2.4. Definisi Peubah Operasional
Definisi variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Lahan Sawah
Lahan sawah adalah lahan basah buatan atau lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang yang digunakan untuk menanam padi
dan diairi dengan pengairan teknis, tadah hujan, atau pasang surut. Berdasarkan
Keterangan : Alur Penelitian
Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran
UU No.25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
UU No.17 Tahun 2007 RPJPN 2005-2025 Perpres No.7 Tahun 2005 RPJMN 2004-2009
Perpres No.5 Tahun 2010 RPJMN 2010-2014
“Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Indonesia”
“Penanggulangan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan”
Revitalisasi Sektor Pertanian di Indonesia Kawasan Timur Indonesia
Kawasan Barat Indonesia Subsektor Tanaman Pangan
Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan NTPP Faktor-Faktor yang Memengaruhi NTPP :
1. Indeks Harga yang Diterima Petani It 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani Ib
-Konsumsi Rumah Tangga -BPPBM
Analisis Panel Data
Analisis Deskriptif
Saran dan Implikasi Kebijakan Pembangunan Pertanian di Kawasan Barat Indonesia
sumber pengairan dan pengelolaannya, lahan sawah dibedakan menjadi dua kelompok Puspita, Ratnawati, Nyoman, Suryadiputra, Meutia, 2005, yaitu :
a. Sawah berpengairan irigasi, yaitu sawah yang memperoleh sumber air dari sistem irigasi, baik yang dikelola oleh pihak pemerintah maupun yang
dikelola sendiri oleh masyarakat. 1 Sawah berpengairan teknis, yaitu sawah yang jaringan irigasinya
memungkinkan untuk mengatur dan mengukur debit air. Penggunaan jaringan ini sepenuhnya diatur pemerintah, dan pengairannya mengalir
secara terus menerus sepanjang tahun, sehingga keberadaan sawah tidak tergantung pada musim dan dalam satu tahun dapat ditanami padi
sebanyak dua hingga tiga kali. 2 Sawah berpengairan setengah teknis, yaitu sawah yang jaringan irigasinya
memungkinkan untuk mengatur debit air tetapi tidak dapat mengukur debit air. Pengelolaan jaringan ini tidak seluruhnya diatur oleh pemerintah.
3 Sawah berpengairan non-teknissederhana, yaitu sawah yang jaringan irigasinya tidak memungkinkan untuk mengatur dan mengukur debit air,
sehingga sistem pengairannya tidak teratur. b. Sawah berpengairan non-irigasi, yaitu sawah yang pengairannya tidak berasal
dari jaringan irigasi, sehingga sistem pengairannya tidak teratur. 1 Sawah pasang surut di daerah pesisir, yaitu sawah yang keberadaanya
sangat tergantung pada kondisi pasang surut air air laut maupun tawar. 2 Sawah lebak, yaitu sawah yang terbentuk di daerah dataran banjir lebak.
3 Sawah tadah hujan, yaitu sawah yang mendapatkan sumber air dari curah hujan.
4 Sawah lainnya, yaitu polder sawah yang terdapat di delta sungai dan rawa-rawarembesan lainya yang ditanami padi.
Di dalam penelitian ini jenis lahan sawah yang digunakan adalah lahan sawah irigasi Ha dan lahan sawah non-irigasi Ha.
2. Produktivitas
Produktivitas adalah rasio antara hasil produksi per luas lahan. Pengumpulan data produktivitas dilakukan secara sampel melalui survei ubinan
dengan pendekatan rumah tangga dengan menggunakan metode pengukuran langsung pada plot ubinan yang berukuran 2½ m x 2½ m pada saat waktu panen.
Periode pengumpulan data dilakukan setiap subround caturwulan oleh petugas lapangan. Di dalam penelitian ini produktivitas yang digunakan adalah
produktivitas padi tahunan KuHa Badan Pusat Statistik, 2011.
3. Harga Gabah
Gabah adalah bulir buah hasil tanaman padi yang telah dilepaskan dari tangkainya dengan cara dirontokan. Harga gabah menurut tingkatan transaksi,
dikelompokan ke dalam 3 tiga kategori Badan Pusat Statistik, 2011, yaitu : a. Harga gabah di tingkat petani adalah harga yang disepakati pada waktu
terjadinya transaksi antara petani dengan pedagang pengumpultengkulak pihak penggilingan yang ditemukan pada hari dilaksanakannya observasi
dengan kualitas apa adanya, sebelum dikenakan ongkos angkut pasca panen. b. Harga di tingkat penggilingan adalah harga ditingkat petani ditambah dengan
besarnya biaya ke penggilingan terdekat. Biaya ke penggilingan adalah keseluruhan biaya pasca panen siap jual dari tempat transaksi di tingkat petani
ke lokasi unit penggilingan terdekat. Besarnya biaya ke penggilingan adalah penjumlahan dari ongkos angkut termasuk biaya bongkarmuat dan sewa
kendaraan ditambah ongkos lainnya retribusi, konsumsi, dan lain-lain. c. Harga pembelian pemerintah HPP adalah harga minimal yang harus
dibayarkan pihak penggilingan kepada petani sesuai kualitas gabah sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah. Penetapan harga dilakukan
secara kolektif antara Departemen Pertanian, Menko Bidang Perekonomian, dan Bulog.
Harga gabah menurut kualitas dan komponen mutu, dikelompokan ke dalam beberapa kategori, yaitu :
a. Gabah Kering Giling GKG adalah gabah yang mengandung kadar air maksimum 14,0 dan hampa atau kotoran maksimum 3,0.
b. Gabah Kering Panen GKP adalah gabah yang mengandung kadar air maksimum sebesar 25,0 dan hampa atau kotoran maksimum 10,0.
c. Gabah Kualitas Rendah adalah gabah yang tidak masuk ke dalam kategori Gabah Kering Giling GKG maupun Gabah Kering Panen GKP.
Sementara yang dimaksud hampa dan kotoran yang terdapat dalam gabah adalah :
a. Kadar Air KA adalah jumlah kandungan air dalam butir gabah yang dinyatakan dalam persentase dari berat basah.
b. Kadar HampaKotor adalah jumlah kandungan butir hampa dan kotoran dalam butir gabah yang dinyatakan dalam persentase.
c. Butir Hampa adalah butir gabah yang tidak berkembang secara sempurna akibat serangan hama, penyakit, atau sebab lain sehingga tidak terisi butir
beras meskipun keduanya tungkup sekamnya tertutup ataupun terbuka. Butir gabah setengah hampa tergolong dalam butir hampa.
d. Kotoran adalah segala benda asing yang tidak tergolong bagian dari gabah, misalnya debu, butiran tanah, butiran pasir, batu kerikil, potongan kayu,
potongan logam, tangkai padi, biji-bijian lain, bangkai serangga, dan lain sebagainya. Termasuk dalam kategori kotoran adalah butiran gabah yang
telah terkelupas beras pecah kulit dan gabah patah. Di dalam penelitian ini harga gabah yang digunakan adalah Harga Gabah
Kering Panen GKP di tingkat petani, dikarenakan data tersebut tersedia dengan lengkap untuk semua provinsi.
4. Harga Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan atau zat yang ditambahkan kedalam media tanam untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi
lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Harga pupuk ditentukan melalui Harga Eceran Tertinggi HET di kios penyalur pupuk tingkat desakecamatan yang
dibeli oleh petani yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Penggolongan pupuk berdasarkan sumber bahan digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu pupuk
organik dan pupuk anorganik. Di dalam penelitian ini harga pupuk yang digunakan adalah harga rata-rata
pupuk urea. Karena keterbatasan data, data harga pupuk tahun 2009 dan 2010 untuk beberapa provinsi diestimasi dari harga pupuk tahun 2008 dan Harga
Eceran Tertinggi HET pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42Permentan OT.140092008, Nomor 50PermentanSR.130112009, dan Nomor 32
PermentanSR.13042010 tentang kebutuhan dan penetapan Harga Eceran
Tertinggi HET pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian dengan tingkat inflasi masing-masing provinsi.
5. Jam Kerja
Jam kerja adalah jumlah jam kerja mereka yang bekerja tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar
pekerjaan selama seminggu yang lalu. Di dalam penelitian ini jam kerja yang digunakan adalah rata-rata jam kerja para pekerja di sektor pertanian seminggu
yang lalu sebagai pendekatan jumlah tenaga kerja. Karena data tenaga kerja khusus untuk petani tanaman pangan petani padi tidak tersedia.
6. Kredit
Kredit merupakan salah satu bantuan yang diberikan pemerintah atau pihak swasta kepada para petani sebagai modal untuk meningkatkan produksi
pertaniannya supaya dapat meningkatkan pendapatan petani. Bantuan tersebut bisa disalurkan melalui perbankan, koperasi, dan lembaga keuangan lainnya
berupa pinjaman modal. Di dalam penelitian ini kredit yang digunakan adalah posisi kredit bank umum sektor pertanian di masing-masing provinsi.
7. Panjang Jalan
Jalan adalah jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum. Jalan dikategorikan ke dalam beberapa kelas menurut wewenang
keperluan pengaturan, penggunaan, dan pemenuhan kebutuhan angkutan, antara lain : jalan negara, jalan provinsi, dan jalan kabupatenkota. Pembagian jalan
tersebut didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan jenis angkutan secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing jenis
angkutan, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, dan muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan. Di dalam penelitian ini
panjang jalan yang digunakan adalah jumlah total panjang jalan dari jalan negara, jalan provinsi, dan jalan kabupatenkota di masing-masing provinsi.
8. Luas Layanan Daerah Irigasi
Irigasi adalah suatu usaha untuk memanfaatkan air dengan membuat
bangunan-bangunan dan saluran-saluran untuk mengalirkan air yang berguna untuk kehidupan manusia. Sedangkan definisi dari luas layanan daerah irigasi
merupakan luas areal daerah layanan dari suatu sumber irigasi, yang disalurkan melalui jaringan irigasi bangunan dan saluran yang merupakan satu kesatuan
dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan, dan pembagian. Di dalam penelitian ini luas layanan daerah irigasi
yang digunakan adalah luas layanan daerah irigasi berdasarkan rekapitulasi daerah irigasi di Indonesia yang sudah terbangun jaringan tersiernya.
9. Curah Hujan
Hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air dengan diameter 0.5 mm atau lebih yang jatuh sampai ke tanah. Curah hujan
merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 satu milimeter
artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Di dalam
penelitian ini curah hujan yang digunakan adalah tinggi curah hujan tahunan di masing-masing provinsi.
2.5. Hipotesis Penelitian