29 menandakan bahwa nilai p-value lebih besar dari taraf nyata
α 0,05. Dengan demikian maka tidak cukup bukti untuk menolak H0, artinya data residual pada
penelitian menyebar normal.
2. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas pada model dilihat dari nilai koefisien matriks antar variabel yang memiliki nilai korelasi lebih dari 0.8. Pada tabel
multikolinieritas terdapat korelasi sebesar 0.99 antara CAR dan BOPO. Peneliti menggunakan variabel BOPO dan mengeliminasi variabel CAR karena model
yang menggunakan variabel BOPO lebih baik dibandingkan dengan model yang menggunakan variabel CAR. Dengan demikian persyaratan kecukupan telah
terpenuhi sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas dalam estimasi model penelitian.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas pada model dapat dilihat dengan membandingkan Sum Square Resid Weight Statistic dengan Sum Squared Resid Unweight Statistic.
Pada penelitian diperoleh nilai Sum Squared Resid Unweight Statistic sebesar 22.94. Sedangkan nilai Sum Square Resid Weight Statistic sebesar 81.47 yang
berarti lebih besar daripada nilai Sum Squared Resid Unweight Statistc. Hal ini membuktikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model. Pelanggaran
asumsi heteroskedastisitas dapat diabaikan apabila dengan pemberian bobot dalam model perlakuan GLS Generalized Least-square.
4.
Uji Autokorelasi Uji yang paling umum digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah
dengan melihat nilai Durbin Watson. Nilai Durbin Watson sebesar
1.82, dimana tidak berada pada kisaran
angka 1.54723 – 1.77318. Namun permasalahan tersebut
dapat diabaikan dengan model estimasi FEM menggunakan SUR standar errors, karena metode ini mengizinkan korelasi residual antar komponen cross section.
Eviews user‟s guide, hlm 866
Evaluasi Model berdasarkan Kriteria Statistik
1.
Koefisien Determinasi R Squared
Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh R-Squared R
2
yang dihasilkan adalah sebesar
85.69
yang menunjukkan bahwa besar keragaman tingkat bagi hasil produk deposito mudharabah dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar
85.69
, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 2. Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel Rate of Return ROR secara bersama-sama. Dari hasil uji F diperoleh
nilai probabilitas F-statistik sebesar 0. 0000 α 5. Hal ini menunjukan bahwa
secara simultan terdapat setidaknya satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap variabel Rate of Return ROR.
30
3. Uji-t
Uji-t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhap variabel Rate of Return ROR secara parsial. Dari hasil uji-t diperoleh hasil variabel NOM,
NPF, BOPO, dan suku bunga deposito bank umum berpengaruh signifikan pada taraf nyata sebesar 1
terhadap variabel ROR.
Evaluasi Model Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Evaluasi berdasarkan kriteria ekonomi perlu dilakukan untuk melihat kesesuaian tanda pada variabel bebas. Hasil uji menunjukkan bahwa Fixed Effect
Model FEM dengan menggunakan pembobotan cross section sur-white menghasilkan nilai uji t-stastistik dan R-squared yang paling baik.
Tabel 5 Hasil estimasi model dengan menggunakan metode fixed effect Model- Cross Section SUR
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
3.373 0.500
6.739 0.0000
NOM 0.078
0.018 4.344
0.0000 NPF
-0.264 0.083
-3.184 0.0021
FDR -0.001
0.002 -0.447
0.6563 BOPO
-3.83 x 10
-5
9.67E-06 -3.960
0.0002 SB
0.358 0.083
4.309 0.0001
Keterangan: Berdasarkan hasil t-test signifikan pada alpha 1
Pengaruh Net Operational Margin NOM terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah
Net Operational Margin NOM menunjukkan kemampuan manajeman bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bagi
hasil bersih dari pembiayaan yang diberikan. Pendapatan bagi hasil didapatkan dengan cara selisih pendapatan bagi hasil dikurangi dengan biaya bagi hasil.
Apabila bank syariah memiliki nilai NOM yang tinggi, maka bank tersebut sudah efektif dalam menyalurkan dana dan mampu menghasilkan pendapatan bagi hasil
yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya bagi hasil yang dikeluarkan.
Berdasarkan hasil estimasi, NOM berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Nilai koefisien yang dimiliki oleh NOM pada model
yaitu sebesar 4.34 yang berarti jika nilai NOM naik sebesar 1 maka tingkat bagi hasil deposito mudharabah akan mengalami kenaikan sebesar 4.34. Hasil
estimasi tersebut sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan sebelumnya yaitu, berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil. Hubungan positif
ini dapat dijelaskan karena peningkatan laba yang dihasilkan dari pembiayaan akan pula meningkatkan tingkat bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah.