hubungan biomassa kg dengan diameter setinggi dada cm dan tinggi bebas cabang m.
Pada persamaan dengan satu peubah bebas yaitu B=aD
b
nilai R
2
adj berkisar antara 63.50-97.80, untuk persamaan dengan dua peubah bebas yaitu
diameter dan tinggi total B=aD
b
Ttot
c
nilai R
2
adj berkisar antara 65.60-97.70, sedangkan untuk persamaan dengan dua peubah bebas yaitu
diameter dan tinggi bebas cabang B=aD
b
Tbc
c
nilai R
2
adj-nya bernilai 69.10-97.80. Nilai koefisien determinasi terkoreksi menunjukan bahwa
semakin tinggi nilai R
2
adj maka semakin tinggi keeratan hubungan antara peubah tak bebas Y biomassa dan peubah bebas X diameter setinggi dada,
tinggi total dan tinggi bebas cabang. Pada Tabel 17 terlihat bahwa untuk semua persamaan, akar, batang utama,
cabang dan rating dan daun model persamaan terbaik yang didapat adalah persamaan dengan variabel bebas diameter setinggi dada cm dan tinggi bebas
cabang m. Hal ini dikarenakan pada masing-masing persamaan nilai simpangan bakunya memiliki nilai yang paling kecil dan untuk nilai koefisien determinasi
terkoreksinya memiliki nilai yang paling tinggi.
5.3.2 Model Persamaan Alometrik Massa Karbon Bagian–Bagian Pohon
Seperti halnya dengan persamaan penduga biomassa, untuk model persamaan penduga massa karbon dibuat model hubungan massa karbon kg
dengan diameter setinggi dada cm, massa karbon kg dengan diameter setinggi dada cm dan tinggi total m serta model hubungan massa karbon kg dengan
diameter setinggi dada cm dan tinggi bebas cabang m. Persamaan yang dibuat tidak jauh berbeda dengan persamaan pada penduga biomassa, yaitu persamaan
yang memiliki satu peubah adalah C=aD
b
dan persamaan yang memiliki dua peubah adalah C=aD
b
Ttot
c
atau C=aD
b
Tbc
c
. Pada Tabel 18, penduga massa karbon dengan satu peubah bebas diameter
setinggi dada cm C=aD
b
mememiliki nilai
koefisien determinasi
65.20-97.00 dan nilai simpangan baku 0.1100-0.3212, sedangkan untuk persamaan dengan dua peubah bebas diameter setinggi dada cm dan tinggi total
m C=aD
b
Ttot
c
, selang nilai koefisien determinasinya antara 67.90-96.90 dan nilai simpangan bakunya 0.1114-0.3068, dan untuk persamaan dengan dua
peubah bebas diameter setinggi dada cm dan tinggi bebas cabang m C=aD
b
Tbc
c
, selang nilai koefisien determinasinya berada diantara
70.60-97.00 dengan nilai simpangan bakunya 0.1091-0.3060. Tabel 18 Model persamaan alometrik massa karbon bagian-bagian pohon
Bagian Model Persamaan S
R
2
adj Akar
C = 0.0089 D
2.58
0.3116 81.90 C = 0.0229 D
3.47
Ttot
-1.31
0.2775 85.60 C = 0.0144 D
3.17
Tbc
-0.919
0.2731 86.10
Batang utama
C =0.0646 D
2.42
0.1100 97.00 C = 0.0661 D
2.44
Ttot
-0.033
0.1114 96.90 C = 0.0692 D
2.50
Tbc
-0.133
0.1091 97.00
Cabang dan Ranting
C = 0.0646 D
1.81
0.3212 67.60 C = 0.1279 D
2.45
Ttot
-0.943
0.3068 70.50 C = 0.0912 D
2.23
Tbc
-0.643
0.3060 70.60
Daun C = 0.0355 D
1.69
0.3163 65.20 C = 0.0661 D
2.29
Ttot
-0.877
0.3042 67.90 C = 0.0537 D
2.22
Tbc
-0.819
0.2877 71.20
Keterangan: R
2
adj : Koefisien determinasi
S : Simpangan baku
C :
Karbon kg
D : Diameter cm
Tbc : Tinggi bebas cabang m
Ttot : Tinggi total m
Sejalan dengan persamaan terbaik pada persamaan biomassa di sub-bab sebelumnya, persamaan terbaik untuk masing-masing bagian pohon pada
pendugaan massa karbon juga terdapat pada persamaan dengan dua peubah bebas yaitu diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang. Hal ini dikarenakan pada
persamaan dengan dua peubah bebas, nilai koefisien determinasi terkoreksinya merupakan nilai yang tertinggi dan nilai simpangan bakunya merupakan nilai
terkecil. Persamaan alometrik dengan dua peubah bebas merupakan persamaan
terbaik yang dilihat berdasarkan koefisien determinasi terkoreksi dan simpangan baku, hal itu juga didapatkan pada semua bagian pohon. Namun kenyataan di
lapangan, jika data tinggi tidak diperoleh maka pendugaan biomassa dan karbon sebaiknya cukup menggunakan variabel bebas diameter pohon saja. Pengukuran
diameter di lapangan dapat dilakukan lebih akurat dibandingkan dengan mengukur tinggi pohon.
5.3.3 Model Alomertik Biomassa dan Massa Karbon Pohon