah, hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 6 Perkembangkan jumlah rekening produk deposito pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada tahun 2008 hingga tahun 2013
Sumber: Statistik Perbankan Syariah BI, 2014 114739
150348 186400
224217 317712
356422
50000 100000
150000 200000
250000 300000
350000 400000
2008 2009
2010 2011
2012 2013
Ju m
lah re
ken in
g u n
it
Tahun
23 Rate of Return ROR
Rate of Return merupakan tingkat bagi hasil yang diberikan pihak bank kepada deposan pada Bank Umum Syariah BUS dalam satu tahun. Jumlah
pengembalian yang akan diterima oleh deposan tergantung pada kinerja perbankan syariah.
Gambar 7 Rate Of Return Bank Umum Syariah pada kuartal 3 tahun 2010 hingga kuartal 4 tahun 2013
Sumber : Bank Umum Syariah terkait, 2013 Data diolah
Gambar di atas menunjukan tren ROR yang menurun dari tahun ke tahun. Penurunan ROR diduga karenakan terjadi penurunan laba bersih yang dihasilkan
dari pembiayaan dan terjadi peningkatan pada pembiayaan yang kurang lancar, diragukan, dan macet. Besaran ROR tertinggi terdapat pada kuartal dua tahun
2010 yang mencapai 6.65.
Pada tahun 2013, besaran penyaluran dana untuk pembiayaan cukup tinggi, namun, jika dibandingkan dengan tahun 2012 peningkatannya mengalami
perlambatan akibat pertumbuhan ekonomi yang juga melambat dari 6.2 ditahun 2012 menjadi 5.78 ditahun 2013. Perlambatan ekonomi tersebut disebabkan
oleh perekonomian negara maju melambat yang menyebabkan menurunnya harga komoditas dunia. Aset perbankan syariah BUS dan UUS tahun 2013 tumbuh
Rp47.25 triliun atau tumbuh 24.23 dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari Rp195.01 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp242.27 triliun di tahun 2013.
Dengan pertumbuhan tersebut pangsa pasar aset perbankan syariah terhadap pangsa pasar aset nasional menjadi 4.89 Laporan Keuangan BSM 2013.
Penyaluran pembiayaan perbankan nasional masih mengandalkan sumber dana utama dari Dana Pihak Ketiga DPK. Pada tahun 2013 tercatat Rp3 526
triliun atau tumbuh sebesar 13.6 melambat dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 15.8. Untuk menutup selisih kekurangan bank nasional akibat
peningkatan pembiayaan yang tidak ditopang dengan peningkatan DPK, maka perbankan nasional mencairkan aset likuid yang ditempatkan di BI dan bank lain
serta obligasi korporasi Laporan BSMI 2013.
4,50 5,00
5,50 6,00
6,50 7,00
Q3 Q4
Q1 Q2
Q3 Q4
Q1 Q2
Q3 Q4
Q1 Q2
Q3 Q4
2010 2011
2012 2013
P er
sen