Hubungan Antara Tingkat Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian, Daya

pertanian. Artinya kekurangan tenaga kerja pertanian pada suatu wilayah memberikan tambahan pada PDRB kecamatan, karena menarik tenaga kerja dari luar kecamatan ke kecamatan yang mengalami defisit tenaga kerja tersebut. Secara umum, daerah dengan status tenaga kerja pertanian yang defisit, merupakan gambaran banyaknya preferensi pekerjaan di luar pertanian, serta tingkat perkembangan wilayah yang lebih tinggi, sehingga pendapatan wilayahnya relatif tinggi, dan pendapatan sektor pertanian juga baik. Pengelolaan usahatani dilakukan lebih intensif, sehingga pendapatan sektor ini lebih tinggi. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa wilayah yang berstatus surplus Daya Dukung Lahannya memberikan skor kategorikal positif terhadap PDRB sektor pertanian. Artinya, daya dukung lahan secara umum mendukung usahatani. Daya dukung lahan yang rendah, juga memberikan PDRB sektor pertanian yang rendah pula. Untuk itulah perencanaan pembangunan yang dilakukan harus memperhatikan daya dukung lahan, karena daya dukung lahan dapat mempengaruhi pendapatan sektor pertanian dalam jangka panjang. Perencanaan pembangunan pertanian dengan tidak memperhatikan Daya Dukung Lahan, mungkin saja memberikan pendapatan sektor yang tinggi saat ini, namun terganggunya lingkungan serta terlampauinya daya dukung lahan pada akhirnya akan menurunkan kualitas lingkungan dan menurunkan pendapatan sektor pertanian. Untuk melihat hubungan antara hierarki wilayah dengan pendapatan sektor pertanian, dapat diketahui bahwa hierarki wilayah III menunjukkan skor kategorikal yang positif. Wilayah dengan hierarki III, umumnya masih berupa wilayah pertanian, sehingga pendapatan sektor pertanian di wilayah ini meningkat. Perencanaan pengembangan wilayah yang baik, diharapkan dapat memadukan antara kepentingan pembangunan sarana, prasarana dan infrasrtuktur dengan meminimalkan konversi lahan pertanian produktif, sehingga pendapatan sektor pertanian tidak terus menurun. Peranan sektor pertanian dalam meningkatkan daya dukung lahan serta penyedia pangan, menjadi pertimbangan yang harus diperhitungkan dengan baik. 7.2. Ketersediaan Tenaga Kerja, Daya Dukung Wilayah, Hierarki dan Hubungannya dengan Pengembangan Wilayah. Wilayah pertanian di Kabupaten Kudus sebagaiman tertuang dalam RTRW Kabupaten Kudus yang berlaku tahun 2003 -2012 dan tercantum dalam RPJMD yang termasuk kawasan Budidaya adalah : 1. Kawasan Pertanian Lahan Basah : Kec.Undaan dan sebagian Kec. Jekulo, Kec. Mejobo dan Kec. Kaliwungu. 2. Kawasan Pertanian Lahan kering : Sebagian Kec. Gebog, Kec. Dawe dan Kec. Jekulo. 3. Kawasan Perkebunan Rakyat : Sebagian Kec. Gebog dan Dawe 4. Kawasan Hutan Produksi : Gondoharum Kecamatan Jekulo dan Desa Wonosoco Kec. Undaan. 5. Kawasan peternakan dan perikanan : Tersebar di semua wilayah kecamatan, kecuali Kecamatan Kota. DES A BLIM BING KIDUL K . W u lan B aw ah K . T u n g g u l KECAMATAN KOTA DESA KRANDON KELURAHAN PURWOSARI KELURAHAN SUNGGINGAN KELURAHAN PANJUNAN KELURAHAN WERGU KULON KELURAHAN WERGU WETAN KELURAHAN MLATI KIDUL KELURAHAN MLATINOROWITO DESA RENDENG DESA MLATI LOR DESA BARONGAN DESA KRAMAT DESA NGANGUK DESA JANGGALAN DESA DEMANGAN DESA DAMARAN DESA KERJASAN DESA KAUMAN DESA LANGGARDALEM DESA SINGOCANDI DESA KALIPITU DESA BURIKAN DESA KAJEKSAN DESA GLANTENGAN DESA DEMAAN K . S e ra n g DES A BULUNG KULON DES A BULUNGCANGKRING DESA WONOS OCO DES A LAMB ANGAN DES A KALIREJO DES A GLAGAHWARU DES A KUTUK DES A MEDINI DESA SAMBUNG KECAMATAN UNDAAN DES A UNDAAN KIDUL KABUPATEN KUDUS DES A LARIKREJO DESA WATES DESA NGEMP LAK DES A KARANGROWO DES A UNDAAN TENGAH DES A SIDOMULYO DES A GONDOHARUM DESA TERBAN KECAMATAN KALIWUNGU KECAMATAN GEBOG KECAMATAN KOTA KECAMATAN JATI KECAMATAN MEJOBO KECAMATAN JEKULO KECAMATAN DAWE KECAMATAN BAE DES A UNDAAN LOR DES A PLADEN DES A KLALING DES A HADIPOLO DESA TANJUNGREJO DES A SADANG DES A HONGGOSOCO DES A KESAMBI DESA JOJO DES A HADIWARNO DES A GOLANTEPUS DES A TENGGELES DESA TEMULUS DESA MEJOBO DES A KIRIG DES A JEKULO DES A PAYAMAN DES A GULANG DES A JEPANG DES A RAHTAWU DES A MENAWAN DES A KEDUNGSARI DESA JUR ANG DES A BESITO DESA GONDOSARI DES A PADURENAN DES A GETASRABI DES A KLUMPIT DES A KARANGMALANG DES A GR IBIG DES A KALIWUNGU DES A PAPR INGAN DES A SIDOREKSO DES A GAMONG DES A MIJEN DESA KARANGAM PEL DESA KEDUNGDOWO DES A BANGET DESA GAR UNG KIDUL DES A SETR OKALANGAN DESA GARUNG LOR DESA P RAMB ATAN LOR DESA P RAMB ATAN KIDUL DES A CENDONO DES A COLO DES A KUWUKAN DES A TERNADI DESA SOCO DESA JAPAN DESA DUKUHWARINGIN DES A CR ANGGANG DESA TERGO DESA GLAGAH KULON DES A KANDANGMAS DESA MARGOREJO DESA REJOS ARI DESA KAJAR DES A LAU DESA P IJI DESA S AM IR EJO DESA PUYOH DESA NGEM BAL KULON DES A MEGAWON DES A TUMP ANGKRASAK DESA NGEMB ALR EJO DESA DERS ALAM DESA P EDAWANG DESA KARANGBENER DESA B AC IN DESA P UR WOREJO DESA P ANJANG DESA P EGANJARAN DESA BAE DESA B AKALAN KRAP YAK DES A GONDANGM ANIS DES A JETISKAPUAN DESA TANJUNGKARANG DES A JATI WETAN DESA LORAM WETAN DESA LORAM KULON DESA JATI KULON DESA P AS UR UHAN KIDUL DES A PASURUHAN LOR DESA GETAS PEJATEN DESA JEP ANGP AKIS D ESA KR ANDON K ELUR AH AN PUR WOSARI K ELUR AHAN SUNG GIN GAN DESA P LOSO K ELUR AHAN PANJ UNAN K ELUR AHAN WER GU K ULON K ELUR AHAN WER GU WETAN K ELUR AHAN M LA TI KIDUL K ELUR AHAN M LA TINO RO WITO D ESA RENDENG D ESA M LA TI LOR D ESA B ARO NGAN D ESA K RA MAT D ESA N GAN GUK D ESA JA NG GALAN D ESA D EMA NGAN D ESA D AMA RAN D ESA K ERJ ASAN D ESA K AU MAN D ESA LAN GG AR DALEM D ESA SING OC ANDI D ESA KA LIPITU D ESA BU RIKAN D ESA K AJ EK SAN D ESA G LA NTEN GAN D ESA DEMAAN K .Juwana Iriga si Jra tun K . W u la n K . J uw an a K . G a tet K . Pa tusa n K . Pa tusan K . Juw ana K . T a nip a K . L us i K . B a n g et K . D om bo K . T u n gg ul K . S ra b i K . Je mber K . J o g o tu o K . B li m b in g K . P lu m b u n g a n K . S eg er K . M a d a t K . K ed u n g m a s K . K r et eg w a ru K . S et ro K . P r a h o lo K . L o g u n g K . G elis K . D ombo K . S er ep K . B a ci n K . J a tip a s ek a n K . N g eto K . P e la n g K . K a ja r K . G ajah K . Silu go nggo K . P ij i B a ra t K . P ij i T im u r K . Juwana K . P o ce n u K . P ij i K . M r is en K . T a m b a k K . T um pa ng K . D aw e K . Biji K . S in do K . P a se ka n K . L o g u n g K . S a la m a n K . B eji DESA TERANGMAS KECAMATAN KOTA KABUPATEN PATI KABUPATEN GROBOGAN KABUPATEN DEMAK KABUPATEN PATI KABUPATEN PATI KABUPATEN JEPARA K . S ilu go ng go Kawasan Hutan Produksi Kawasan Permukiman Kawasan Pertambangan Kawasan Peruntukan Industri Kawasan Peruntukan Industri Non Polutan Kawasan Pariwisata Kawasan Campuran Kawasan Campuran Perumahan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa U 1 2 3 KM Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Kawasan Perkebunan Rakyat PROP. JAWA TENGAH PETA KAWASAN BUDIDAYA Gambar 45 Peta Kawasan Budidaya RTRW Kabupaten Kudus 2002-2011 Sumber : Bappeda Kabupaten Kudus Sedangkan untuk kawasan lindung, sebagai kawasan penyangga di kabupaten ini adalah Kawasan Lindung yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Pembagian Kawasan Lindung tersebut adalah sebagai berikut 1. Kawasan yang melindungi kawasan bawahannya, adalah kawasan yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap kawasan yang ada di bawahnya. Daerah dengan kemiringan lereng diatas 40, akan ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Lindung. Kawasan desanya meliputi : Desa Rahtawu dan Desa Menawan di Kecamatan Gebog, Desa Ternadi , Desa Kajar , Desa Colo , Desa Japan di Kecamatan Dawe. 2. Kawasan perlindungan setempat, adalah kawasan yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap daerah setempat yang meliputi : Kawasan Sempadan Sungai : Sungai Gelis, Sungai Piji, Sungai Logung, Sungai Wulan, dan Sungai Juana Kawasan Sekitar Mata Air : Mata Air di Kecamatan Gebog dan Dawe Kawasan Sekitar Waduk : Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe 3. Kawasan Cagar Budaya, adalah kawasan yang berfungsi untuk pelestarian peninggalan purbakala, budaya dan sejarah, yang terdapat di daerah kawasan sekitar Makam Sunan Muria Desa Colo di Kecamatan Dawe dan sekitar Makam Sunan Kudus Desa Kauman di Kecamatan Kota. 4. Kawasan Rawan Bencana Alam, adalah kawasan yang berfungsi memberikan perlindungan dan pengendalian terhadap terjadinya bencana alam. Kawasan ini terdiri dari 2 jenis bencana yaitu : Bencana alam tanah longsor, yang terdapat di Desa Rahtawu, Desa Menawan di Kec. Gebog dan Desa Terban di Kec. Jekulo. Bencana Alam Banjir yang terdapat di Kecamatan Undaan, Jekulo bagian selatan, Mejobo bagian Selatan, Jati Bagian Selatan dan Kaliwungu Selatan. KECAMATAN KOTA DESA KRANDON KELURAHAN PURWOSARI KELURAHAN SUNGGINGAN KELURAHAN PANJUNAN KELURAHAN WERGU KULON KELURAHAN WERGU WETAN KELURAHAN MLATI KIDUL KELURAHAN MLATINOROWITO DESA RENDENG DESA MLATI LOR DESA BARONGAN DESA KRAMAT DESA NGANGUK DESA JANGGALAN DESA DEMANGAN DESA DAMARAN DESA KERJASAN DESA KAUMAN DESA LANGGARDALEM DESA SINGOCANDI DESA KALIPITU DESA BURIKAN DESA KAJEKSAN DESA GLANTENGAN DESA DEMAAN K . S er an g DES A BULUNG KULON DES A BULUNGCANGKRING DESA WONOS OCO DES A LAMB ANGAN DES A KALIREJO DES A GLAGAHWARU DES A KUTUK DES A MEDINI DESA SAMBUNG KECAMATAN UNDAAN DES A UNDAAN KIDUL KABUPATEN KUDUS DES A LARIKREJO DESA WATES DESA NGEMP LAK DES A KARANGROWO DES A UNDAAN TENGAH DES A SIDOMULYO DES A GONDOHARUM DESA TERBAN KECAMATAN KALIWUNGU KECAMATAN GEBOG KECAMATAN KOTA KECAMATAN JATI KECAMATAN MEJOBO KECAMATAN JEKULO KECAMATAN DAWE KECAMATAN BAE DES A UNDAAN LOR DES A PLADEN DES A KLALING DES A HADIPOLO DESA TANJUNGREJO DES A SADANG DES A HONGGOSOCO DES A KESAMBI DESA JOJO DES A HADIWARNO DES A GOLANTEPUS DES A TENGGELES DESA TEMULUS DESA MEJOBO DES A KIRIG DES A JEKULO DES A PAYAMAN DES A GULANG DES A JEPANG DES A RAHTAWU DES A MENAWAN DES A KEDUNGSARI DESA JUR ANG DES A BESITO DESA GONDOSARI DES A PADURENAN DES A GETASRABI DES A KLUMPIT DES A KARANGMALANG DES A GR IBIG DES A KALIWUNGU DES A PAPR INGAN DES A SIDOREKSO DES A GAMONG DES A MIJEN DESA KARANGAM PEL DESA KEDUNGDOWO DES A BANGET DESA GAR UNG KIDUL DES A SETR OKALANGAN DESA GARUNG LOR DESA P RAMB ATAN LOR DESA P RAMB ATAN KIDUL DES A CENDONO DES A COLO DES A KUWUKAN DES A TERNADI DESA SOCO DESA JAPAN DESA DUKUHWARINGIN DES A CR ANGGANG DESA TERGO DESA GLAGAH KULON DES A KANDANGMAS DESA MARGOREJO DESA REJOS ARI DESA KAJAR DES A LAU DESA P IJI DESA S AM IR EJO DESA PUYOH DESA NGEM BAL KULON DES A MEGAWON DES A TUMP ANGKRASAK DESA NGEMB ALR EJO DESA DERS ALAM DESA P EDAWANG DESA KARANGBENER DESA B AC IN DESA P UR WOREJO DESA P ANJANG DESA P EGANJARAN DESA BAE DESA B AKALAN KRAP YAK DES A GONDANGM ANIS DES A JETISKAPUAN DESA TANJUNGKARANG DES A JATI WETAN DESA LORAM WETAN DESA LORAM KULON DESA JATI KULON DESA P AS UR UHAN KIDUL DES A PASURUHAN LOR DESA GETAS PEJATEN DESA JEP ANGP AKIS D ESA KR ANDON K ELUR AH AN PUR WOSARI K ELUR AHAN SUNG GIN GAN DESA P LOSO K ELUR AHAN PANJ UNAN K ELUR AHAN WER GU K ULON K ELUR AHAN WER GU WETAN K ELUR AHAN M LA TI KIDUL K ELUR AHAN M LA TINO RO WITO D ESA RENDENG D ESA M LA TI LOR D ESA B ARO NGAN D ESA K RA MAT D ESA N GAN GUK D ESA JA NG GALAN D ESA D EMA NGAN D ESA D AMA RAN D ESA K ERJ ASAN D ESA K AU MAN D ESA LAN GG AR DALEM D ESA SING OC ANDI D ESA KA LIPITU D ESA BU RIKAN D ESA K AJ EK SAN D ESA G LA NTEN GAN D ESA DEMAAN K .Juwana Iriga si Jra tun K . W ul an K . J uw an a K . G a tet K . Pa tusa n K . Pa tusan K . Juw ana K . T a nip a K . L usi K . B a ng et K . D om bo K . T u n gg ul K . S ra b i K . Je mber K . J o go tu o K . B li m b in g K . P lu m bu ng an K . S eg er K . M a d a t K . K ed u n g m a s K . K r et eg w a ru K . S et ro K . P r a h o lo K . L o g u n g K . G elis K . D ombo K . S er ep K . B ac in K . J a tip a s ek a n K . N g eto K . P el an g K . K a ja r K . G ajah K . Silu go nggo K . P ij i B a ra t K . P ij i T im u r K . Juwana K . P o ce n u K . P ij i K . M r is en K . T a m ba k K . T um pa ng K . D aw e K . Biji K . S in do K . P a se ka n K . L o g u n g K . S a la m a n K . B eji DESA TERANGMAS DES A BLIM BING KIDUL K . W u la n B aw ah K . T u ng gu l K . S ilu go ng go KECAMATAN KOTA KABUPATEN PATI KABUPATEN GROBOGAN KABUPATEN DEMAK KABUPATEN PATI KABUPATEN PATI KABUPATEN JEPARA Kawasan Hutan Lindung Kawasan Sempadan Sungai Kawasan Sekitar Mata Air Kawasan Sekitar Waduk Kawasan Cagar Budaya Kawasan Rawan Longsor Kawasan Rawan Banjir U SKALA 1 : 50.000 1 2 3 KM Batas Kabupaten Batas Kecamatan Jalan Sungai PETA KAWASAN LINDUNG PROP. JAWA TENGAH Gambar 46 Peta Kawasan Lindung RTRW Kabupaten 2002-2011 Sumber : Bappeda Kabupaten Kudus. Bila diamati antara perbandingan antara penggunaan lahan serta dokumen RTRW yang ada, dapat diketahui bahwa jumlah penggunaan lahan untuk hutan seluas 1021.51 ha atau 2.4 dari luas Kabupaten Kudus, yang di RTRW disebut sebagai kawasan untuk perlindungan dibawahnya dengan kemiringan lereng lebih dari 40, jumlahnya sangat sedikit sehingga apabila terjadi curah hujan yang sedikit lebih tinggi dari normal rawan untuk menimbulkan bencana banjir. Dapat dikatakan bahwa Daya Dukung Lingkungan sudah terganggu. Dari perhitungan Daya Dukung Lahan juga diketahui bahwa secara umum Daya Dukung Lahan di Kabupaten Kudus adalah Defisit. Artinya jumlah kebutuhan lahan lebih besar dari ketersediaan lahan yang ada. Meskipun dari hasil analisis sebaran tenaga kerja pertanian pada daerah berbasis pertanian hanya Kecamatan Jekulo serta Kecamatan Kaliwungu yang mengalami defisit tenaga kerja, namun dalam jangka panjang dengan bertambahnya preferensi dalam memilih pekerjaan, seiring dengan perbaikan sarana dan prasarana di Kabupaten Kudus dan peningkatan industrialisasi, keberadaan tenaga kerja pertanian perlu menjadi perhatian dalam meningkatkan daya dukung lahan di Kabupaten Kudus. Dengan ketersediaan tenaga kerja yang seperti sekarang pun, hanya satu kecamatan yaitu Kecamatan Dawe yang mengalami surplus Daya Dukung Lahan. Berkembangnya jumlah penduduk, pemanfaatan lahan untuk permukiman, sarana dan prasarana serta infrasturkur akan meningkatkan kebutuhan akan lahan, sehingga alihfungsi lahan tidak dapat dihindari. Perencanaan yang baik akan meminimalkan penggunaan lahan pertanian produktif untuk memenuhi kebutuhan lahan tersebut. Dengan tetap mempertahankan lahan pertanian produktif, diharapkan Daya Dukung Lahan dapat terjaga. Peran sektor pertanian sebagimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD adalah “Sebagai penyedia pangan”. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sebagian besar masih menggantungkan pada konsumsi beras sebagai sumber karbohidrat menyebabkan tingginya tekanan terhadap peningkatan produksi padi. Peningkatan produksi pangan itu sendiri ditentukan oleh intensifikasi, ekstensifikasi dan ketersediaan lahan. Secara umum lahan pertanian produktif mengalami penyusutan sebagai konsekuensi berkembangnya aktivitas sektor perekonomian yang menuntut ketersediaan lahan dan infrastruktur yang memadai. Konflik antar sektor ekonomi atas penggunaan lahan masih terus berlangsung seiring dengan pelaksanaan pembangunan. Fenomena ini kebanyakan menempatkan sektor pertanian pada posisi yang relatif kurang menguntungkan, sehingga akan menyebabkan pengalihan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian. Sedangkan isu strategis yang tertuang dalam RPJMD yang menyangkut sektor pertanian adalah sebagai berikut : Petani sebagai salah satu komponen penting yang harus diperhatikan dan harus diperhatikan dan diberdayakan agar diperoleh hasil yang maksimal. Upaya permberdayaan petani mulai terlihat dari paradigma baru program pertanian, bukan hal yang mudah untuk dilakukan, akan tetapi merupakan suatu hal yang sudah selayaknya untuk dilakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat petani. Pemerdayaan petani meliputi akses sumber daya lahan, hutan modernisasi pertanian teknologi, sumber daya manusia, sistem usaha pertanian pertanian, industri, kelembagaan, pembiayaan pertanian kegiatan pemerintah, pengembangan lembaga keuangan pedesaan KUD dan pembentukan model pemberdayaan petani PUAP. Revitalisasi Pertanian merupakan salah misi yang tertuang dalam Arah Kebijakan Umum RPJMD tahun 2008-2013. Bersama sektor-sektor lainnya diharapkan sektor ini disamping sektor-sektor lainnya menciptakan pemerataan serta meningkatkan aktifitas ekonomi di Kabupaten Kudus. Oleh karena Kabupaten Kudus secara umum mempunyai sektor basis non pertanian industri pengolahan maka preferensi maupun minat untuk bekerja di sektor pertanian dikhawatirkan akan semakin menurun, dan akan menurunkan ketersediaan pangan dan produksi biohayati yang akan mempengaruhi daya dukung lahan di Kabupaten Kudus. Program Peningkatan kesejahteraan petani, sangat diperlukan untuk menyeimbangkan perkembangan sektor lainnya. Didalam dokumen RPJMD program ini merupakan prioritas keempat dalam program perluasan kesempatan kerja, yang tertuang dalam kegiatan-kegiatan yang mencakup pengembangan agribisnis, pengembangan sarpras, revitalisasi pertanian, pembinaan, pelatihan, pemadasan jalan usaha tani, jaringan irigasi serta pengembangan tanaman. Pengembangan sektor pertanian dengan luasan wilayah hampir setengah dari wilayah Kabupaten Kudus juga memerlukan tantangan tersendiri. Kegiatan keproyekan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada tahun 2008, sejumlah 3,5 dari total kegiatan keproyekan juga menjadi catatan tersendiri. Dengan tingkat pemasukan PDRB di sektor pertanian sejumlah 2,6 dari total PDRB Kabupaten Kudus, sepertinya harus lebih ditingkatkan untuk menggerakkan masyarakat agar bergiat di sektor pertanian. Meskipun bila dilihat dari prosentase inputnya sebenarnya lebih besar dari prosentase outputnya. Karena peran sektor pertanian dalam mendukung ketahanan pangan serta peranannya dalam mendukung daya dukung lahan, sudah selayaknya sektor ini mendapat lebih banyak subsidi yang bisa dirasakan langsung oleh petani, sekaligus merupakan insentif untuk penduduk yang mau bekerja langsung di sektor pertanian. Hal ini juga perlu dikuatkan dengan kebijakan pertanian makro pada pemerintah pusat, yang lebih menekankan perlunya menjaga keseimbangan pembangunan yang tidak hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sekaligus mempertahankan daya dukung lahan, sehingga pembangunan berkelanjutan untuk beberapa generasi mendatang dapat dilaksanakan. Disamping itu pengamanan ketahanan pangan juga sekaligus dapat diraih. Untuk meningkatkan pendapatan usahatani pengaturan pola tanam yang tepat, dapat meningkatkan pendapatan. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa pola tanam padi-padi-tananam lain serta pola tanaman tahunan tebu, memberikan hasil yang signifikan terhadap pendapatan usahatani. Peningkatan pendapatan di sektor ini akan mengimbangi laju alihguna lahan, yang diperlukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Untuk masing-masing wilayah kecamatan yang merupakan wilayah pertanian sesuai dengan RTRW Kabupaten Kudus, maka dapat dibuat arahan pengembangan berdasarkan fakta penelitian yang sudah didapatkan untuk masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut :

7.2.1. Kecamatan Undaan

Sebagai kecamatan penghasil beras untuk Kabupaten Kudus, kecamatan ini mempunyai peranan penting dalam ketahanan pangan dan penyediaan pangan beras bagi Kabupaten Kudus. Sebagai basis pertanian, ternyata kecamatan ini mempunyai daya dukung lahan yang defisit, sedangkan tenaga kerja pertanian di kecamatan ini masih dalam kategori tersedia. Arahan pengembangan yang sesuai adalah : Diversifikasi pertanian, dengan melakukan tumpang sari, rotasi, pengusahaan mina tani serta dengan meningkatkan peternakan serta pengelolaan lahan terpadu untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta meningkatkan daya dukung lahan, agar kualitas lahan di wilayah ini tetap terjaga sebagai daerah sentra beras di Kabupaten Kudus. Diversifikasi pertanian yang dimaksud adalah diversifikasi vertikal dengan mengoptimalkan penggunaan lahan yang ada untuk meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan daya dukung lahan. Untuk mempertahankan daya dukung lahan juga perlu memperhatikan daya dukung lahan di daerah penyangga, dan tidak hanya diwilayah pengelolaan setempat. Pengelolaan dengan memperhatikan bioecoregional akan sangat mendukung keberlanjutan kawasan budidaya pertanian. 3.588 1.971 43.570 1.617 807.907 6118.957 101.188 162.766 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Luas Ha 1 Ti pe P eng gu na an La ha n Penggunaan Lahan Kecamatan Undaan Tegalan Ladang Sungai Saw ah Irigasi Permukiman Lahan Terbuka Kebun Campur Fasilitas Umum Bangunan Belukar Gambar 47 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Undaan. Gambar 48 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Undaan.

7.2.2. Kecamatan Mejobo

3.394 104.973 764.217 2485.107 89.310 24.976 171.275 13.295 6.093 0.000 500.000 1000.0001500.0002000.0002500.000 Luas Ha 1 Ti pe P eng gu na an La ha n Penggunaan Lahan Kecamatan Mejobo Tegalan Ladang Sungai Saw ah Tebu Tadah Hujan Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis Saw ah Tadah Hujan Saw ah Irigasi Permukiman Kebun Campur Fasilitas Umum Bangunan Gambar 49 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Mejobo. Gambar 50 Luas Penggunaan Lahan dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Mejobo. Kecamatan Mejobo, yang merupakan basis pertanian yang kompetitif, daya dukung lahan defisit serta tenaga kerja pertanian tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai adalah 1 Diversifikasi tanaman, yang dimaksudkan untuk menambah keragaman produksi biohayati di kecamatan ini, dengan tanaman tumpangsari, tanaman sela serta rotasi tanaman, usaha mina padi, peternakan serta pengelolaan lahan terpadu untuk memaksimalkan daya dukung lahan serta meningkatkan pendapatan usahatani. 2 Mempertahankan ’competitiveness’ dengan pengembangan sektor pengolahan hasil pertanian.

7.2.3. Kecamatan Kaliwungu

Kecamatan kaliwungu mempunyai luasan sawah yang cukup luas, namun dari hasil perhitungan LQ, sektor pertanian bukan merupakan sektor basis di wilayah ini. Bila dilihat dari sektor basis yang dominan adalah sektor industri pengolahan. Daya dukung lahan yang defisit serta tenaga kerja pertanian yang defisit pada puncak musim tanam yaitu pebruari dan Nopember. Arahan pengembangan yang sesuai adalah : 1 Pengaturan pola tanam untuk mengoptimalkan pendapatan di sektor ini. Dari hasil analisis statsitika dapat diketahui bahwa pola tanam padi-padi-tan lain memberikan hasil yang positif, demikian juga pola tanam dengan tanaman tahunan memberikan hasil yang juga positifmenguntungkan. 12.241 61.357 34.441 9.069 898.692 251.454 1816.281 4.838 45.513 0.732 500 1000 1500 2000 Luas Ha 1 Ti pe P eng gu na an La ha n Penggunaan Lahan Kec Kaliwungu Tegalan Ladang Sungai Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis Saw ah Irigasi Setengah Teknis Saw ah Irigasi Permukiman Lahan Terbuka Kebun Campur Fasilitas Umum Bangunan Belukar Gambar 51 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Kaliwungu. Gambar 52 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Kaliwungu. 2 Diversifikasi pertanian untuk meningkatkan daya dukung lahan dengan menggunakan tanaman sela, rotasi tanaman, pengelolaan pertanian terpadu dengan peternakan maupun perikanan akan meningkatkan pendapatan sekaligus meningkatkan daya dukung lahan, karena produksi biohayati di wilayah tersebut juga meningkat. 3 Mekanisasi pertanian yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja pertanian pada musim tanam.

7.2.4. Kecamatan Jekulo

Kecamatan Jekulo juga merupakan kecamatan sebagai basis pertanian, mempunyai daya dukung lahan yang defisit serta status tenaga kerja pertanian yang defisit, kecuali bulan Desember. Secara umum terjadi kekurangan tenaga pertanian di Kecamatan Jekulo. Arahan pengembangan wilayah di sektor pertanian yang sesuai adalah sebagai berikut : 1 Intensifikasi Pertanian untuk meningkatkan sektor pertanian agar lebih kompetitif. 2 Mekanisasi Pertanian, untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja pertanian yang terjadi hampir disepanjang tahun. 484.594 22.958 347.330 3.436 1100.274 3711.287 56.347 828.970 8.520 20.601 1308.489 0.000 1000.000 2000.000 3000.000 4000.000 Lua s Ha 1 Ti pe P eng gu na an La ha n Penggunaan Lahan Kecamatan Jekulo Tegalan Ladang Sungai Saw ah Tebu Tadah Hujan Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis Saw ah Tadah Hujan Saw ah Irigasi Permukiman Lahan Terbuka Kebun Campur Fasilitas Umum Bangunan Belukar Gambar 53 Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Jekulo. Gambar 54 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Jekulo.

7.2.5. Kecamatan Dawe

Kecamatan Dawe Sebagai kecamatan dengan basis Pertanian, Daya Dukung lahan yang surplus, Tenaga Kerja Pertanian yang tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai untuk kecamatan ini adalah : Meningkatkan intensifikasi pertanian untuk mendorong sektor pertanian agar lebih kompetitif. Disamping itu perlu memperhatikan daya dukung lahan dengan tetap mengusahakan diversifikasi pertanian. Kecamatan Dawe Sebagai kecamatan dengan basis Pertanian, Daya Dukung lahan yang surplus, Tenaga Kerja Pertanian yang tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai untuk kecamatan ini adalah : Meningkatkan intensifikasi pertanian untuk mendorong sektor pertanian agar lebih kompetitif. Disamping itu perlu memperhatikan daya dukung lahan dengan tetap mengusahakan diversifikasi pertanianKecamatan Dawe Sebagai kecamatan dengan basis Pertanian, Daya Dukung lahan yang surplus, Tenaga Kerja Pertanian yang tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai untuk kecamatan ini adalah : Meningkatkan intensifikasi pertanian untuk mendorong sektor pertanian agar lebih kompetitif. Disamping itu perlu memperhatikan daya dukung lahan dengan tetap mengusahakan diversifikasi pertanian. Kecamatan Dawe Sebagai kecamatan dengan basis Pertanian, Daya Dukung lahan yang surplus, Tenaga Kerja Pertanian yang tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai untuk kecamatan ini adalah : Meningkatkan intensifikasi pertanian untuk mendorong sektor pertanian agar lebih kompetitif. Disamping itu perlu memperhatikan daya dukung lahan dengan tetap mengusahakan diversifikasi pertanian 360.416 53.865 363.169 1215.102 1406.786 100.475 209.739 1074.732 2561.136 42.598 1214.513 0.000 500.000 1000.000 1500.000 2000.0002500.000 3000.000 Lua s Ha 1 Tipe P eng gu na an La ha n Penggunaan Lahan Kecamatan Dawe Tegalan Ladang Sungai Saw ah Tebu Tadah Hujan Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis Saw ah Tadah Hujan Saw ah Irigasi Permukiman Kebun Campur Hutan Fasilitas Umum Bangunan Belukar Gambar 55 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Dawe. Gambar 56 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Dawe.

7.2.6. Kecamatan Gebog

367.508 65.868 683.420 518.281 17.624 1024.326 61.515 830.815 216.658 528.023 328.778 43.633 978.908 200 400 600 800 1000 1200 Lua s Ha 1 Ti pe P eng gu na an La ha n Penggunaan Lahan Kecamatan Gebog Tegalan Ladang Sungai Saw ah Tebu Tadah Hujan Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis Saw ah Tadah Hujan Saw ah Irigasi Setengah Teknis Saw ah Irigasi Permukiman Lahan Terbuka Kebun Campur Hutan Fasilitas Umum Bangunan Belukar Gambar 57 Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Gebog . Gambar 58 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Gebog. Untuk Kecamatan Gebog sebagai basis pertanian dengan daya status daya dukung lahan yang defisit, Tenaga Kerja Pertanian yang tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai adalah 1 Meningkatkan Intensifikasi Pertanian Masih tersedianya tenaga kerja pertanian yang memadai dapat diarahkan untuk lebih mengintensifkan pengelolaan lahan pertanian untuk meningkatkan pendapatan sektor pertanian di kecamatan ini agar lebih kompetitif. 2 Diversifikasi Pertanian Diversifikasi pertanian ditujuan untuk lebih meningkatkan keragaman bioproduksi hayati baik untuk pertanian, perikanan maupun peternakan. Keragaman bioproduksi hayati akan meningkatkan daya dukung lahan.

7.3. Arahan Pengembangan Wilayah Pertanian Kabupaten Kudus .

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam satu tahun, secara akumulasi terjadi defisit tenaga kerja pertanian di dua wilayah dari 9 kecamatan yang diamati yaitu Kecamatan Kota dan Jekulo. Daya Dukung Lahan di dua wilayah tersebut adalah defisit, sedangkan sektor basis di Kecamatan Kota adalah sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi serta lembaga keuangan. Sedangkan Kecamatan Jekulo mempunyai sektor basis pertanian, penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih. Kedua kecamatan tersebut dengan perhitungan SSA tidak menunjukan differential shift yang positif dalam sektor pertanian. Dari hirarki wilayahnya, Kecamatan Kota merupakan hirarki I sedang Kecamatan Jekulo berhirarki III. Dari hasil penelitian dapat diketahui fakta penelitian yang dirangkum dalam Tabel 9. Tabel 10Matrik Status Tenaga Kerja, Daya Dukung Lahan, LQ Sektor Pertanian, SSA, Tingkat Perkembangan Wilayah dan Wilayah Pertanian Menurut RTRW Tiap Kecamatan No. KECAMATAN Status Tenaga Kerja DDL LQ Sektor Pertanian SSA Tingkat Perkemba ngan Wilayah Wilayah Pertanian Menurut RTRW 1 Undaan Surplus Defisit Basis Pertanian Non Kompetitif III Pertanian 2 Mejobo Surplus Defisit Basis Pertanian Kompetitif III Pertanian 3 Jati Surplus Defisit Non Basis Pertanian - II Non Pertanian 4 Kota Defisit Defisit Non Basis Pertanian - I Non Pertanian 5 Kaliwungu Surplus Defisit Non Basis Pertanian - III Pertanian 6 Bae Surplus Defisit Non Basis Pertanian - II Non Pertanian 7 Jekulo Defisit Defisit Basis Pertanian Non Kompetitif III Pertanian 8 Dawe Surplus Surplus Basis Pertanian Non Kompetitif III Pertanian 9 Gebog Surplus Defisit Basis Pertanian Non Kompetitif III Pertanian Dari matrik yang disajikan pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa kondisi umum wilayah pertanian merupakan sektor basis yang tidak kompetitif artinya, pertumbuhan sektor pertanian antara tahun 2004 dengan 2008 tidak disebabkan oleh kondisi internal sektor pertanian di kecamatan tersebut, tetapi lebih banyak disebabkan pertumbuhan sektor pertanian di tingkat kabupaten. Diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan sektor pertanian agar menjadi sektor yang kompetitif, antara lain dengan meningkatkan intensifikasi pertanian, meningkatkan tenaga kerja yang surplus dan tersedia di wilayah tersebut, serta meningkatkan pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah sektor pertanian. Ditinjau dari daya dukung lahannya, hanya Kecamatan Dawe yang surplus sedangkan delapan kecamatan lainnya defisit daya dukung lahannya. Daya dukung lahan yang defisit ini diketahui berasal dari komoditas diluar pangan pokok, sehingga peningkatan daya dukung lahan dapat dilakukan dengan meningkatkan diversifikasi vertikal, rotasi tanaman, penggunaan tanaman sela, mina padi, untuk meningkatkan pendapatan petani serta meningkatkan pendapatan sektor pertanian, sekaligus meningkatkan daya dukung lahan yang dihitung berdasarkan bioproduksi wilayah. Pengelolaan lahan pertanian yang diharapkan dapat meningkatkan daya dukung lahan yang berkelanjutan juga tidak bias dilepaskan dari upaya untuk membangun “petani” serta penduduk yang tinggal diatas lahan tersebut. Peningkatan kapasitas kelembagaan, bonding strategi, serta pengembangan sosial dari masyarakat yang tinggal di atasnya dapat mendorong tercapainya tujuan untuk meningkatkan daya dukung lahan. Perencanaan pengembangan wilayah yang didasarkan pada community based development dengan menggunakan kajian komunitas sosial untuk mengenali permasalahan, menganalisis dan menentukan prioritas permasalahan dilingkungan usahatani, serta memilih alternatif kegiatan, pada akhirnya juga akan meningkatan kapasitas dari kelompok masyarakat atau petani, sebagai pelaku dari usahatani yang diharapkan mampu meningkatkan daya dukung lahan serta meningkatkan usahataninya.