2.1.3.2 Jenis Motivasi
Atas dasar asal dorongan, motivasi dapat dibedakan menjadi dua Ismail dan Prawironegoro, 2009 : 41 yaitu :
1 Intrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa faktor-faktor yang berasal dari dalam dirinya. Faktor-faktor
intrinsik dalam diri seseorang itu adalah nilai-nilai hidup yang dihayati dengan sepenuh jiwa. Misalnya hidup untuk bekerja,
bekerja adalah dalam rangka ibadah, atau bekerja adalah jati diri, sikap hidup pantang menyerah dan lain sebagainya.
2 Extrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa faktor-faktor dari luar diri. Faktor pendorong yang berasal dari luar
diri manusia misalnya harapan akan karir, gaji, bonus dan penghargaan masyarakat.
Tingkatan motivasi kerja seseorang akan berbeda satu dengan lainnya tergantung seberapa tinggi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dapat
mempengaruhi perilakunya. Namun peningkatan motivasi dapat dilakukan dengan pelatihan-pelatihan motivasi dalam rangka penyegaran dan penyadaran kembali
arti penting untuk apa seseorang bekerja. Karyawan dengan motivasi tinggi akan lebih mudah diajak bersama-sama mencapai tujuan perusahaan. Maka menjadi
kewajiban manajemen untuk menjaga motivasi berprestasi karyawan dan para manajer.
2.1.4. Komitmen Organisasi
Organisasi sering dipahami sebagai suatu kelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan
atau sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan. Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut
sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan dapat dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan
transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan. Berdasarkan Kepmendagri 13 tahun 2006 organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala
daerahwakil kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah. Menurut Griffin, komitmen organisasi adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang
individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota
sejati organisasi. Komitmen organisasi yang kuat ataupun tinggi akan mendorong seorang individu untuk berusaha mencapai tujuan organisasi serta juga
meningkatkan kinerja yang tinggi. Menurut Fred Luthans 2006: 249, komitmen organisasi didefinisikan
sebagai “suatu keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan
tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”. Seorang individu yang ingin menetap dalam organisasi karena keinginannya sendiri, memiliki keinginan
menggunakan usaha agar sesuai dengan tujuan organisasi. Pada aparat pemerintah daerah, seorang inidividu yang memilki komitmen organisasi yang
tinggi maka dapat menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun anggaran sehingga dapat mencapai target ataupun tujuan anggaran yang telah
ditetapkan oleh organisasi tersebut.
2.1.5. Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Sumatera
Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan operasional di bidang Kesejahteraan Sosial dan
melaksanakan sebagian kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada Gubernur serta Tugas Pembantuan. Kantor Dinas Kesejahteraan dan Sosial
Provinsi Sumatera Utara beralamat di Jalan Sampul No. 138 Medan. Pada mulanya, sebelum terbitnya PP Nomor : 5 Tahun 1958 tanggal 28
Januari 1958 Tentang penyerahan di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial, Instansi Sosial yang ada di daerah Sumatera Utara adalah Inspeksi Sosial
Republik Indonesia ISORI. Penyerahan secara nyata tugas di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial dilakukan pada tanggal 28 Juli 1958 berdasarkan
instruksi bersama Menteri Sosial dan Dewan Pemerintahan Daerah Sumatera Utara Nomor : k 2-17-4 tanggal 14 Mei 1958.
Selaras dengan PP Nomor : 5 Tahun 1958. Kepala Daerah diserahkan dengan status diperbantukan semua Pegawai Negeri, Tanah, Bangunan dan
Inventaris lainnya dalam lingkup kerjadikuasai oleh jawatan bimbingan dan perbaikan sosial ISORI. Provinsi Sumatera Utara menjadi Unsur Pelaksana
Pemerintah Daerah. Perlu dikemukakan bahwa bidang tugas Departemen Sosial pada saat terbit
PP. No. 5 tahun 1958 adalah sebagai berikut: - Research
- Rehabilitasi Penyandang Cacat - Urusan Korban Perang
- Urusan Perumahan - Urusan Transmigrasi
- Urusan Bimbingan dan Perbaikan Sosial
Dengan diterbitkannya PP Nomor : 5 Tahun 1958, urusan yang diserahkan adalah meliputi urusan bimbingan dan perbaikan sosial. Penyerahan tugas tersebut
diserahkan berdasarkan “Azas Desentralisasi atau Azas Tugas Pembantuan”. Tugas yang diserahkan atas azas desentralisasi yang menjadi wewenang
dan tanggungjawab daerah sepenuhnya tugas otonom adalah: a. Penyelenggaraan pusat-pusat penampungan bagi anak-anak terlantar untuk
observasi dan seleksi. b. Penyelenggaraan panti asuhan bagi bayi terlantar.
c. Penyelenggaraan panti asuhan tingkat pertama bagi anak yatim piatu dan anak terlantar.
d. Penyelenggaraan panti asuhan tingkat lanjutan bagi anak yatim piatu yang terlantar.
e. Penyelenggaraan pusat penampungan bagi orang dewasa terlantar dan gelandangan untuk observasi dan seleksi.
f. Penyelenggaraan panti karya tingkat pertama. g. Penyelenggaraan panti karya tingkat lanjutan.
h. Penyelenggaraan rumah perawatan bagi orang jompo. i. Memberi bantuan kepada korban bencana alam.
j. Penyelenggaraan usaha sosial ke arah pemberantasan kemiskinan. k. Pengawasanbimbingan serta pemberian bantuansubsidi kepada organisasi
masyarakat yang menyelenggarakan usaha tersebut di atas. Tugas yang diserahkan atas Azas Bantuan dalam bidang bimbingan dan
perbaikan sosial tersebut adalah sebagai berikut : a. Penyelenggaraan penyuluhan sosial.
b. Penyelenggaraan bimbingan sosial tahap pemberian pengertian, kesadaran dan tuntutan teknis pengembangan swadaya masyarakat.
c. Penyelenggaraan pendidikan tenaga sosial, rehabilitasi berkas hukuman. d. Pengawasanbimbingan kepada organisasi-organisasi masyarakat yang
menyelenggarakan usaha tersebut di atas. e. Penghimpunan bahan untuk dokumentasi dan statistik sosial.
Dalam Pelaksanaan Tugas Bimbingan Sosial, selaras keputusan Menteri Dalam Negeri No.3631977 tentang susunan organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.
2.1.5.1. Visi dan Misi