Kinerja Perdagangan Luar Negeri

Transformasi struktural ekonomi telah terjadi khususnya sejak awal periode penelitian 1991 hingga tahun 1998 dimana peranan PDRB sektor Industri telah melampaui PDRB sektor Pertanian. Namun setelah krisis ekonomi 1999 hingga tahun 2003 peranan sektor industri meurun dan lebih kecil dari peranan sektor pertanian. Nampaknya kebijakan desentralisasi fiskal belum mampu mengembalikan transformasi struktur perekonomian kembali ke posisi sebelum krisis ekonomi. Namun menurut Pakasi 2005 di Sulawesi Utara tahun 2005-2007 mendatang diharapkan bahwa terjadi transformasi struktural dimana peranan sektor industri terhadap PDRB meningkat dari 18.7 tahun 2005 naik menjadi 19.1 tahun 2006 dan 19.5 pada tahun 2007 seiring dengan kebijakan desentralisasi fiskal.

4.2.2. Kinerja Perdagangan Luar Negeri

Menurut BPS Sumatera Utara 2004 perdagangan luar negeri dalam beberara tahun terakhir khususnya pasca krisis ekonomi tahun 1997, mengalami penurunan. Pada tahun 2001 surplus perdagangan luar negeri Sumatera Utara tercatat hanya sebesar 2.73 milyar US. Keadaan tadi lebih rendah dari surplus tahun 2000 yang sebesar 1.85 milyar US dengan penurunann sebesar 13.74, namun turun kembali tahun 2002 menjadi 1.57 milyar US dan naik kembali menjadi 2.44 milyar US tahun 2003. Fluktuasi neraca perdagangan sejak tahun 1990 hingga tahun 2003, disebabkan oleh antara lain oleh kenaikan nilai impor yang tidak diikuti oleh kenaikan nilai ekspor. Menurut BPS Sumatera Utara 2004 nilai ekspor Sumatera Utara mengalami penurunan. Penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh menurunnya nilai tukar rupiah dan menurunnya nilai komoditas ekspor di pasaran internasional. Komoditi industri merupakan ekspor terbesar Sumatera Utara. Pada tahun 1990 nilai ekspor komoditi industri sebesar 1938 milyar US 75, pada tahun 2001 nilai ekspor komiditi industri mencapai 1.618 milyar US atau sekitar 70.51 dari total nilai ekspor pada tahun 2003 menjadi 1922 milyar US 74. Ekspor komoditi pertanian tahun 1990 sebesar 641 juta US 24.8, pada tahun 2001 sebesar 666 juta US 29.2, lalu pada tahun 2003 ekspor komoditi pertanian adalah 664 juta US 25.6 . Tujuan utama ekspor adalah Asia, Uni Eropa, lalu disusul oleh Asean dan Amerika Utara. Pada Tahun 2001 misalnya ekspor Ke Uni Eropa sebesar 604 US atau sekitar 26.33, sedangkan ke kawasan Asean sebesar 409 juta US atau sekitar 17.84, sedangkan ke kawasan Asia lainnya sebesar 588 juta US atau sekitar 25.62 BPS Sumatera Utara 2004. Pada tahun 2002 nilai ekspor ke masing-masing tujuan negara yang sama adalah masing-masing 625 juta US ke Uni Eropa, 456 juta US ke ASEAN, sedangkan ke ASIA lainnnya adalah 653 juta US. Pada tahun 2003 kondisi tersebut tidak jauh berbeda dimana masing-masing nilai ekspor adalah 624 juta US ke Eropah, 457 juta Us ke ASEAN dan 655 juta US ke ASIA lainnya. Komoditi impor pada umumnya adalah bahan bakupenolong, barang konsumsi, dan barang modal. Nilai impor tahun 1990 adalah 1 259 juta US turun pada tahun 1997 menjadi sebesar 1 025 juta US, tahun 1998 turun menjadi sebear 416 juta US, lalu naik menjadi 700 juta US tahun 1999 dan naik lagi menjadi 1 362 juta US tahun 2003 BPS Sumatera Utara 2004.

4.2.3. Pembangunan Ekonomi Makro