Identifikasi Tumbuhan Jenis-jenis Tumbuhan Obat

Metode Kuadrat Penentuan plot pengamatan di kawasan hutan dilakukan dengan metode Purposive Sampling yaitu ditentukan dengan sengaja daerah yang akan diamati, dengan membuat plot tunggal dengan ukuran 1 ha di dua lokasi yang berbeda yang diduga memiliki keanekaragaman tumbuhan obat yang tinggi dan membuat jalur-jalur pengamatan yang berukuran 20 m x 50 m dan didalamnya dibuat sub plot 10 m x 10 m yang digunakan sebagai data untuk mengetahui kelimpahan tumbuhan obat di alam dan dikoleksi tumbuhan yang berada di dalam sub plot, dihitung jumlah spesies yang terdapat di dalam plot Lampiran 2. Pengukuran Faktor Fisik Pada setiap lokasi pengamatan dilakukan pengukuran faktor fisik yang meliputi ketinggian dan ordinat dengan menggunakan GPS Global Positioning System, suhu udara dengan menggunakan termometer, suhu tanah dengan soil termometer, kelembaban udara dengan menggunakan hygrometer, kelembaban dan pH tanah dengan soil tester. Di Laboratorium

a. Pembuatan Spesimen Herbarium

Koleksi tumbuhan dari lapangan dibuka kembali kemudian kertas koran diganti yang baru. Koleksi disusun sedemikian rupa dalam lipatan kertas koran untuk dikeringkan dalam oven pengeringan dengan suhu ± 60 C selama 24 jam sampai spesimen kering, dijahit atau dimonting pada kertas karton berwarna putih dengan ukuran 30 x 40 cm dan diberi label gantung.

b. Identifikasi Tumbuhan

Spesimen yang telah kering diidentifikasi di Herbarium MEDANENSE MEDA USU Lampiran 4 dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1 Plant Classification Benson , 1957. 2 Collection of Illustrated Tropical Plant Corner dan Watanabe 1969. 3 Flora Van Steenis, 1987. 4 Weeds of Rice in Indonesia Soerjani, Kostermans dan Tjitrosoepomo, 1987. 5 Fern of Malayan in Colour Piggot 1988. 6 Tumbuhan Monokotil Sudarnadi, 1995. 7 The Genera of Araceae Mayo, Bogner dan Boyce, 1997. 8 Prosea, Plant Resources of South-East Asia No 12 2 Valkenburg dan Bunyapraphatsara, 2002. 9 Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta Gembong, 2004. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis-jenis Tumbuhan Obat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kawasan Suaka Margasatwa Siranggas Kabupaten Pakpak Bharat, diperoleh 49 jenis tumbuhan obat yang dipergunakan dalam pengobatan tradisional. Jenis-jenis tumbuhan obat yang diperoleh dikelompokkan ke dalam dua divisi, dan 33 famili. Pteridophyta terdiri dari satu kelas yaitu Filicinae dengan 2 jenis dan Spermatophyta dengan dua kelas yaitu kelas Monocotyledoneae 12 jenis dan Dicotyledoneae 35 jenis Tabel 4.1. Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa famili yang paling banyak ditemukan dari kelas Monocotyledoneae yaitu Arecaceae, Zingiberaceae masing-masing 3 jenis dan kelas Dicotyledoneae yaitu Fabaceae 4 jenis, diikuti Piperaceae, Rubiaceae masing-masing 3 jenis. Famili-famili tersebut banyak dipergunakan oleh suku Pakpak tidak hanya sebagai tumbuhan obat tetapi juga sebagai sayuran contohnya Parkia speciosa dan Pithecellobium dulce, gulma berduri Mimosa pudica, Arecaceae sebagai pewarna, serta campuran makan sirih Areca catechu, Rubiaceae sebagai tanaman hias serta untuk minuman, dan Zingiberaceae sebagai bumbu masak dan tanaman hias. Menurut Tjitrosoepomo 2004, Fabaceae merupakan satu di antara tiga suku terbesar yang termasuk tumbuhan berbiji tertutup Angiospermae yang meliputi lebih dari 10.000 jenis yang terbagi dalam 800 genus, tersebar di seluruh permukaan bumi, meliputi daerah-daerah iklim sedang maupun daerah-daerah panas. Ditinjau dari keseluruhan Fabaceae banyak digunakan di dalam kehidupan untuk berbagai macam keperluan seperti penghasil pangan, makanan ternak, bahan industri, bahan bangunan, bahan obat, tanaman hias, pupuk hijau dan lainnya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 4.1 Jenis-jenis Tumbuhan Obat dan Cara Pengkoleksiannya No. Divisi Kelas Famili Nama Ilmiah Pengkoleksian Jelajah Plot 1. Pteridophyta Filicinae Cyatheaceae Cyathea contaminans + - 2. Marrattiaceae Angiopteris evecta - + 3. Spermatophyta Monocotyledoneae Amaryllidaceae Hymenocalis littoralis + - 4. Araceae Homalomena monandra - + 5. Arecaceae Areca catechu + - 6. Areca cf. trianda - + 7. Areca sp. + - 8. Bambusaceae Bambusa sp. - + 9. Costaceae Costus sp. - + 10. Musaceae Musa sp. + - 11. Poaceae Saccharum officinarum + - 12. Zingiberaceae Curcuma xanthorrhiza + - 13. Hedychium coronarium + - 14. Hedychium sp. - + 15. Dicotyledoneae Acanthaceae Pseuderanthemum graciliflorum - + 16. Apiaceae Centella asiatica - + 17. Asteraceae Eupatorium odoratum - + 18. Balsaminaceae Impatiens platypetala + - 19. Begoniaceae Begonia sp. - + 20. Crassulaceae Kalanchoe pinnata + - 21. Euphorbiaceae Macaranga triloba + - 22. Fabaceae Erythrina sp. + - 23. Mimosa pudica + - 24. Parkia speciosa + - 25. Pithecellobium dulce + - 26. Gesneriaceae Aeschynanthus sp. - + 27. Lamiaceae Coleus amboinicus + - 28. Pogostemon cablin + - 29. Lauraceae Cinamomum zeylanicum - + 30. Loranthaceae Scurrula L. + - 31. Malvaceae Sida rhombifolia + - 32. Urena lobata - + 33. Melastomataceae Pogonanthera pulverulenta - + 34. Ptenandra sp. + - 35. Myrsinaceae Ardisia sp. + - 36. Myrsine sp. + - 37. Oxalidaceae Oxalis barrelieri + - 38. Piperaceae Piper betle + - 39. Piper sp. - + 40. Piper umbellatum - + 41. Polygalaceae Polygala paniculata - + 42. Rosaceae Rubus sp. + - 43. Rubiaceae Hedyotis sp. - + 44. Pavetta indica + - 45. Uncaria gambir + - 46. Styracaceae Styrax benzoin - + 47. Urticaceae Pilea sp. + - 48. Vitaceae Vitis gracilis - + 49. Vitis sp. - + Keterangan : + = ditemukan - = tidak ditemukan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Beberapa tumbuhan Fabaceae telah digunakan sebagai pengobatan, seperti bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea yang digunakan sebagai pelancar buang air besar, obat batuk, dan obat demam, batang angsana Pterocarpus indicus digunakan sebagai anti malaria dan anti diare, batang akasia Acacia sp. digunakan sebagai penurun panas dan pembunuh kuman, daun flamboyan Delonix regia digunakan sebagai obat diuretik, cacingan, astrigent mengerut selaput lendir usus sehingga dapat mengurangi pengeluaran cairan Perry, 1980; Anonim, 2000 dalam Tayeb et al., 2011. Sebagian besar tumbuhan Fabaceae mengandung senyawa flavonoid yang efektif menghambat peroksidasi asam linoleat dan mencegah pembentukan anion superoksida, antara lain: quersetin, isorhamnetin dan rhamnazin Tringali, 2001 dalam Tayeb et al., 2011. Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, dapat menghambat banyak reaksi oksidasi secara enzim maupun non enzim. Flavonoid bertindak sebagai penampung dari radikal hidroksi dan superoksida sehingga dapat melindungi membran lipid dari reaksi yang merusak. Aktivitas antioksidannya dapat menjelaskan mengapa flavonoid tertentu merupakan komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan fungsi hati Robinson, 1995 dalam Sjahid, 2008. Selain famili Fabaceae, famili yang jenisnya umum ditemukan adalah Arecaceae, Rubiaceae, Zingiberaceae. Menurut Tjitrosoepomo 2004, famili Arecaceae terdiri dari 200 genus yang keseluruhannya meliputi 4.000 jenis yang sebagian besar tersebar di daerah tropika. Januminro 2000 menambahkan, contoh salah satunya getah dari biji rotan Daemonorops digunakan sebagai penahan keluarnya darah dari luka, daging buah Daemonorops dan Calamus digunakan untuk mencegah sakit perut sedangkan akar rotan jenis Selian dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada ibu yang melahirkan. Menurut Tjitrosoepomo 2004, famili Rubiaceae meliputi tidak kurang dari 4.500 jenis yang terbagi dalam 400 genus dan tersebar sebagian besar di daerah beriklim panas. Penelitian Prawiroatmodjo et al., 2006 terdapat dua jenis dari famili Rubiaceae yaitu Gardenia jasminoides yang digunakan sebagai obat sariawan dan Lasianthus sp., sebagai obat sesak nafas. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Rukmana 1994 dalam Miranti, 2009. Zingiberaceae meliputi 47 genus dari 1.400 jenis yang tersebar luas di daerah tropik dan subtropik. Terdapat 13-17 jenis temu-temuan yang dipakai dalam obat tradisional. Penelitian Prawiroatmodjo et al., 2006 menyatakan terdapat tujuh jenis famili Zingiberaceae yang digunakan sebagai obat pada masyarakat lokal di Pulau Wawonii yaitu Amomum aculateum sebagai obat mempercepat matangnya bisul, Amomum compactum sebagai obat perawatan paska persalinan, tonikum, Curcuma domestica sebagai obat mual- mual, Languas galanga sebagai obat sakit kulit panu, dan Zingiber purpureum sebagai obat kudis. Menurut penelitian Mumpuni 2004, di Kawasan Hutan Tangkahan TNGL Sumatera Utara di peroleh 84 jenis tumbuhan obat yang dikelompokkan ke dalam empat divisi dan 46 famili. Divisi tersebut yaitu Fungi dari kelas Basidiomycetes satu jenis, Bryophyta dari kelas Musci satu jenis, Pteridophyta dari kelas Filicinae dua jenis, Spermatophyta dari kelas Monocotyledoneae 19 jenis dan kelas Dycotyledoneae 61 jenis. Jenis yang paling banyak dipergunakan adalah dari famili Zingiberaceae 10 jenis, Rubiaceae 8 jenis, Euphorbiaceae 5 jenis. Menurut Syafrinal 1996 diperoleh tumbuhan obat yang ditemukan di Cagar Alam Sibolangit Sumatera Utara dikelompokkan kedalam dua divisi dan 35 famili, yaitu Pteridophyta 5 jenis dan Spermatopyhta 62 jenis. Jenis yang paling banyak dipergunakan adalah dari famili Poaceae dan Leguminoceae masing-masing lima jenis.

4.2 Kegunaan Jenis Tumbuhan Obat.