Jenis Penelitian Definisi Operasional Uji Validitas dan Reabilitas Teknik Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan dengan penelitian yang bersifat deskriptif dengan bentuk survei. Penelitian deskriptif bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena atau keadaan yang ditemukan dan disajikan secara apa adanya dimana peneliti tidak melakukan analisis bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi sehingga tidak perlu dilakukan hipotesis. Sastroasmoro, 2008. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai alasan masih tingginya kasus IMS di tempat tesebut.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei 2010 sampai Maret 2011. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pekerja Seks Komersial PSK yang berada di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai yang berjumlah 50 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang bekerja sebagai PSK yang berada di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai berjumlah 50 orang total sampling. 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data Primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan cara wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3.4.2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari Yayasan SP2S yaitu data PSK yang terkena penyakit IMS, serta data lainnya yang mendukung penelitian ini.

3.5 Definisi Operasional

1. Pengetahuan PSK adalah segala suatu yang diketahui Pekerja Seks Komersial PSK tentang pengertian InfeksiMenular Seksual IMS, jenis-jenis IMS, cara penularan IMS, yang tidak menularkan IMS, cara mencegah IMS, yang berisiko terkena IMS, tanda dan gejala IMS, dan akibat buruk jika terkena IMS. 2. Sikap PSK adalah reaksi atau respon Pekerja Seks Komersial PSK tentang risiko penularan Infeksi Menular Seksual IMS, pencegahan IMS, melakukan pemeriksaan Laboratorium dan cara melakukan pengobatan IMS yang benar dalam bentuk pernyataan denganmenggunakan skala Likert.

3.6. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk menguji keterandalan kuesioner yang diberikan kepada responden, dimana uji validitas dan reabilitas ini dilakukan kepada 10 orang yang mempunyai kriteria sama dengan responden di wilayah puskesmas Tanjung Morawa. Menurut Singarimbun, 1995 Item kuesioner dikatakan valid bila nilai r tiap item lebih besar dari nilai r tabel 0,632. Sementara item kuesioner dikatakan reliabel karena r Cronbach’s Alpha 0,943 lebih besar dari nilai r tabel 0,632. 3.7. Aspek Pengukuran 3.7.1. Pengetahuan PSK Item pertanyaan tentang pengetahuan berjumlah 10 pertanyaan. Sebelum menentukan kategori baik, cukup, kurang baik terlebih dahulu menentukan kriteria tolak ukur yang akan dijadikan pengukuran pengetahuan kemudian masing-masing kuesioner diberi skor. Dimana untuk pertanyaan 1, 6, nilai jawaban yang benar diberi skor 2, jawaban yang mendekati benar diberi skor 1, dan jawaban yang salah diberi skor 0. Dan untuk pertanyaan 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10 setiap item jawaban mendapat nilai 1, jika menjawab ≥ 3 diberi skor 3. Sehingga untuk keseluruhan jawaban skor maksimal yang dapat dicapai oleh responden adalah 28 dan skor minimal adalah 0. Berdasarkan jumlah skor yangdiperoleh maka pengetahuan responden dapat dikategorikan sebagai berikut : Pratomo dan Sudarti, 1986 1. Pengetahuan Baik, jika skor jawaban responden yang dicapai 75 - 100 dari skor maksimal, dengan interval nilai 22 – 28. 2. Pengetahuan Cukup, jika skor jawaban responden yang dicapai 40 - 75 dari skor maksimal, dengan interval nilai 11 - 21. 3. Pengetahuan Kurang, jika skor jawaban responden yang dicapai 40 dari skor maksimal, dengan interval nilai 0 – 10.

3.7.2. Sikap PSK

Aspek pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari 5 kategori yaitu : SS Sangat Setuju, S Setuju, N Netral, TS Tidak Setuju, STS Sangat Tidak Setuju Hidayat, 2009. Sikap diukur melalui 10 pernyataan dengan memberikan skor terhadap kuesioner dan memberikan bobot penilaian yaitu : 1. Untuk pernyataan positif nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 - SS :Sangat Setuju, skor 5 - S : Setuju, skor 4 - N : Netral, skor 3 - TS : Tidak Setuju, skor 2 - STS : Sangat Tidak Setuju, skor 1 2. Untuk pernyataan negatif nomor 8, 9, 10 - SS :Sangat Setuju, skor 1 - S : Setuju, skor 2 - N : Netral, skor 3 - TS : Tidak Setuju, skor 4 - STS : Sangat Tidak Setuju, skor 5 Sehingga skor tertinggi responden yang dapat dicapai adalah 50 dan skor terendah adalah 10. Maka berdasarkan jumlah yang diperoleh responden dapat dikategorikan sebagai berikut : Pratomo dan Sudarti, 1986 1. Baik, jika skor jawaban responden 75 dari total skor, dengan interval nilai 41 – 50. 2. Cukup, jika skor jawaban responden 40 - 75 dari total skor, dengan interval nilai 26 – 40. 3. Kurang baik, jika skor jawaban responden 40 dari total skor, dengan interval nilai 10 - 25 3.8. Teknik Pengolahan dan Analisa Data 3.8.1. Teknik Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut : 1. Editing pemeriksaan data. Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara kembali terhadap responden 2. Coding pemberian kode Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual. 3. Tabulating Memindahkan data dari daftar pertanyaan ke dalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan. 3.8.2..Analisis Data Analisis data dilakukan dengan cara mendeskriptifkan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap Pekerja Seks Komersial PSK tentang Infeksi Menular Seksual IMS di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Tahun 2010.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. SP2S Yayasan Solidaritas Perempuan Pekerja Seks Yayasan Solidaritas Perempuan Pekerja Seks SP2S adalah sebuah organisasi swadaya masyarakat NGO berbentuk yayasan dan bersifat Nirlaba, didirikan tanggal 18 September 2001 di wilayah Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara. SP2S merupakan sebuah lembaga yang konsen dalam memberikan informasi tentang bahayanya IMS dan HIVAIDS bagi para PSK, justru akan lebih berusaha untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada proses pendekatan kepada Stake Holders yang ada di lokasi dan secara langsung akan mendekati PSK secara individu untuk melakukan penggalian informasi yang detail tentang masalah yang dihadapi terutama masalah kesehatannya melalui kegiatan pendampingan dan penjangkauan, tukar menukar informasi dan teknologi, guna meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Adapun cakupan wilayah kerja SP2S meliputi Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai. Untuk Kabupaten Deli Serdang meliputi Bandar Baru, Sembahe dan Sikeci-keci, sedangkan untuk Kabupaten Serdang Bedagai meliputi Warung Bebek Firdaus Sei Rempah dan Warung Bubur Naga Kesiangan.

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Pekerja Seks Komersial Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Tahun 2012

4 47 154

Hubungan Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 80 120

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Pengaruh edukasi tentang penyakit menular seksual [PMS] terhadap pengetahuan dan sikap pekerja seks komersial [PSK] jalanan Yogyakarta tahun 2006.

0 0 76

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 22

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 3 3

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial Dengan Pemanfaatan Klinik Ims Dan Tindakan Pencegahan Infeksi Menular Seksual Di Di Lokasi Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 26