III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari seorang penulis yang didasarkan atas pengetahuan, teori, dan dalil dalam upaya menjawab
penelitian dituangkan dalam kerangka pemikiran teoritis. Pengetahuan diperoleh dari ilmu-ilmu yang telah dipelajari dari sumber-sumber bacaan seperti buku,
jurnal, skripsi dn logika fari peneliti yang telah terbangun dari pengalaman penelitian sebelumnya.
3.1.1 Usaha Mikro, Kecil Dan Menegah UMKM
Kredit sangat dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan ekonomi dalam hal ini terutama pada UMKM. Usaha mikro, kecil dan menengah
merupakan usaha yang produktif dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional khususnya dalam menyediakan kesempatan kerja dan sumber yang
cukup besar bagi penerimaan Negara. Lebih dari 50 juta unit usaha yang di Indonesia dimana 99 persennya adalah UMKM.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Bab IV pasal 6 tahun 2008 terdapat beberapa kriteria mengenai usaha mikro, kecil dan menengah yang antara lain
adalah sebagai berikut : 1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha. b. Memiliki
hasil penjualan
tahunan paling
banyak Rp
300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. c. Memiliki
hasil penjualan
tahunan paling
banyak Rp
300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. 2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 lima
ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
12 b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00
tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut
:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak
Rp 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
3.1.2 Bank dan Ketentuan Umum Perkreditan
Bank berasal dari bahasa Italia BANCO yang artinya Bangku. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masayarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dendawijaya, 2005.
Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur, dan pelayanan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat
yang menunjang pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi, melalui kredit sektor usaha akan
mendapatkan dana untuk membiayai usaha baik untuk kebutuhan modal maupun investasi.
Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa calon debitur benar-benar dapat dipercaya, maka bank terlebih dahulu melakukan analisis kredit
yang mencakup latar belakang nasabah jenis usaha dan faktor-faktor lainnya, hal
13 ini akan berhubungan langsung dengan usaha yang akan dibiayai apakah layak
atau tidak dan akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian uang nantinya. Kegiatan lembaga keuangan perbankan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kegiatan Kelembagaan Perbankan
Sumber : Kasmir, 2004
Dalam pemberian kredit terdapat unsur-unsur yang terkandung. Menurut Suyatno, dkk 1999 menyatakan bahwa Unsur-unsur kredit perbankan terdiri atas
beberapa diantaranya yaitu: 1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberian kredit Bank bahwa kredit
yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini
diberikan oleh Bank, karena sebelum dana dicairkan maka sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah.
Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.
2. Jangka Waktu, yaitu setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit
yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.
3. Resiko Degree of Risk, yaitu faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau
membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang Menghimpun
Menyalurkan Jasa-Jasa Lainnya
BANK
14 diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah
seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian jangka waktu. Semakin
panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya.
4. Prestasi atau objek kredit, yaitu setiap pemberian kredit tidak hanya dinilai dengan menggunakan uang, tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa,
hanya saja saat ini kehidupan ekonomi lebih modern dan transaksi kredit yang berupa uang yang sering dijumpai dalam praktek perkreditan. Unsur-
unsur kredit dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Unsur-unsur Kredit Perbankan
Sumber : Kasmir, 2004
Dalam tujuan kredit, kita tidak dapat melepaskan diri dari falsafah yang dianut oleh suatu negara. Di negara liberal tujuan kredit didasarkan kepada usaha
untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh negara yang bersangkutan yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk
memperoleh manfaat keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu pemberian kredit dimaksud untuk memperoleh keuntungan, maka bank hanya
Unsur Kredit Kepercayaan
Resiko Degree of Risk
Prestasi objek kredit
Jangka Waktu
15 boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabah dalam bentuk kredit, jika
betul-betul merasa yakin bahwa nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dari faktor kemampuan
dan kemuan tersebut tersimpul unsur keamanan safety dan juga sekaligus unsur keuntungan profitability dari suatu kredit dimana kedua unsur tersebut saling
berkaitan. Keamanan atau safety yang dimaksud adalah bahwa prestasi yang
diberikan dalam bentuk uang, barang atau jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan atau profitability yang diharapkan
menjadi kenyataan. Keuntunganprofitability merupakan tujuan dari pemberian kredit yang
terjelma dalam bentuk bunga yang diterima, dan karena pancasila adalah sebagai dasar dan falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari
keuntungan melainkan disesuaikan dengan tujuan negara kita yaitu mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Dari tujuan tersebut
tersimpul adanya kepentingan yang seimbang antara kepentingan pemerintah, kepentingan masyarakat, dan kepentingan pemilik modal pengusaha.
3.1.3 Kredit Agribisnis