Untuk perencanaan core wall banyak metode yang telah dikembangkan oleh ahli-ahli struktur, diantaranya Coull and Stafford, Smith, Back, Erikson, Rosman,
Schulz, Magnus, Jenkins and Harisson, Mechael, Heidebrecht and Swift, Stafford Smith and Taranath, Vlasov, Tso and Biswas, dan lain sebagainya. Pada saat
sekarang ini juga telah banyak program-program komputer yang dapat digunakan untuk menghitung perencanaan core wall tersebut.
Tetapi dalam tugas akhir ini penulis mengacu pada analisis dengan metode yang dikembangkan oleh Dr. Megson dari Leeds Univesitiy di Inggris dan metode
Teori Thin-Tube Bredt.
1.2 Permasalahan
Untuk aplikasi struktur bangunan tinggi konstruksi beton, ada dua sistem struktur yang dapat diterapkan yang dipertimbangkan mampu menahan gaya-gaya
luar termasuk gaya horizontal, vertikal, maupun gempa, yaitu sistem struktur shear wall dinding geser atau menggunakan sistem struktur core wall dinding inti. Akan
tetapi shear wall tidak dapat memikul torsi sedang struktur yang menggunakan core wall dapat memikul torsi. Torsi ini timbul akibat adanya eksentrisitas beban ataupun
eksentrisitas struktur. Sesuai penjelasan sebelumnya core wall diaplikasikan pada struktur shaft
perpipaan, shaft lift, dimana terkadang direncanakan suatu sistem tabung beton yang konstruksinya adalah berupa pelat beton tipis, yang dibuat dari bawah hingga ke atas
bangunan. Perbandingan antara tebal dan lebar serta panjangnya adalah kecil dan terkadang panjang dan lebar core wall tidak sama sesuai kebutuhan dari bangunan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Jadi atas permasalahan diatas timbul atau terjadi torsi pada dinding tipis dan terjadi distribusi torsi yang ditahan oleh core wall arah tampang sempit dan lebar
tidak sama, sehingga menimbulkan distribusi tegangan torsi yang berbeda pula.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam penelitan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui tegangan geser pada dinding tipis yang terjadi akibat torsi yang mengakibatkan distribusi tegangan yang berbeda karena bentuk penampang
core wall yang tidak sama antara panjang dan lebarnya. 2.
Mengetahui pola retak yang terjadi akibat adanya pemberian gaya horizontal. 3.
Membandingkan antara teori dan praktek.
1.4 Batasan Penelitian
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah: 1.
Core wall diumpamakan sebagai kolom dinding tipis. 2.
Penampang core wall adalah persegi panjang. 3.
Kondisi core wall adalah jepit bebas menjulang dari bawah sampai ke atas. 4.
Tinggi core wall pada eksperimen adalah 1 meter. 5.
Beban torsi yang timbul dari eksperimen berasal dari jack manometer yang mengumpamakan beban angin pada kondisi sesungguhnya.
6. Bahan yang dipakai untuk material pelat core wall adalah beton dengan mutu
K-225
Universitas Sumatera Utara
7. Beton dianggap yang paling dominan sehingga pemakaian tulangan hanya
memakai tulangan Ø 4 mm. 8.
Tegangan warping tidak ditinjau. 9.
Pondasi yang digunakan adalah pondasi dangkal. 10.
Analisis eksperimen menggunakan Teori Megson dan Teori Thin-Tube
1.5 Mekanisme Pengujian